Adikku Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku

Adikku Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku

Bab 1 ~ Pendahuluan ~

Setelah suami ku pulang kerja,kami berdua memutuskan untuk pergi ke rumah ibuku yang tidak terlalu jauh dari rumah kami dan mungkin hannya perjalanan satu jam saja kesana.

Aku dan suami memutuskan untuk menjemput adikku untuk merawat ku yang tiga bulan lagi akan melahirkan anak pertama kami.Selama kehamilan ku suamiku begitu perhatian kepadaku bahkan tidak membiarkan aku melakukan apa pun di rumah,semuanya di lakukan oleh pembantu yang setiap malamnya pulang ke rumahnya dan paginya akan kembali datang.

Mas Irwan tidak mempercayai orang lain untuk merawat ku semasa kehamilan dan pertimbangan itu juga yang membuatnya kami memutuskan untuk membawa adikku Naila tinggal di rumah untuk beberapa bulan ini sampai aku melahirkan dan pulih total.

Pada saat itu kebetulan Naila juga baru lulus SMA,mas Irawan berjanji akan membiayai kuliahnya tahun depan kalau dia bisa bekerja dengan baik dan aku sebagai kakak tentu saja setuju dengan usulan mas Irawan apalagi aku tau adikku sangat rajin baik dan perhatian kepada ku.

Tidak lama kami pun sampai di rumah kecil ibuku,mereka menyambut kami dengan sangat senang, karena memang walaupun tidak jauh kami jarang sekali berkunjung selain karena suamiku yang sibuk sebagai polisi kadang juga dia sibuk mengurusi toko pakaian milik ibunya yang tergolong sangat ramai.

"Aduh...Ada gerangan apa hingga anak menantu ku datang di hari yang jelas pasti sibuk ini masuk...masuk." Kedua orang tua ku menyambut kami dengan sangat gembira,mungkin karena kami sudah sangat jarang datang ke rumah itu.

"Raisa,ibu sangat bahagia karena sebentar lagi ibu akan punya cucu,iya kan pa." Ucap ibu sambil membawa ku masuk ke dalam rumah.

Mas Irawan adalah sosok menantu yang sangat di banggakan semua orang tua mungkin selain dia sangat baik dia juga sangat menghormati orang tua ku walaupun lumayan jauh perbedaan ekonomi antara keluargaku dan juga keluarga suamiku.

Aku sangat bahagia di pernikahan ini hampir saja aku tidak menemukan kekurangan mas Irwan,tampan,baik hati dan sopan.

"Bu... Maksud kedatangan kami ke rumah ini untuk menjemput Naila untuk tinggal bersama kami,aku ingin Naila yang merawat Raisa dan tahun depan aku berjanji akan menguliahkan dia,aku tidak tega Bu kalau orang lain yang merawat Raisa selain tidak percaya aku ingin keluarga yang menjaganya." Ucap Irwan dengan sopan seperti sikapnya yang biasa.

Bu deden dan pak Sardi saling menatap,mereka terlihat senang mendengar ucapan Irwan,apalagi selama ini Naila selalu meminta kepada mereka untuk kuliah tapi karena keuangan mereka kurang memadai mereka tidak bisa menjanjikan apa pun untuk Naila.

"Ibu sama bapak sangat senang dengan tawaran mu nak Irawan,aku rasa Naila juga akan senang dengan berita ini.

"Naila...Naila..." Naila yang sedang di kamar langsung keluar dan menemui kedua orang tua dan juga kakaknya yang duduk di ruang tamu mereka.

"Kenapa Bu? Tanya Naila dengan wajah masam.Raisa yang melihat wajah adiknya hannya bisa diam.Semenjak dia menikah dengan Irwan satu tahun yang lalu banyak sekali perubahan Naila,dia terlihat semakin pendiam dan sangat jarang menyapanya dia tidak tau apa yang terjadi kepada adiknya itu.

"Naila kata nak Irwan mereka akan membawa mu untuk tinggal di rumah mereka,kamu kan tau kakak mu akan melahirkan tiga bulan lagi,mereka ingin kamu merawat kakak mu dengan baik,dan tahun depan Irwan akan menguliahkan kamu,bagaimana apa kamu setuju?" Tanya Deden ibunya.Lama sekali Naila hannya untuk memberikan jawaban kepada mereka berdua.

"Naila tenang saja,Abang juga akan membelikan sepeda motor untukmu,Abang hannya tidak ingin kakak mu di rawat orang lain aku lebih percaya dengan keluarga?"

Raisa sedikit tersinggung dengan sikap adiknya yang sangat jauh berubah dia juga tidak tau apa yang terjadi hingga dia berubah seperti itu ada sorot kebencian di mata Naila kepadanya.

Ingin sekali Raisa mengajak suaminya pulang,karena sudah kesal dengan sikap adiknya tapi dia tidak enak karena suaminya sudah begitu antusias.

"Baiklah Bu aku akan ikut." Jawab Naila pada akhirnya,kedua orang tuanya dan juga suaminya menghela napas lega saat Naila menyetujui keinginan mereka lain dengan Raisa yang sudah kecewa atas sikap Naila yang kurang dia pahami.

