"Cuma karna I-Phone, kamu sampai rela jual diri.?" Kalimat julid itu keluar dari mulut Xander dengan tatapan mengejek.
Serra memutar malas bola matanya. "Dengar ya Dok, teman Serra banyak yang menyerahkan keperawanannya secara cuma-cuma ke pacar mereka, tanpa imbalan. Masih mending Serra, di tukar sampa I-Phone mahal.!" Serunya membela diri.
Tawa Xander tidak bisa di tahan. Dia benar-benar di buat tertawa oleh remaja berusia 17 tahun setelah bertahun-tahun mengubur tawanya untuk orang lain, kecuali orang terdekatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
"Aku mau iphone 15 Pro Max, Dok.! Dokter sanggup nggak bayar aku pakai iphone itu.?" Remaja cantik pemilik bulu mata lentik itu sedang melakukan transaksi ilegal dengan seorang pria dewasa yang berprofesi sebagai Dokter spesialis bedah.
Xander menyeringai, dia meraih gelas didepannya dan meneguk wine sampai habis tak tersisa.
Sial.!! Dokter tampan itu sangat menggoda ketika meneguk wine sampai tandas. Otot-otot tangannya tampak keras ketika mengangkat gelas. Remaja itu susah payah menelan ludahnya. Tubuhnya mendadak panas dingin membayangkan pria bertubuh kekar itu menggagahinya.
Dia masih perawan, tapi pengetahuannya soal hubungan sex setara dengan orang-orang yang berpengalaman. Masalahnya, hampir setiap hari dia menonton video-video panas dan mempelajarinya. Sejak trend ponsel mahal di sekolah, dia bertekad melakukan apapun demi memiliki ponsel itu seperti teman-temannya. Dia mendapat ide gila agar menjadi simpanan Om-Om dari teman sebangkunya yang juga menjadi wanita simpanan sejak 5 bulan lalu. Sekarang teman sebangkunya itu sudah punya I-Phone, hasil jual di ri.
"Gimana Dok, mau nggak.?" Tanya remaja bernama Serra. Dia tampak tidak sabar mendengar jawaban pria di depannya. Menjadi simpanan pria tampan tidak akan rugi menurut Serra. Dia bisa menganggap Dokter itu sebagai pacarannya, jadi kesan menjual dirinya tidak begitu mencolok. Apalagi dia mendengar jika Dokter tampan itu belum menikah, tapi sudah bertunangan dengan seorang pramugari.
Bukannya menjawab, Xander malah mengambil rokok dan menyulutnya. Serra tampak geram karena merasa dipermainkan. Dia susah payah minta ijin keluar malam-malam untuk menemui pria itu di club, tapi hasilnya malah seperti ini.
"Dok, Dokter serius nggak sih cari sugar baby.?!" Geram Serra dengan bibir mengerucut. Matanya yang membulat bulat tampak cantik. Xander menarik tipis sudut bibirnya sembari membuang kepulauan asap dari mulutnya.
Serra mengisahkan tangannya ketika kepulan asap rokok itu berkumpul di wajahnya. "Sinting ni Dokter.!" Umpat Serra pelan. Kalau bukan gara-gara iphone, mana mau dia berbasa-basi dengan pria seperti Xander.
"Cuma karna iphone, kamu sampai rela jual diri.?" Kalimat julid itu keluar dari mulut Xander dengan tatapan mengejek.
Serra memutar malas bola matanya. "Dengar ya Dok, teman Serra banyak yang menyerahkan keperawanannya secara cuma-cuma ke pacar mereka, tanpa imbalan. Masih mending Serra, ditukar sama iphone mahal.!" Serunya membela diri.
Tawa Xander tidak bisa di tahan. Dia benar-benar di buat tertawa oleh remaja berusia 17 tahun setelah bertahun-tahun mengubur tawanya untuk semua orang.
"Ck.!! Apanya yang lucu.?!" Protes Serra karna Xander malah menertawakannya.
"Nggak ada yang mending, keduanya salah.!" Sahut Xander dengan tegas.
Mulut Serra komat-kamit, ingin rasanya dia mencaci maki pria di depannya dengan kata-kata kasar. Kalau sudah tau salah, lalu kenapa Xander mencari wanita untuk di jadikan simpanan. Serra tidak habis pikir pada pria bergelar Doktor itu, mungkin otaknya sudah korslet karna stress harus melakukan operasi setiap hari pada pasien-pasiennya.
"Dok, kalau nggak niat cari simpanan nggak usah berlagak butuh.! Buang-buang waktu ku saja.!" Sewot Serra. Wajah kesalnya malah tampak lucu, membuat Xander menggeleng pelan.
"Saya cari yang berpengalaman, bukan perawan yang nggak bisa apa-apa kaya kamu." Ucapan Xander terdengar meremehkan, padahal dia memang ingin cari yang berpengalaman agar tidak perlu susah-susah mengajarinya bagaimana cara memuaskan.
