NovelToon NovelToon
Dimensi Rakaluna

Dimensi Rakaluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Zoreyum

Seorang penjual keliling bernama Raka, yang punya jiwa petualang dan tidak takut melanggar aturan, menemukan sebuah alat kuno yang bisa membawanya ke berbagai dimensi. Tidak sengaja, ia bertemu dengan seorang putri dari dimensi sihir bernama Aluna, yang kabur dari kerajaan karena dijodohkan dengan pangeran yang tidak ia cintai.

Raka dan Aluna, dengan kepribadian yang bertolak belakang—Raka yang konyol dan selalu berpikir pendek, sementara Aluna yang cerdas namun sering gugup dalam situasi berbahaya—mulai berpetualang bersama. Mereka mencari cara untuk menghindari pengejaran dari para pemburu dimensi yang ingin menangkap mereka.

Hal tersebut membuat mereka mengalami banyak hal seperti bertemu dengan makhluk makhluk aneh dan kejadian kejadian berbahaya lainnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoreyum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menuju Tempat Aman

Raka dan Aluna terus menuruni tebing dengan hati-hati, meskipun napas mereka semakin berat. Jalur yang licin dan terjal memaksa mereka memperlambat langkah, dan Raka hampir terpeleset lebih dari sekali. Alat dimensi masih berada dalam genggamannya, tapi dia mulai menyadari bahwa benda itu tidak akan menjadi penyelamat kali ini.

"Kita nggak bisa terus berlari seperti ini, kan?" tanya Raka dengan nada terengah. Ia mulai lelah, dan meski ketakutan terus mendorongnya untuk tetap bergerak, tubuhnya semakin sulit untuk mengikuti.

“Kita harus,” jawab Aluna singkat, matanya fokus pada jalur di depan mereka. Meskipun dia terlihat lebih tenang dan terlatih, Raka bisa merasakan bahwa bahkan Aluna mulai merasa tegang. “Jika mereka tidak menemukan kita di sini, mereka akan mencari di tempat lain. Kita harus menemukan tempat yang aman untuk bersembunyi.”

Raka menelan ludah, merasakan tenggorokannya kering. “Tempat yang aman? Tempat seperti apa yang aman di dunia sihir ini? Aku bahkan nggak tahu apa yang bisa dianggap normal di sini.”

Aluna menatapnya sekilas, ekspresi wajahnya sedikit melunak. “Aku tahu beberapa tempat... kita hanya perlu keluar dari wilayah hutan ini. Ada sebuah desa di kaki bukit, kita bisa bersembunyi di sana.”

“Desa?” Raka terkejut. “Kita bakal sembunyi di desa? Bagaimana kalau mereka mengenalimu?”

Aluna berhenti sejenak di satu titik yang lebih landai, mengatur napas sebelum menjawab. “Desa itu penuh dengan orang-orang yang tidak terlalu peduli dengan urusan kerajaan. Mereka hidup di pinggiran dimensi ini, jauh dari politik istana. Tidak ada yang akan memperhatikan kita jika kita menyamar dengan baik.”

Raka mengerutkan kening. “Menyamar? Maksudmu aku harus berpakaian seperti orang-orang sihir? Pakai jubah atau semacamnya?”

Aluna tersenyum kecil, meski jelas sekali senyuman itu dipaksakan di tengah ketegangan. “Mungkin kita akan mencari jubah untukmu... tapi untuk sekarang, fokus saja pada langkahmu. Kita hampir sampai.”

Raka hanya mengangguk, meski dalam hati masih merasa bingung dan ragu. Ia tidak pernah membayangkan dirinya harus bersembunyi di dimensi lain, apalagi menyamar seperti penduduk dunia sihir. Semuanya terlalu cepat dan terlalu aneh baginya. Namun, dalam situasi seperti ini, dia tahu bahwa dia tidak punya banyak pilihan selain mengikuti Aluna.

Setelah beberapa menit lagi menuruni tebing dengan susah payah, mereka akhirnya mencapai dasar bukit. Hutan di sini lebih lebat, dengan pepohonan besar yang tinggi menjulang dan akar-akar yang mencuat dari tanah, membuat jalan semakin sulit dilalui. Aluna terus melangkah tanpa ragu, dan Raka berusaha sekuat tenaga untuk tetap mengikuti langkahnya.

