NovelToon NovelToon
Ciuman Manis Kakak Angkat

Ciuman Manis Kakak Angkat

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Saudara palsu
Popularitas:72k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Kak Zavin kenapa menciumku?"

"Kamu lupa, kalau kamu bukan adik kandungku, Viola."

Zavin dan Viola dipertemukan dalam kasus penculikan saat Zavin berusia 9 tahun dan Viola berusia 5 tahun. Hingga akhirnya Viola menjadi adik angkat Zavin.
Setelah 15 tahun berlalu, tak disangka Zavin jatuh cinta pada Viola. Dia sangat posesif dan berusaha menjauhkan Viola dari pacar toxic-nya. Namun, hubungan keduanya semakin renggang setelah Viola menemukan ayah kandungnya.

Apakah akhirnya Zavin bisa mendapatkan cinta Viola dan mengubah status mereka dari kakak-adik menjadi suami-istri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

Zeva melangkah naik ke lantai atas rumahnya, matanya melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul enam pagi. Biasanya, Zavin ataupun Viola sudah bangun. “Tumben belum ada yang bangun,” gumamnya dengan dahi sedikit berkerut. Penasaran, ia pun melangkah menuju kamar Viola. Ia membuka pintu dengan perlahan, namun mendapati kamar itu kosong hanya ranjangnya yang berantakan. Di kamar mandi juga kosong. "Viola kemana?"

Rasa penasaran Zeva meningkat. Ia melangkah menuju kamar Zavin yang pintunya setengah terbuka. Perlahan, Zeva membuka pintu itu lebih lebar dan seketika terhenti ketika matanya menangkap pemandangan di hadapannya. Di atas ranjang itu, Zavin dan Viola berpelukan erat.

Jika mereka masih kecil, mungkin Zeva akan tersenyum hangat melihat kedekatan itu. Namun sekarang, mereka sudah beranjak dewasa, apalagi tidak ada hubungan darah di antara mereka.

"Zavin, Viola!" teriak Zeva yang membangunkan keduanya dalam sekejap.

Mereka berdua tersentak, lalu membuka mata dengan cepat. Buru-buru mereka melepaskan pelukannya.

"Mama!" seru Viola. Ia segera turun dari ranjang dan menghampiri mamanya. "Mama, aku tadi mimpi buruk, jadi aku ke kamar Kak Zavin. Aku nggak sengaja ketiduran di sini," jelas Viola.

“Katanya kamu ada kelas pagi. Sekarang mandi sana, cepat,” katanya dengan tegas agar Viola segera keluar dari kamar Zavin.

"Baik, Ma," jawab Viola patuh. Ia segera melangkah keluar dari kamar Zavin dan masuk ke dalam kamarnya sendiri.

Setelah Viola menghilang di balik pintu, Zeva menutup pintu kamar Zavin dan menatap Zavin dengan tajam.

"Zavin." Zeva melangkah mendekat dan duduk di tepi ranjang, di sebelah Zavin. "Viola bukan adik kandung kamu. Jadi, kamu harus membatasi diri. Jangan pernah tidur bersama dengan Viola."

Zavin terdiam beberapa saat. "Ma, aku tahu Viola memang bukan adik kandungku. Tapi ... aku punya perasaan lebih pada Viola."

Seketika Zeva menatap Zavin dengan tatapan yang sulit diartikan. Dalam hati kecilnya, ia memang pernah merasakan keanehan dalam hubungan keduanya, tapi mendengarnya langsung dari mulut Zavin membuat kenyataan itu begitu nyata.

“Zavin, kamu tidak boleh punya perasaan seperti itu. Viola adalah adikmu, meskipun tidak sedarah. Kamu harus menganggapnya seperti itu, baik sekarang ataupun nanti.”

“Ma, menghilangkan perasaan itu tidak semudah yang Mama bilang. Aku sudah berusaha, tapi perasaan ini tidak bisa hilang.”

“Pokoknya Mama tetap tidak setuju! Kamu harus tetap anggap Viola sebagai adik, tidak lebih dari itu. Paham?”

Tanpa menunggu jawaban dari Zavin, Zeva berdiri dan berjalan cepat ke arah pintu dan meninggalkan Zavin sendirian dengan pikirannya. Setelah pintu tertutup, Zavin masih terpaku di tempatnya, menatap lantai dengan tatapan kosong.

"Aku tahu Mama pasti melarang aku sama Viola, tapi... aku juga tidak bisa menghilangkan perasaan ini begitu saja."

***

Setelah sarapan, Viola meletakkan sendoknya di atas piring, lalu menatap kakaknya dengan senyum kecil. "Kak Zavin, aku berangkat bareng ya?" tanyanya penuh harap.

Zavin akan menjawabnya tapi, mamanya tiba-tiba memotong percakapan mereka.

"Tidak usah, biar Papa saja yang antar kamu," kata Zeva dengan tegas, seolah tidak memberi ruang untuk perdebatan.

