NovelToon NovelToon
Istri Kesayangan Tuan Dev

Istri Kesayangan Tuan Dev

Status: tamat
Genre:Tamat / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:7.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Eli

Aleena Salmaira Prasetyo adalah anak sulung dari keluarga Prasetyo. Dia harus selalu mengalah pada adiknya yang bernama Diana Alaika Prasetyo. Semua yang dimiliki Aleena harus dia relakan untuk sang adik, bahkan kekasih yang hendak menikah dengannya pun harus dia relakan untuk sang adik. "Aleena, bukankah kamu menyayangi Mama? Jika memang kamu sayang pada Mama dan adikmu, maka biarkan Diana menikah dengan Angga". "Biarkan saja mereka menikah. Sebagai gantinya, aku akan menikahimu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terkejutnya Ibu Dev

Seperti yang dikatakan Dev sebelumnya pada Usman, dia pulang ke rumah utama setelah mengantarkan Aleena.

"Selamat datang tuan muda".

"Pak Man, dimana Mama?"

Dev langsung menanyakan keberadaan sang ibu ketika dia menginjakkan kaki dirumahnya.

"Nyonya ada didalam bersama nona Divya".

Pak Man menanggapi dengan sikap yang sopan dan penuh hormat.

"Terima kasih".

Dev berlalu meninggalkan pak Man dan berjalan menuju Ibu dan juga Kakaknya.

"Dev, kamu disini?".

"Kak, apa yang sedang kalian bicarakan?".

"Mama kira kamu sudah lupa jalan pulang"

Dev langsung duduk didekat ibu dan kakaknya tanpa menanggapi ucapan sang ibu.

"Mah, Kak. Aku akan menikah"

Pruft

Uhuk uhuk

Ibu Dev yang sedang menikmati minum teh langsung tersedak dan menyemburkan minumannya.

"Mama tidak papa?", tanya Divya yang terlihat khawatir.

"Dev, apa yang sedang kamu bicarakan? Apa kamu salah makan? Gadis dari keluarga mana yang kamu culik? Atau jangan-jangan kamu membawa gadis dari luar negeri?".

Ibu Dev yang terkejut langsung mengajukan ribuan pertanyaan pada putranya.

"Mah, bisakah Mama bertanya satu persatu? Dia gadis baik-baik dari kota ini. Aku tidak membawa gadis manapun dari luar negeri. Aku akan memperkenalkannya pada kalian nanti".

Dev menanggapi dengan sikap yang dingin dan acuh tak acuh.

"Dev, apa kamu yang memaksanya menikah denganmu? Kamu mengancamnya?".

Divya yang tahu karakter sang adik bertanya dengan acuh tak acuh.

"Kak, apa maksudnya dengan ucapanmu itu?"

"Tidak. Hanya saja aku tahu karaktermu. Selain wajah tampan dan kaya raya kamu tidak memiliki hal bagus lain sama sekali. Jadi aku sedikit heran, apa kamu sengaja menyewa seorang gadis untuk menikah denganmu? Atau kamu mengancamnya dengan harta?".

Dev memicingkan matanya mendengar ucapan sang kakak.

"Berhenti bicara. Aku tahu kalau kamu hanya ingin menjelek-jelekkanku. Sebagai Kakak, kamu sama sekali tidak penyayang".

Dev dan Divya selalu saja berdebat setiap kali mereka bertemu. Meskipun mereka sama-sama sudah dewasa, namun itu tidak pernah merubah apapun.

"Sudah-sudah. Sampai kapan kalian akan berdebat? Dev kapan kamu akan membawanya kemari dan memperkenalkannya pada kami?"

"Aku akan memperkenalkannya pada kalian asalkan Mama jangan sampai membuatnya takut"

"Apa maksudmu Mama akan membuatnya takut? Kamu pikir Mama ini seperti ibu mertua yang akan memukul menantunya sendiri dan mencaci makinya, hah?".

Ibu Dev sangat kesal mendengar ucapan Dev. Saking kesalnya, ibu Dev sampai berdiri saat dia bicara pada putranya.

"Tenanglah, Mah. Jangan dengarkan dia. Putra kesayangan Mama ini hanya akan tersenyum melihat Mama kesal. Uhm… Mah aku punya ide".

