Menjadi wanita gemuk, selalu di hina oleh orang sekitarnya. Menjadi bahan olok-olokan bahkan dia mati dalam keadaan yang mengenaskan. Lengkap sekali hidupnya untuk dikatakan hancur.
Namanya Alena Arganta, seorang Putri dari Duke Arganta yang baik hati. Dia dibesarkan dengan kasih sayang yang melimpah. Hingga membuat sosok Alena yang baik justru mudah dimanfaatkan oleh orang-orang.
Di usianya yang ke 20 tahun dia menjadi seorang Putri Mahkota, dan menikah dengan Pangeran Mahkota saat usianya 24 tahun. Namun di balik kedok cinta sang Pangeran, tersirat siasat licik pria itu untuk menghancurkan keluarga Arganta.
Hingga kebaikan hati Alena akhirnya dimanfaatkan dengan mudah dengan iming-iming cinta, hingga membuat dia berhasil menjadi Raja dan memb*antai seluruh Arganta yang ada, termasuk istrinya sendiri, Alena Arganta.
Tak disangka, Alena yang mati di bawah pisau penggal, kini hidup kembali ke waktu di mana dia belum menjadi Putri Mahkota.
Akankah nasibnya berubah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rzone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Dua Pernikahan
Mattias membersihkan dirinya, bersama dengan Alena dan Raja. Karena ketiganya dibanjiri keringat hari itu. Sedangkan saat siang hari mereka makan bersama, mengobrol mengenai mereka, Alena sama sekali tak merasa canggung pada Raja. Mereka mengobrol dengan sangat sampai sebelum seorang Ksatria memperingatkan Raja bila dia harus menghadiri rapat di Istana.
Mereka akhirnya berpisah dan Alena sangat senang dapat berbincang dengan Raja, dia teringat dengan masa lalunya. Dulu Raja mati dengan cara diracuni oleh Pangeran Mahkota, Alena tak akan membiarkan kejadian itu kembali terulang.
“Alena, sebelum kita menikah. Aku ingin menyampaikan sesuatu terlebih dahulu pada anda.” Alena terkejut, mereka masih berada di gerbang kediaman setelah mengantar sang Raja.
“Apa itu?” Tanya Alena sedikit gugup, karena otaknya saat itu sedang diracuni dengan banyak hal kotor setelah mengobrol dengan Raja.
“Mungkin aku akan kembali menjadi Pangeran, apa pendapatmu?” Tanya Mattias, Alena mengepalkan tangannya.
“Aku hanya ingin mendukungmu, mungkin ada hal yang membuatmu kembali dan aku harus tahu dulu alasannya.” Ucap Alena teguh, Mattias mengangguk membenarkan.
“Aku miris bila harus membiarkan Kerajaan yang susah payah di bangun oleh Nenek moyangku hancur di tangan Carli, mungkin ada maksud lain mengapa anda dikirim kembali ke masa ini. Yaitu untuk mengabulkan do’a orang-orang yang tersakiti, pernahkan anda berpikir bila mungkin saja bukan hanya keluarga Arganta yang habis saat itu.” Alena terdiam, dia kembali mengangguk.
“Apa anda ingin kembali duduk sebagai Putra Mahkota?” Tanya Alena, Mattias mengangguk.
“Ya, sepertinya begitu. Aku tak akan takut lagi di masa depan, aku ingin kuat bersama dengan mu Alena. Ayo kita bangun Kerajaan ini dengan baik.” Mattias mengulurkan tangannya, Alena tersenyum dan mengangguk.
“Hem, sepertinya aku memang tak bisa lepas dari takdir untuk menjadi Putri Mahkota ya?” Alena tersenyum lembut, dia menerima uluran tangan Mattias.
“Sekarang anda akan menjadi Ratu, bukan lagi Putri Mahkota.” Bisik Mattias, Alena terkekeh dan memeluk Mattias. Udara hangat karena musim semi yang akan segera tiba dirasa amat lembut.
“Mattias, apakah anda pernah menyukai orang lain selain saya?” Tanya Alena, suara mereka kian terdengar senyap saat gerbang kediaman itu ditutup.
“Sial! Aku tak akan membiarkan rencana mereka berhasil!” Seorang pria berjubah yang sejak awal mengikuti kereta kuda Raja mengepalkan tangannya. Dia berlalu, namun tanpa sadar pria itu juga diawasi oleh seseorang.
Sebuah rahasia besar baru saja dia dengar, namun dia tak percaya bila Alena berasal dari masa depan. Dia akan lebih percaya bila memang mereka merencanakan pemberontakan dengan dalih kembali dari masa depan, selain itu dia juga tak akan membiarkan posisinya direbut oleh siapapun.
“Lapor Tuan! Pangeran Carli mengikuti kereta kuda Raja.” Seorang Ksatria Naga Putih melaporkan pada Mattias.
“Semakin dia merasa takut, maka dia akan bertindak lebih gegabah. Kita harus mencari celah dan membuat dia terciduk.” Ucap Alena di samping Mattias.
“Apakah dia akan bertindak segegabah itu?” Tanya Mattias, Alena terdiam memikirkan cara agar dapat menangkap Carli dala satu kali serangan.
“Mungkin iya, kita akan membuat dia berhasil dengan caranya. Rasa sakit sesungguhnya adalah saat seseorang kehilangan apa yang telah dia genggam.” Ucap Alena, Ksatria Naga Putih dan Asisten Mattias merinding mendengar percakapan dua orang itu.
