Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 18
Mobil yang dikendarai Zayn berhenti di sebuah taman kecil daerah pinggiran kota. Sesuai dengan alamat yang diberikan oleh teman Hasha tadi. Hasha langsung melihat Nita yang tengah duduk di bangku panjang sambil mengurut-urut kakinya. Tak ada orang lain di taman itu selain Nita.
"Itu temen Hasha bang!" seru Hasha.
Begitu Zayn menghentikan mobil dipinggir jalan, Hasha langsung keluar.
"Hasha!" Zayn kaget karena Hasha keluar secara tiba-tiba. Untung jalanan sepi dan hampir tidak ada kendaraan yang berlalu lalang di tempat ini. Kalau tidak, cara Hasha yang langsung turun seperti tadi bisa berbahaya.
Zayn melihat calon isterinya itu berlari ke seorang wanita yang duduk di bangku taman. Penampilan wanita itu terlihat jelas dari dari dalam mobil. Saat Hasha mendekati wanita itu dan duduk di sebelahnya, penampilan mereka tampak sangat kontras. Hasha terlihat begitu ceria, menawan, dan bersinar. Sedang temannya itu tampak murung dan tidak menarik. Wajahnya lumayan cantik, hanya saja tidak ada daya tariknya. Pakaian yang Hasha kenakan pun walau sudah terbilang cukup sederhana, tapi masih tetap jauh harganya jika dibandingkan dengan yang dikenakan oleh wanita itu. Zayn menyimpulkan kalau wanita itu memang serba berkekurangan.
Hasha-nya sangat baik dan polos, pastilah dia tergerak membantu temannya yang menyedihkan itu.
Zayn terus memperhatikan Hasha berbicara pada temannya itu. Sesekali menunjuk ke arah mobilnya. Sesaat kemudian ia lihat Hasha membantu wanita itu berdiri dan memapahnya mendekati mobilnya.
Zayn menurunkan kaca mobilnya begitu Hasha dan temannya itu sampai. Wanita itu menunduk malu ketika tatapannya bertemu dengan tatapan Zayn yang dingin. Tatapan pria itu nanti berubah ketika menatap Hasha.
"Jangan langsung lari kayak tadi. Kalau ada kendaraan yang tiba-tiba lewat gimana? Kamu mau aku jadi duda stres sebelum kita menikah?"
Hasha melotot. Dasar Zayn! Nita kan jadi tahu kalau dia sudah mau menikah. Hasha jadi malu ke Nita.
"Bang Zayn, kenalin ini temen Hasha namanya Nita." Hasha tidak menghiraukan ucapan Zayn tadi dan memperkenalkan Nita pada pria itu. Zayn hanya menatapnya sekilas, karena sama sekali tak tertarik untuk mengenalnya.
"Nit, laki-laki ini namanya bang Zayn. Sahabatnya abang aku."
"Ha .. halo bang Zayn," Nita menyapa Zayn malu-malu. Ia belum pernah melihat laki-laki setampan ini sebelumnya. Ini pertama kalinya dan Nita diam-diam mengagumi pria itu. Mobilnya juga bagus sekali, pasti mahal. Nita belum pernah naik mobil seperti ini.
Hasha tidak pernah bilang latar belakangnya dari keluarga yang bagaimana. Tapi Nita pernah beberapa kali melihat ada mobil mahal yang menjemputnya. Kalau background Hasha anak orang kaya, Nita iri sekali.
Zayn tidak membalas sapaan Nita. Hasha gemas jadinya. Kan dianya yang malu dan merasa gak enak sama Nita.
"Bang, bisa sekalian kita anterin temen aku pulang setelah anterin bunga pesanan orang kan?" Hasha bertanya, wajahnya memelas, sesekali ia memasang puppy eyes-nya menatap Zayn. Imut sekali. Bagaimana Zayn bisa menolak coba?
"Masuk cepet."
"Siap bang!" Zayn terkekeh.
Hasha membantu Nita masuk dan duduk di jok belakang.
"Kamu pindah ke depan sayang," kata Zayn lembut. Hasha malu pada Nita saat Zayn menyebut kata sayang.
"Hasha di sini aja bang. Temenin Nita."
"Aku bukan sopir sweety, kamu mau dapat hukuman kayak tadi atau mau pindah di depan?" ancaman Zayn langsung membuat Hasha mati kutu.