Divya tersenyum tipis dan meminta sang ibu untuk kembali duduk. Lalu dia membisikkan sesuatu pada ibunya.

"Apa yang kalian berdua rencanakan? Jangan membuat masalah! Kalau tidak, aku akan laporkan kalian berdua pada papa dan juga kakak ipar!".

Dev mengancam ibu dan kakaknya dengan sikap yang dingin, namun mereka mengabaikan Dev.

"Silahkan saja kalau kamu berani! Maka aku juga akan melaporkan sifat burukmu pada kekasihmu. Mungkin saja dengan begitu dia bisa sadar dan membatalkan rencana pernikahannya denganmu".

Divya balik mengancam Dev dengan sikap acuh tak acuh.

"Tidak ada artinya jika Mama hanya bicara dengan kalian berdua. Karena kamu tidak ingin memberitahu Mama siapa gadis itu, maka Mama akan mencari tahu sendiri seperti apa dia".

Ibu Dev beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan kedua anaknya disana. Dia berencana mencari tahu calon istri Dev.

Tuut tuut tuut

Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo"

"Halo Ray, apa kamu sedang sibuk?".

Ibu Dev menghubungi asisten pribadi Dev yang sedang berada dikantor.

"Saya sedang dikantor memeriksa persiapan disini sebelum pak Dev mengambil alih posisi direktur besok. Ada apa, Bu?".

Ray menjelaskan kesibukannya sebelum dia bertanya tentang keperluan ibu Dev.

"Ada hal penting yang ingin aku tanyakan padamu".

Ray sudah mulai panik mendengar ucapan ibu Dev

"A-apa itu, Bu?"

"Apa kamu tahu siapa calon istri Dev?"

"Hah?"

Ray mengira kalau ibu Dev akan menanyakan lagi masalah Dev yang ramai diduga sebagai pebisnis dengan kelainan seksual.

"Iya, dia bilang akan menikahi seseorang. Apa kamu tahu siapa orangnya?", tanya ibu Dev lagi yang belum mendapat jawaban atas pertanyaannya.

"Saya juga belum tahu siapa orang itu. Tapi belakangan ini pak Dev meminta saya untuk menyelidiki keluarga Prasetyo".

Ray menjelaskan pada ibu Dev hal yang dia ketahui.

"Oh, aku mengerti. Terima kasih Ray. Ingat untuk pulang kerumah bersama Dev saat dia membawa calon istrinya nanti".

"Baik, Bu. Sampai jumpa nanti".

Semoga tidak ada keributan yang Ibu buat

Tok tok tok

Seseorang mengetuk pintu setelah Ray menutup teleponnya.

"Ya, masuk".

Ray langsung memintanya masuk ke dalam ruangan.

Terlihat Aleena yang masuk dengan beberapa dokumen ditangannya.

"Pak Ray, saya membawakan beberapa dokumen dari bagian perencanaan. Semoga ini bisa membantu pak Direktur memahami beberapa proyek yang dimiliki perusahaan".

Aleena bicara dengan elegan dan tenang.

"Terima kasih Bu Aleen. Harusnya Bu Aleen tidak perlu repot-repot sampai mengantarkannya sendiri pada saya. Ibu bisa meminta sekretaris Ibu untuk melakukannya".

Ray pun menanggapi dengan sopan sikap Aleena.

"Tidak papa. Saya sekalian kemari setelah dari bagian keuangan. Kalau begitu saya pergi dulu"

"Baik, Bu. Sekali lagi terima kasih"

Aleena hanya mengangguk dengan senyum tipis kemudian beranjak pergi dari hadapan Ray.

Bagaimana reaksinya setelah tahu tentang pak Dev nanti? Aku jadi tidak sabar melihatnya.

...****************...

Sore harinya, Dev kembali menjemput Aleena setelah jam pulang kerja. Dia menunggu diparkiran sampai Aleena datang.

"Hai. Apa kamu sudah menunggu lama?".

Aleena menyapa Dev dengan senyum begitu dia masuk ke dalam mobil.

"Tidak terlalu lama. Kita berangkat sekarang?"