“Ayo kita lakukan, kumpulkan seluruh Ksatria Harimau Putih!” Perintah Mattias, Ksatria Naga Putih menunduk dan melesat lewat jendela. Dia keluar dan mengumpulkan para Ksatria Harimau putih di area latihan.
Alena tak dapat ikut serta karena ada begitu banyak hal yang harus dia selesaikan, di tambah pernikahannya yang akan segera diselenggarakan. Mungkin akan dibutuhkan sedikit waktu agar Mattias dapat naik kembali pada posisinya, namun waktu itu pula yang paling berbahaya yang akan digunakan Carli untuk membunuh sang Raja.
Mattias akhirnya meminta seluruh pengawalnya untuk menyamar menjadi para pramusaji di acara pernikahannya, sedangkan para Ksatria Harimau Putih diminta menyamar menjadi penjaga Raja. Setelahnya, dia meminta seorang dari Ksatria Naga Putih untuk menyamar sebagai seorang pelayan di dapur Istana.
Semuanya dirangkai sedemikian rupa, dalam satu hari semua orang telah berada pada posisinya dan Alena juga sudah menempatkan beberapa orang kepercayaannya, dia menggunakan koneksinya dengan Asosiasi dagang Kill untuk menyabotase dermaga.
Semuanya berjalan dengan sangat baik, sedangkan di Istana. Pangeran Carli telah gemetaran saat mendengar kembali percakapan antara Mattias dan Alena.
“Aku tidak akan melepaskan posisiku saat ini!” Gumamnya, dia melemparkan benda apapun di sekuratanya. Anggur merah dia minum dengan dahaganya yang seolah tak kunjung reda, dia melemparkan botol anggur di tangannya.
Prang!
“Haaah, aku tahu sekarang. Bukankah Duke Arganta masih memiliki seorang Putri, bagaimana jadinya bila dua pernikahan dilakukan dalam satu hari?” Ucap Pangeran Carli dengan seringainya, dia memanggil seorang Ksatria kepercayaannya.
“Panggilkan pelayan, bereskan kamarku!” Perintah Pangeran Carli, beberapa Pelayan juga tak lama kemudian tiba. Mereka memandikan Pangeran Carli, dan mendandani pria itu hingga nampak seperti Pangeran Mahkota.
Carli keluar dari kamarnya, dia meminta seorang kusir untuk mengantarkan dirinya ke kediaman Arganta, dia juga tak lupa meminta Raja untuk memberikan izin pernikahan antara dirinya dan Elena.
Raja mulai berpikir tentang rencana apa yang saat ini tengah dilakukan oleh Pangeran Carli, dia gagal membujuk Mattias. Namun dia juga tak bisa membiarkan Negaranya hancur begitu saja, dibandingkan dengan menyerahkan tahta pada anak yang tidak becus dan hanya akan menghancurkan Negera saja, lebih baik Raja meminta orang lain untuk meneruskan tahtanya.
Dengan sangat tergesa-gesa Pangeran Carli datang berkunjung ke kediaman Arganta, Pangeran Carli disambut baik oleh Elena. Namun, Duke Arganta yang telah selesai mengurus tentang keluarnya Elena dari Keluarga Arganta hanya bisa tersenyum miring.
Sekarang Pangeran Mahkota akan menikah dengan rakyat biasa, karena marga Arganta pada Elena telah dicabut. Kini Elena hanya menjadi sosok gadis yang merupakan Putri dari seorang wanita malam.
Entah akan jadi apa jadinya bila Pangeran Carli mengetahui hal tersebut, namun meskipun diberitahu sekalipun. Segalanya telah terlambat, Pangeran Mahkota bahkan telah bersiap dengan surat pernyataan dari Kuil.
“Duke, sebagai Ayah yang akan menikahkan dua orang Putri dalam satu hari, haruskah anda memilih pada siapa anda akan berpihak?” Tanya Pangeran Mahkota, yang kala itu telah sampai di ruang tamu Kediaman Arganta.
“Tentu saja saya telah tahu, saya tidak perlu berpikir untuk memutuskan hal tersebut.” Ucap Duke Arganta, Pangeran Mahkota tersenyum.
“Baiklah, sekarang Putrimu Elena akan ku bawa ke Istana. Dan pesta megah akan diadakan di Istana, aku akan menanti kehadiranmu.” Ucap Pangeran Mahkota, Duke Arganta terkekeh geli. Namun dia tidak menjawabnya, dia hanya menyuruh para pelayannya untuk mengeluarkan barang-barang Elena.
Karena semua barang sejak awal memang telah dirapikan, tentu saja hal itu akan mempercepat kepindahan Alena. Sungguh sesuatu hal yang tak terduga, para Bangsawan geger dengan dua pernikahan besar yang akan diselenggarakan dalam waktu yang sama.
Mereka mulai menentukan pilihan mereka, sekaligus keberpihakan mereka dalam kenegaraan. Alena dan Mattias yang mendengar kabar tersebut sebelum hari pernikahan mereka hanya terkekeh saja.
Untuk menghindari para Bangsawan yang tidak berpihak pada Mattias dan Alena, akhirnya Alena mengirimkan undangan pada para rakyatnya pula. Pada para pelayan dan keluarga mereka, serta pada para pedagang dari wilayah timur yang sudah berjanji akan datang.