Setelah menyalami orang tuanya dan Irwan memberikan uang kepada mereka akhirnya mereka pamit untuk pulang dan Naila ikut hari itu juga karena memang dia sudah tidak ada kegiatan di sekolah.

Sepanjang jalan Naila hannya diam saja,sangat jauh berbeda dengan adiknya yang beberapa tahun yang lalu periang dan sangat ramah serta perhatian kepadanya.

"Naila...Kamu ada masalah ya?"

"Tidak Kakak ada apa memangnya Kaka?"

"Tidak Kakak lihat kamu sekarang ini semakin pendiam dan jarang sekali menyapa Kaka apa kakak ada salah sama kamu?"

"Tidak Kaka,aku hannya malas ngomong saja." Jawab Naila.Dia membuka kaca mobilnya lalu menatap keluar seakan dia tidak ingin bicara lagi sama kakaknya.

Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah mewah milik suami kakaknya,walaupun sudah setahun Raisa menikah Naila belum pernah sama sekali mengunjungi rumah kakaknya.

Naila berdecak kagum saat memasuki rumah milik kakaknya dia tidak menyangka kalau Raisa memiliki rumah semewah itu dan kehidupan kakaknya yang begitu baik.

"Naila aku akan mengantar mu ke kamar." Ucap Irwan lalu berjalan menuju kamar belakang,sementara Raisa tinggal di ruang tamu karena dia merasa kelelahan dan kakinya juga kram.

"Naila ini kamar kamu,aku sengaja membuat kamar mu di dekat dapur supaya kalau Raisa menyuruhmu membuat susu atau makanan kamu bisa dekat.Kamu senang dengan kamar ini?"

"Senang bang terima kasih ya bang." Ucap Naila.Irwan langsung meninggalkan tempat itu tidak ada keanehan dari sikap Naila.

Raisa duduk di ruang tamu,lalu menaikkan kakinya ke atas meja,dia biasa melakukan itu kalau kakinya sedang kram,mungkin karena bulan nya sudah dekat Raisa sering merasakan sakit di seluruh tubuhnya.

"Mas...Apa Naila suka dengan kamarnya?"

"Hmm mungkin saja, karena dia tidak ada komentar apa pun saat aku menunjukkan kamar untuknya.

"Entah kenapa perasan ku tidak enak dengan dia,Naila seperti bukan adikku yang dulu,dia sangat tertutup dan pendiam." Ucap Raisa.Sejak melihat tatapan mata Naila sejak di rumah ibunya dia memang merasa tidak nyaman sama sekali malah dia merasa gelisah entah apa yang terjadi.

"Sudahlah,mungkin dia ada masalah sama pacarnya dia kan masih remaja wajar saja.Nanti lama-lama dia akan terbiasa dengan mu dan pada akhirnya kalian akan kembali akrab." Jawab Irwan.

"Entah lah mas aku juga bingung,semoga saja apa yang kamu katakan benar mas." Jawab Raisa.Dia menarik napas berat perasaanya tidak nyaman sama sekali.

💗💗💗 bersambung 💗💗💗

Terpopuler

Comments

Santi Rizal

Santi Rizal

selingkuh SM KK ipar ni h kaya nya

2024-09-09

0

Soraya

Soraya

permisi numpang duduk dl ya kak

2023-10-18

0

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

Nah.. itu tanda-tanda harus siap2 ya kaka?