Dev kembali berkendara setelah Aleena menganggukkan kepala. Dari kejauhan terlihat Ray yang sedang memperhatikan mobil Dev.

"Apa kamu ingin makan sesuatu?".

Dev bertanya disela-sela mengemudinya.

"Tidak. Makan dirumah saja. Bibi pasti sudah masak untuk kita".

Aleen menggelengkan kepala menanggapi ajakan Dev.

"Baiklah. Kita langsung pulang kerumah".

"Dev, apa kamu jadi bertemu keluargamu?", tanya Aleena dengan raut wajah penasaran.

"Ya, tadi aku pulang kerumah utama. Kenapa?"

Dev balik bertanya pada Aleena. Sesekali dia menoleh pada Aleena saat mengemudi.

"Uhm… tentang rencana pernikahan kita… bagaimana jika orang tuamu tidak setuju?Aku hanya anak adopsi dari keluarga Prasetyo. Apa orang tuamu bisa menerimaku?"

Aleena mengungkapkan sedikit tentang keraguannya pada Dev.

"Orang tuaku bukan orang yang akan mempermasalahkan hal seperti itu. Mereka selalu berpikiran terbuka. Jadi kamu tidak perlu khawatir".

Dev bicara dengan sikap tenang saat meyakinkan Aleena.

"Benarkah? Syukurlah jika memang begitu"

Dev terus berkendara sambil sesekali berbincang dengan Aleena. Tanpa terasa, mereka telah tiba dirumah. Aleen dan Dev langsung masuk setelah memarkirkan mobil.

"Kalian sudah pulang?"

Bibi menyambut kedatangan Dev dan Aleena.

"Iya, Bi. Ada apa Bi. Kenapa bibi terlihat bingung begitu?".

Aleena bertanya pada Bibi yang terlihat kebingungan.

"Itu Den, ada banyak kiriman barang tadi. Bibi tidak mengerti dan tidak berani membukanya juga, jadi semua masih ada disana".

Bibi menjelaskan pada Dev sambil menunjuk tumpukan kardus yang tertata rapih disalah satu sudut ruangan.

"Oh itu. Tolong minta ke tukang kebun untuk membantu memindahkannya keruang kosong diatas".

Dev meminta Bibi dengan sopan.

"Baik, Den"

Bibi pun langsung beranjak pergi dari hadapan Dev dan Aleen.

"Memangnya itu apa?", tanya Aleen dengan raut wajah penasaran.

"Hanya baju, sepatu dan tas untukmu"

"Apa?!"

1
Grace Koharu
Luar biasa
Grace Koharu
acuh tak acuh always ada di setiap Bab ya..
Rendra 0710
Luar biasa
Aysana Shanim
Biasanya kalo di perkantoran nggak ada bel istirahat kak. Jadi jam 12 udah otomatis pada keluar. Kalau di pabrik memang ada.
Dang Antie
Luar biasa
Soetiarsih Moestofa
Biasa
Soetiarsih Moestofa
Kecewa
Aysana Shanim
Apa aleena itu bukan anak kandungnya? Kok pilih kasih gitu ya
Neng geulis
Luar biasa
Heni Nurhaeni
THOORRR KENAPA SIH KO Suka x DENGAN kata acuh ta acuh apa memeng harus slalu ada kata acuh tak acuh itu??
Heni Nurhaeni
tu kan aku bilang juga apa s om rey pacaran sama s nina
Heni Nurhaeni
nina bisa jadi pacarnya OM REY
Heni Nurhaeni
ADA ULAT DI KANTORMU DEV
Heni Nurhaeni
THOOOORRR BISA GA BUANG BAHASA ACUH TAK ACUH????
Heni Nurhaeni
hahaaa ni s citra jadi ulat pisang
mas Ian
Luar biasa
gian 305
horang kaya kok pake taksi kan bnyk mobil n ada supir/Facepalm/
Capricorn 🦄
keren
Ruth Khoiriyah
katanya aleen kerja bawa mkbil kok keluar nunggu taxi gimana ceritanya thor wah gak jelas
Ruth Khoiriyah
masak sampe kecolongan gak masuk akal pengawalnya mana thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!