"Nit, aku duduk di depan ya." Nita menganggukkan kepala dan Hasha buru-buru pindah ke depan.
Zayn tersenyum mengacak-acak rambut Hasha.
"Kamu manis sekali kalau patuh."
Zayn tidak peduli ada orang lain di dalam mobil tersebut. Sesaat kemudian mobil tersebut melaju meninggalkan tempat itu.
Sepanjang perjalanan suasana hening sekali. Hasha ketiduran. Zayn fokus menyetir. Sedang Nita terus mencuri-curi pandang ke Zayn. Ia penasaran darimana Hasha kenal laki-laki dengan tampang bak artis papan atas itu. Apakah salah kalau dia bermimpi menginginkan pria seperti itu hadir dalam hidupnya.
"Hasha sudah tertidur, dia sudah capek seharian ini, aku tidak ingin membangunkannya. Kau saja yang mengantar bunga-bunga itu, bisa kan? Lagi pula itu memang pekerjaanmu, bukan Hasha." Zayn angkat suara. Menatap Nita dari spion tengah.
"Ah, iya. Maaf bang, sa ... Saya sudah merepotkan Hasha." ucap Nita tidak enak. Dia tidak ketahuan menatap pria itu diam-diam kan?
"Lain kali jangan merepotkan calon istriku lagi. Apalagi malam-malam begini." balas Zayn tegas. Dia akan menjadi sosok yang sangat dingin pada orang lain.
Nita memaksakan seulas senyum lalu menganggukkan kepala.
"Satu lagi, jangan memanggilku abang. Hanya Hasha yang kuperbolehkan memanggilku begitu." tambah Zayn mempertegas.
Nita sungguh malu sekali. Suasana berubah menjadi sangat canggung. Bahkan saat mereka sampai ke tempat orang yang memesan bunga tersebut, laki-laki itu tidak membantunya yang agak kesulitan turun karena kakinya yang sakit. Tapi mau apa lagi, sudah bagus calon suaminya Hasha mau mengantarnya. Apalagi statusnya dibandingkan laki-laki itu sangat rendah.
Apakah Hasha juga berasal dari kalangan sederhana yang hanya beruntung dicintai oleh laki-laki kaya dan tampan itu? Apa suatu hari nanti dia juga bisa mendapatkan laki-laki seperti itu? Atau jangan-jangan laki-laki itu memang jodohnya? Seperti di film-film, saat sahabat pemeran utama memperkenalkan pacarnya ke temannya, pacarnya malah berubah jatuh cinta ke temannya itu.
Nita sungguh memimpikan yang seperti itu bisa terjadi di dunia nyata. Sungguh, dia tidak mau lagi hidup melarat dan memiliki status rendah. Dia ingin mendapatkan laki-laki yang mapan, plus tampan seperti laki-laki di depannya ini.
"Di mana tempat tinggalmu?" suara datar itu kembali terdengar.
"Mm?"
"Aku tanya di mana rumahmu?" bunga sudah diantarkan, sekarang tinggal mengantarnya pulang.
Dalam hatinya Nita masih tidak rela. Dia masih ingin lebih lama lagi melihat pria itu.
"Ah, lu-lurus saja kira-kira lima ratus meter." jawab Nita.
Suasana kembali hening. Nita kembali mencuri-curi pandang ke Zayn dari kaca spion. Ia melihat pria itu menatap ke Hasha sesekali lalu tersenyum. Sesekali tangan Zayn terulur mengusap-usap kepala Hasha.
Nita merasa cemburu. Dia ingin sekali berganti posisi dengan Hasha. Siapa coba perempuan yang tidak ingin diperlakukan semanis itu.
"Ini sudah lima ratus meter, katakan aku harus berhenti di mana?"
"Di- di depan sana. Pagar hijau." Nita dengan random menunjuk sebuah rumah sederhana. Kalau di mata Zayn sih itu rumah agak kumuh. Tapi dia sama sekali tidak peduli. Toh tidak ada hubungan sama sekali dengan dia.
Setelah Nita turun dari mobil, Zayn langsung melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu. Nita kecewa. Dia bahkan belum sempat mengucapkan terimakasih.
punya sahabatpun mau diembat.
cari yg lain...
disitu ada ulat lagi...nita