"Perkenalkan, dia yang akan menjadi suamimu dalam misi kali ini."
"Sebentar, aku tidak setuju!"
"Dan aku, tidak menerima penolakan!"
"Bersiaplah, Miss Catty. Aku tidak menoleransi kesalahan sekecil apapun."
Catherine Abellia, bergabung dengan organisasi Intel, Black Omega Agency, untuk mencari tau tentang kasus kematian ayahnya yang janggal. Berusaha mati-matian menjadi lulusan terbaik di angkatannya agar bisa bergabung dengan pasukan inti. Mencari selangkah demi selangkah. Ia mencintai pekerjaannya dan anggota timnya yang sangat gila.
Namun, ketika dia sudah lebih dekat dengan kebenaran tentang kasus Ayahnya, Catty harus bekerjasama dengan anggota Dewan Tinggi! Oh, really? Dia harus bekerjasama dengan orang yang gila kesempurnaan yang bahkan sudah lama tidak terjun lapangan? Wait, mereka bahkan harus terlibat dalam pernikahan? Ia harus menikahi pria yang memiliki kekasih? Tuhan, ini sangat buruk!
Oke, fine! Atasannya sudah gila!
Ayo, ramaikan lapak ini dengan Vote dan komen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seraphic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Gosip
Alis Catty menukik sebelah mendengar hal itu. Apa pria didepannya tengah menyombong diri dan keluarganya? Demi Tuhan, ia benar-benar tak tertarik pada ikan gemuk itu, ia lebih menyukai ayam. Paha ayam adalah yang terbaik, huh.
Gadis itu menunduk, dengan kuku cantik yang menggaruk pelipisnya. "Apa anda hanya ingin membicarakan ikan dan nelayan, Sir?"
Dosen Pengganti di depannya ini hanya diam dengan tangan yang mengelus dagu yang ditumbuhi jambang yang sudah dirapikan. Jambang itu menambah nilai plus untuk penampilan pria di depannya. Catty bisa melihat mata pria itu memandangnya dari atas ke bawah beberapa kali. Cih, apa pria ini tengah menilainya secara terang-terangan?!
Ah, yang benar saja? Mata Catty menggulir ke atas dan menggigit pipi bagian dalamnya. "Kau akan terus menatapku seperti itu?" tanya gadis itu dengan dahi yang dikernyitkan, ia mulai kesal dan kehilangan kesabaran.
"Kau akan terus berdiri seperti itu?" balas Dosen di depannya, menjawab dengan pertanyaan.
Catty menelisik kursi yang diletakkan berhadapan dengan pria itu dan dipisahkan dengan meja kerja yang besar. Ia menyisir rambutnya ke belakang dan menaruh kedua tangannya di kantong jaket kulit yang ia kenakan hari ini sebelum duduk di bangku itu.
"Sudah. Apa yang akan anda bicarakan, Sir?"
Yang ditanyai itu hanya menunduk dan membuka berkas yang ada di mejanya. "Tak ada, cukup temui aku saat jam pulang nanti. Ikut aku ke suatu tempat, itu saja. Kau boleh kembali sekarang."
Saat mendengar perkataan itu, Catty hanya bisa terdiam. Detik berikutnya, ia terperangah. Raut wajahnya berubah beberapa kali. Astaga, ia tak bisa menahannya lagi! Ia ingin menghantam pria ini dengan bangku yang tengah di dudukinya.
"Kau tak ingin keluar? Masih ingin disini menemaniku?" tanya pria itu lagi, kepalanya sedikit mendongak dengan alis yang menukik.
Catty hanya bisa menarik nafas nya dalam-dalam dan menggigit bibirnya untuk menahan kesal. Ia menunduk, membenarkan tali sepatunya. Lalu, bangkit berdiri dengan bantuan bangku, meninggalkan ruangan itu tanpa mengucapkan apapun.
******
"Catherine! Bagaimana?" Tanya Janessa buru-buru ketika ia melihat temannya kembali dengan selamat tanpa kekurangan apapun.
Catty mendekat dan segera menonjok lengan atas gadis berambut pirang yang sialnya adalah satu-satunya sahabat baik yang ia miliki. "Kau melemparku ke mulut buaya secara sadar dan tanpa pertimbangan apapun, Jane!"
"Iam so sorry, my bad. Aku tidak tau bahwa dosen pengganti itu Abercio Rolland."
Menghadapi raut wajah bersalahnya Janessa, Catty juga tak bisa melakukan apapun lagi. Lagipula mereka juga tidak mencari tau lebih dulu tadinya.
Ive mengerutkan dahi ketika mendengar ucapan teman barunya itu. "Kalian tidak tau itu Abercio?" tanyanya ingin tau.
Catty dan Janessa saling menukar tatapan dan menggeleng. Mereka selalu berkutat dengan latihan sejak memasuki sekolah Intel dan sibuk dengan misi ketika mulai bergabung dengan Organisasi. Jika ada waktu untuk libur, mereka akan menghabiskannya untuk tidur dan liburan ke luar negeri.
"Seriously? He is the most wanted man! Bisa-bisanya kalian tidak mengenalnya?" pekik Melly dengan raut wajah yang benar-benar tidak menyangka. Apa keluarga Karimova tidak pernah membiarkan dua orang ini berinteraksi dalam jamuan sosial kelas atas?