"Dokter bilang apa tadi.? Dari mana Dokter tau kalau saya nggak bisa apa-apa.? Dicoba saja belum.!" Gerutu Serra yang merasa di remehkan.
"Dengar ya Dok, Serra bisa gaya WOT, gaya doggy, gaya kucing, gaya cicak, sampai gaya helikopter yang lagi viral pun Serra bisa.!" Sebut Serra dengan menggebu-gebu.
Beberapa orang yang berada di sekitar mereka tampak menoleh. Perkataan Serra menarik perhatian pengunjung club yang mendengarnya.
Xander menundukkan wajah sambil memijat pelipisnya. Bocah ingusan itu membuatnya malu.
Xander menyambar ponsel dan kunci mobilnya di atas meja, lalu beranjak dari duduknya. Serra melotot melihat Xander akan pergi begitu saja.
"Dok, mau kemana.?! Kita belum ada kesepakatan.!" Omel Serra sambil mengikuti langkah lebar sang Dokter. Tubuh mungilnya tertinggal lumayan jauh. Serra mengikuti Dokter iy sampai ke basement. Dia tercengang melihat Xander berdiri disebelah mobil Lamborghini hitam mengkilap.
Gila.! Dokter tampan kaya raya seperti itu tentu tidak akan Serra sia-sia kan. Jika perlu, dia akan memohon di kakinya agar dijadikan simpanan.
"Masuk.!" Suara bass Xander membuyarkan lamunan Serra. Wanita itu melihat Xander sudah membuka pintu di samping kemudi.
Tanpa diminta 2 kali, Serra langsung lari dan masuk ke dalam mobil mahal itu. Dia merasa sedang berada di atas awan ketika me duduki kursi mobil tesebut.
"Tutup mulutmu, liur mu menetes kemana-mana." Seloroh Xander yang sudah duduk di depan kemudi.
Serra reflek menutup dan mengusap mulutnya meski dia tau jika Xander hanya bercanda.
"Dokter lebih kaya dari yang aku bayangkan." Puji Serra takjub. Sepertinya Xander bukan sembarang Dokter.
"Jadi bagaimana.? Setuju kan.? Aku cuma mau I-Phone, janji nggak minta macem-macem." Bujuk Serra memohon.
Xander menoleh, netranya memindai Serra dari ujung kepala sampai kaki. "Saya review dulu." Ucapnya singkat.
Kening Serra mengkerut. "Review.? Maksudnya Dokter mau liat tubuhku dulu.? Enak saja.!" Serra menolak mentah-mentah. Dia tidak mau dirugikan. Bagaimana kalau Xander tidak menjadikannya simpanan setelah mereview. Rugi dong.!
"Saya transfer 5 juta sekarang, kamu cukup telan jang di depan saya." Xander memberikan kompensasi. Hanya dengan telan jang di depannya, Serra sudah bisa menghasilkan uang 5 juta. Mana mungkin dia menolak.
"Sekarang.?" Seru Serra semangat. Dia mengeluarkan ponsel dan menyodorkan nomor rekeningnya pada Xander. "Transfer ke sini Dok." Pintanya.
Xander dibuat geleng-geleng kepala. Dia mengoperasikan ponsel mahalnya dan memasukkan deretan angka nomor rekening Serra di aplikasi Bankingnya.
Serra menjerit begitu melihat notifikasi uang masuk ke rekeningnya sebesar 5 juta. Demi apa, dia belum pernah punya uang sebanyak itu seumur hidupnya.
Serra menyimpan ponselnya di dalam tas. "Makasih loh Dok, baru kali ini aku punya uang 5 juta." Kata Serra dengan senangnya. Dia tampak tidak menyesal memperlihatkan tubuh polosnya yang ditukar dengan uang.
Xander hanya diam, dia memperhatikan Serra yang mulai menurunkan resleting dressnya dengan berani dan tidak ada keraguan sedikitpun.
"Aman kan Dok kaca mobilnya.? Tadi pas Serra di luar, nggak bisa liat ke dalam sama sekali." Ucap Serra. Xander mengangguk kecil.
Serra sudah polos di tempat duduknya. Dia sebenarnya malu, tapi gara-gara uang 5 juta, dia kehilangan rasa malunya detik itu juga.
"Serra harus ngapain lagi Dok.? Udah gini doang.?" Tanya Serra. Matanya menatap Xander dengan heran, bisa-bisanya pria itu tetap tenang ketika ada wanita telan jang bulat di sampingnya.
"Naik ke pangkuan saya." Titah Xander datar.
"Siap Boss,," Serra dengan penuh semangat berpindah ke pangkuan Xander. Kapan lagi duduk di atas pangkuan pria tampan.
mstinya lngsng d dor aja pas ktmu td,kn biar ga bs kbur.....tp yg nmanya pnjht,dia jg pst lcik lh....apa lg ada zayn,mngkn anknya bkln d jdiin sndera.....