Namun, ketika mereka sampai di sebuah titik yang lebih terbuka, Aluna tiba-tiba berhenti. Tangannya terangkat, memberi isyarat kepada Raka untuk berhenti juga.

"Ada apa lagi?" bisik Raka, meskipun dia tidak melihat apa-apa yang mencurigakan di sekitarnya.

Aluna menatap lurus ke depan, ke arah sekelompok semak-semak yang tampak bergoyang sedikit, meski angin tidak berhembus. “Kita tidak sendirian,” katanya pelan. “Ada sesuatu di depan.”

Raka mengerutkan kening dan mulai mengintip ke arah yang ditunjukkan Aluna. “Tunggu... sesuatu? Maksudmu, binatang buas?”

Aluna menggeleng pelan. “Bukan binatang... lebih seperti penjaga hutan.”

“Penjaga hutan? Apa itu seperti satpam?” Raka masih bingung, tapi nada serius di suara Aluna membuatnya merasa sedikit lebih khawatir.

Penjaga hutan yang dimaksud Aluna adalah makhluk magis yang biasanya menjaga batas wilayah tertentu di dimensi sihir. Mereka bukan bagian dari kerajaan, tapi tugas mereka adalah memastikan bahwa tidak ada yang melanggar aturan alam atau membahayakan keseimbangan magis di wilayah yang mereka lindungi.

“Kita harus berhati-hati. Penjaga hutan biasanya tidak agresif, tapi mereka bisa melaporkan keberadaan kita ke kerajaan jika merasa ada ancaman.”

“Lapor ke kerajaan? Jadi, kita dalam bahaya lagi?” Raka berbisik, merasa ketakutan mulai kembali melanda. Rasanya seperti tidak ada tempat yang benar-benar aman di dimensi ini.

“Belum tentu,” jawab Aluna dengan nada datar. “Jika kita bisa melewati mereka tanpa menarik perhatian, mereka tidak akan melakukan apa-apa.”

Mereka berdiri dalam keheningan, menunggu pergerakan dari semak-semak di depan mereka. Raka merasa jantungnya berdetak lebih kencang, seolah-olah tubuhnya tahu bahwa mereka berada di ambang bahaya lain.

Akhirnya, semak-semak itu berhenti bergoyang, dan keheningan melingkupi hutan. Aluna menarik napas dalam-dalam dan memberi isyarat kepada Raka untuk mulai bergerak lagi, kali ini lebih perlahan dan hati-hati. Mereka melangkah di antara pepohonan, mencoba tetap secepat mungkin namun tanpa membuat suara yang mencurigakan.

Namun, baru beberapa langkah, Raka merasa kakinya menginjak sesuatu yang keras. “Apa ini...?” gumamnya tanpa sadar, sebelum ia sadar bahwa ia baru saja menginjak ranting besar yang patah.

“Krak!”

Suara ranting itu bergema di udara, dan Raka merasakan seluruh tubuhnya membeku. Mata Aluna langsung melebar, dan ia berbalik cepat ke arah Raka, tapi sudah terlambat.

Dari balik semak-semak, muncul dua sosok besar berwujud humanoid, tapi jelas bukan manusia. Mata mereka bercahaya hijau, tubuh mereka dipenuhi kulit kayu, dan tangan mereka bersinar dengan energi magis yang jelas-jelas tidak bersahabat.

“Penjaga hutan...” bisik Aluna dengan nada cemas.

“Kita lari lagi?” tanya Raka, suaranya bergetar ketakutan.

“Kita tidak akan bisa lari kali ini...” jawab Aluna dengan nada lebih tegas. Ia mulai bergerak ke depan, berdiri di antara Raka dan dua makhluk itu. “Biar aku yang bicara. Jangan lakukan apa-apa.”

Raka mengangguk pelan, meski rasa paniknya semakin memuncak. Dia belum siap untuk menghadapi makhluk magis yang tampak seperti monster pohon. Tapi dalam hatinya, dia tahu satu hal—ini adalah dunia Aluna, dan jika ada yang tahu bagaimana cara menghadapi masalah ini, itu adalah dia.

Aluna mengangkat tangannya dengan hati-hati, berbicara dalam bahasa sihir yang tidak dipahami Raka. Kedua penjaga hutan itu berhenti mendekat, tapi mata mereka masih menatap dengan waspada. Raka hanya bisa menahan napas, berharap Aluna tahu apa yang dia lakukan.

---

1
Delita bae
hadir semangat😁💪💪💪🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!