Arvin, yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya, melirik istrinya sekilas. Biasanya Zeva tidak pernah melarang Viola untuk pergi bersama Zavin. "Hari ini Papa buru-buru. Ada meeting penting sama Pak Han," kata Arvin yang kembali menatap layar ponselnya.

"Biar Zavin saja yang mengurus meeting itu," kata Zeva lagi.

"Tidak bisa, Ma. Pak Han selalu meeting langsung sama aku, dan lagipula kantornya jauh dari kampus Viola. Tempatnya berlawanan arah." Ponselnya berdering lagi, kali ini panggilan penting dari rekan kerja yang membuatnya harus segera beranjak.

Zeva terdiam sejenak. Ia menatap putranya dengan tajam seolah mengancam bahwa Zavin tidak boleh bertindak lebih lagi pada Viola.

"Ya sudah, kamu berangkat sama Zavin. Sudah siang, nanti kamu terlambat," kata Zeva pada Viola.

Viola dan Zavin segera berpamitan, mencium tangan kedua orang tuanya sebelum keluar dari rumah.

Setelah mereka masuk ke dalam mobil, dan Zavin mulai melajukannya menuju kampus. Sedangkan Viola terus menatap Zavin. Ia ingin mengatakan sesuatu tapi sedang ia rangkai kata-kata yang tepat

"Kak Zavin," panggilnya dengan serius. "Hari ini jangan ke kantor."

Zavin meliriknya sekilas. Ia sedikit bingung dengan permintaan itu. "Kenapa? Mau kemana?"

"Antar aku keliling panti asuhan. Aku mau segera mencari tahu di panti asuhan mana sebenarnya aku ditinggalkan. Aku ingin segera mencari petunjuk orang tuaku sebelum mimpi buruk itu terus datang."

Zavin tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, lalu ia menatap Viola. "Viola, jangan terburu-buru seperti ini. Aku tahu kamu penasaran. Nanti akan aku cari tahu tentang orang tua kamu."

Namun Viola tidak setuju. Ia ingin segera menuntaskan masalah itu tanpa menundanya lagi. "Kak Zavin gak mau? Ya sudah, aku akan minta Dika saja antar aku," katanya sambil meraih pegangan pintu dan bersiap keluar dari mobil.

Zavin dengan cepat menahan tangan Viola sebelum Viola benar-benar membuka pintu. "Jangan! Baik, aku akan antar kamu cari sekarang." Ia menatap adiknya dengan serius. Ia memang tidak bisa menolak keinginan Viola. Tapi, ada syarat yang ia tambahkan. Tentu saja ia akan mengambil keuntungan dari permintaan Viola itu. "Tapi kamu harus putuskan Dika sekarang juga!

1
Salim S
seru...
Salim S
thank s thor ending yang sempurna..di tunggu karya2 selanjutnya...anak2 vita dan shaka mungkin...or...yg penting masih keturunan s badboy arsen.anak2 rangga dan keturunannya....
Risma Waty
Happy ending ...
Thanks Mbak Puput
Ditunggu karya selanjutnya ❤️
Risma Waty
Wow, Zavin & Viola otw papa mama
Mrs.Riozelino Fernandez
orang tuanya gak dikasi kabar bahagia nya kk Thor???
Mrs.Riozelino Fernandez: jahat kk Thor 😆😆😆
fb/Ig: Puput Alfi: udah, aku skip. 😂
total 2 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
Zeino....
Mrs.Riozelino Fernandez
Zavilia...☺️
Mrs.Riozelino Fernandez
akhirnya tamat juga...
perjuangan cinta mereka berbuah manis...
Gadis Puspa Kartika
hati yang saling berkaitan satu sama lainnya
Risma Waty
Akhirnya....
Semoga cepat menghasilkan ya, Zavin
Mrs.Riozelino Fernandez
akhirnya bahagia...
semoga cepat diberi momongan ya ..
Mrs.Riozelino Fernandez
mau sekarang atau nanti sama aja,karena kalian udah suami istri...
udah hak Zavin...
Salim S
selamaaat....
Mrs.Riozelino Fernandez
hmmm kamu atau Viola Vin...
😆😆😆
Risma Waty
Happy wedding buat Zavin dan Viola.. bahagia selalu, cepat dapat momongan.
Risma Waty
Tidak diragukan lagi cinta Zavin kepada Viola
Riyasih
jangan lama 2 dong thor up nya 💪💪♥️♥️
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
ganti judul kah?
Mrs.Riozelino Fernandez
duuuuh....ada aja halangan mereka 😤
Risma Waty
Judulnya diganti toh... tadi sempat bingung, perasaan belum pernah baca judul ini. Pas buka episode ternyata Zavin & Viola.


Siapa ya yang berniat jahat ke Viola?
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒: oh ya tho, lupa soale. makasih
Risma Waty: judul aslinya: I Like Your Kiss
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!