2023-08-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Pendahuluan ~
2 Bab 2 ~ Tidak ada yang aneh ~
3 Bab 3 ~ Kesal ~
4 Bab 4 ~ Merasa aneh ~
5 Bab 5 ~ Terulang kembali ~
6 Bab 6 ~ Kamu sudah gila ~
7 Bab 7 ~ Ketahuan ~
8 Bab 8 ~ Lebih baik kamu pergi ~
9 Bab 9 ~ Aku sudah kecewa ~
10 Bab 10 ~ Hubungan yang gelap ~
11 Bab 11 ~ Ada yang aneh ~
12 Bab 12 ~ Kebahagian yang penuh dusta ~
13 Bab 13 ~ Kamu berbohong mas ~
14 Bab 14 ~ Kamu tega mas ~
15 Bab 15 ~ Kamu hebat ~
16 Bab 16 ~ Sabar sayang ~
17 Bab 16 ~ Terpukul ~
18 Bab 18 ~ Bertahan ~
19 Bab 19 ~ Belajar banyak hal
20 Bab 20 ~ Menutup mata ~
21 Bab 21 ~ Cinta karena nafsu ~
22 Bab 22 ~ Wanita murahan ~
23 Bab 23 ~ Belajar melupakan ~
24 Bab 24 ~ Aku bukan orang bodoh ~
25 Bab 25 ~ Mengabaiakan ~
26 Bab 26 ~ Cemburu ~
27 Bab 27 ~ Menunggu ~
28 Bab 28 ~ Mertua yang baik ~
29 bab 29 ~ Mencari tau ~
30 Bab 30 ~ Aku mencintai mas Irwan ma...~
31 Bab 31 ~ Anak kurang ajar ~
32 Bab 32 ~ Wanita gila ~
33 Bab 33 ~ Melahirkan tanpa suami ~
34 Bab 34 ~ Ceraikan aku mas ~
35 Bab 35 ~ kalian egois ~
36 Bab 35 ~Di usir ~
37 Bab 36 ~ Maafkan dia sayang ~
38 Bab 37 ~ Biarkan karma yang bekerja ~
39 Bab 39 ~ Jalani saja mas ~
40 40 ~ Kebohongan ~
41 Bab 41 ~ Sesak di hati ~
42 Bab 42 ~ Suami yang hebat ~
43 Bab 43 ~ Harus kuat ~
44 Bab 44 ~ Biarkan saja ~
45 Bab 45 ~ Melupakan mu ~
46 Bab 46 ~ Pelajaran ~
47 Bab 47 ~ Kejutan ~
48 Bab 48 ~ Ada apa sih bu ~
49 Bab 49 ~ Kemarahan Raisa ~
50 Bab 50 ~ Kalian orang tua yang jahat ~
51 Bab 51 ~ Anak durhaka ~
52 bab 52 ~ Aku sangat menyesal ~
53 Bab 53 ~ Pelakor jahanam ~
54 Bab 54 ~ Nasib baik ~
55 Bab 55 ~ Kita sudah cerai ~
56 Bab 56 ~ Penderitaan ~
57 Bab 57 ~ Maafkan ibumu ini Raisa
58 Bab 58 ~ Jatuh ~
59 Bab 59 ~ Wanita penyakitan ~
60 Bab 60 ~ permintaan maaf ~
61 Bab 61 ~ Meninggalkan kota ini ~
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 ~ Pendahuluan ~
2
Bab 2 ~ Tidak ada yang aneh ~
3
Bab 3 ~ Kesal ~
4
Bab 4 ~ Merasa aneh ~
5
Bab 5 ~ Terulang kembali ~
6
Bab 6 ~ Kamu sudah gila ~
7
Bab 7 ~ Ketahuan ~
8
Bab 8 ~ Lebih baik kamu pergi ~
9
Bab 9 ~ Aku sudah kecewa ~
10
Bab 10 ~ Hubungan yang gelap ~
11
Bab 11 ~ Ada yang aneh ~
12
Bab 12 ~ Kebahagian yang penuh dusta ~
13
Bab 13 ~ Kamu berbohong mas ~
14
Bab 14 ~ Kamu tega mas ~
15
Bab 15 ~ Kamu hebat ~
16
Bab 16 ~ Sabar sayang ~
17
Bab 16 ~ Terpukul ~
18
Bab 18 ~ Bertahan ~
19
Bab 19 ~ Belajar banyak hal
20
Bab 20 ~ Menutup mata ~
21
Bab 21 ~ Cinta karena nafsu ~
22
Bab 22 ~ Wanita murahan ~
23
Bab 23 ~ Belajar melupakan ~
24
Bab 24 ~ Aku bukan orang bodoh ~
25
Bab 25 ~ Mengabaiakan ~
26
Bab 26 ~ Cemburu ~
27
Bab 27 ~ Menunggu ~
28
Bab 28 ~ Mertua yang baik ~
29
bab 29 ~ Mencari tau ~
30
Bab 30 ~ Aku mencintai mas Irwan ma...~
31
Bab 31 ~ Anak kurang ajar ~
32
Bab 32 ~ Wanita gila ~
33
Bab 33 ~ Melahirkan tanpa suami ~
34
Bab 34 ~ Ceraikan aku mas ~
35
Bab 35 ~ kalian egois ~
36
Bab 35 ~Di usir ~
37
Bab 36 ~ Maafkan dia sayang ~
38
Bab 37 ~ Biarkan karma yang bekerja ~
39
Bab 39 ~ Jalani saja mas ~
40
40 ~ Kebohongan ~
41
Bab 41 ~ Sesak di hati ~
42
Bab 42 ~ Suami yang hebat ~
43
Bab 43 ~ Harus kuat ~
44
Bab 44 ~ Biarkan saja ~
45
Bab 45 ~ Melupakan mu ~
46
Bab 46 ~ Pelajaran ~
47
Bab 47 ~ Kejutan ~
48
Bab 48 ~ Ada apa sih bu ~
49
Bab 49 ~ Kemarahan Raisa ~
50
Bab 50 ~ Kalian orang tua yang jahat ~
51
Bab 51 ~ Anak durhaka ~
52
bab 52 ~ Aku sangat menyesal ~
53
Bab 53 ~ Pelakor jahanam ~
54
Bab 54 ~ Nasib baik ~
55
Bab 55 ~ Kita sudah cerai ~
56
Bab 56 ~ Penderitaan ~
57
Bab 57 ~ Maafkan ibumu ini Raisa
58
Bab 58 ~ Jatuh ~
59
Bab 59 ~ Wanita penyakitan ~
60
Bab 60 ~ permintaan maaf ~
61
Bab 61 ~ Meninggalkan kota ini ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!