Janessa hanya bisa menggaruk kepalanya dan berkata, "Apa segitunya? Maksudku, aku tau tentang Abercio Rolland dan keluarganya. Aku hanya tidak mengetahui wajahnya saja."
Catty mengangguk setuju dengan ucapan temannya. Benar, apa segitu pentingnya untuk mengetahui bagaimana tampangnya? Untuk orang sepertinya dan Janessa, mereka hanya akan mengenali wajah-wajah orang yang bermasalah dan perlu tindak lanjut dari tim dan Organisasi. Lagipula, pria itu mungkin tidak pernah melakukan tindakan ilegal yang membuat berkas dan data tentangnya memasuki laporan Organisasi.
Ive dan Melly hanya bisa terperangah dengan jawaban yang Janessa berikan. "Babe, orang-orang mengetahui tentangnya karena wajahnya! Abercio is so hot, girl."
"Bukan tipeku," jawab Janessa dengan tangan yang ia lambaikan, lalu melirik pada Catty, "Tipemu?" tanyanya.
Catty juga menggeleng.
"Girl, please! Bahkan, jika dia tipe kalian, bukan giliran kalian untuk memilikinya, okay? Dia kekasih putri presiden, wanita itu tidak akan melepaskan seorang Abercio dengan mudah," ujar Ive disambut anggukan dari ketiganya. Mereka berempat berjalan ke arah kafetaria kampus dan duduk disana.
Dari kedua temannya, Catty dan Janessa bisa mengetahui tentang pria itu dan kekasihnya lebih banyak. Abercio, berumur 32 tahun dengan tinggi hampir mencapai dua meter. Seorang pewaris dan pebisnis dari keluarga Rolland. Keluarga yang memiliki pasar dari segala jenis bisnis. Mereka bisa mengetahui hal-hal seperti ini hanya dengan menyuruh tim untuk menggali informasi tentangnya. Tapi, jika perihal gosip, mereka masih harus mengandalkan informasi dari teman-temannya. Valid atau tidaknya, mereka bisa men-survey belakangan.
Ketika mereka sedang berbicara dengan serius, Joana dan Vera telah tiba dan berkumpul bersama mereka.
"Apa yang kalian bicarakan dengan begitu serius?" tanya Vera sambil menyedot minuman milik Melly tanpa izin, hingga dihadiahkan timpukan oleh empunya.
"Abercio, dan juga kekasihnya." Ive menjawab juga menceritakan kejadian selama di kelas hingga saat Catty dipanggil ke ruangannya. Melly menyambungnya tentang gosip pria itu dengan kekasihnya yang sudah berpacaran bertahun-tahun.
"Kekasihnya?" tanya Joana setelah memesan menu dari pelayan disana. "Ah, aku tau. Putri presiden, Felice Johnson. Ia pernah dirawat di rumah sakit keluargaku."
"Dirawat?" tanya Catty dan Janessa bersamaan.
"Yah, itu sekitar tiga tahun yang lalu ku rasa. Mereka menutup informasinya rapat-rapat, bahkan rekam medisnya tak boleh ada dalam data rumah sakit. Selain ayahku dan beberapa orang lainnya, tak ada yang tahu. Aku juga tak sengaja mendengarnya, kalian tidak boleh membocorkannya pada siapapun!" tutur Joana dengan jari telunjuk yang mengarah pada mereka semua yang mendengar.
Mereka berlima segera menyatukan jari jempol dan dan telunjuk. Lalu, membuat gestur menarik garis dari ujung bibir ke ujung lainnya. Menutup mulut mereka rapat-rapat.
"Tapi, bukankah untuk sekelas keluarga presiden mereka memiliki dokter pribadi yang tinggal di kediaman presiden?" tanya Catty dengan penasaran.
"Dia tertembak di luar, jadi mereka hanya bisa membawanya ke rumah sakit terlebih dahulu. Ayahku juga mengatakan sesuatu tentang putri itu, tapi dia tak mengatakan apapun lagi."
Catty dan Janessa saling melirik dalam diam. Gosip ini mungkin agen paling ahli mencari informasi dalam tim mereka, tak akan bisa mengetahuinya juga. Ini eklusif untuk mereka berdua!
Ketika wanita sudah berkumpul entah berapa kali pembicaraan akan berganti topik. Jadi, setelah menyelesaikan makan dan pembicaraan, mereka bangkit dan kembali untuk mengikuti kelas masing-masing.
Janessa berjalan beriringan di baris paling belakang diantara teman-temannya dan berbisik pada Catty tanpa mengalihkan pandangannya ke depan. Bahkan, orang biasa mungkin tak tau jika kedua gadis itu tengah berbicara sesuatu.
"Apa kau berhasil menyelipkan penyadap di ruangannya?"
******
Berhasil tidak yaaa?
Mba Catty kataku mah mending jauh-jauh dari dosen pengganti mu itu. Ntar riweuh urusannya wkwk.
Janlup vote n komen Lapak mbak kucing ini gess, okayy?
BigLove,
Seraphic<3
penataan bahasanya loh keren