Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Sementara Reva sedang main petak umpet bersama Reynand, beda cerita dengan tiga pemuda yang sedang berkumpul terlihat tengah berbicara dengan begitu serius.
Setelah dari restoran Andra langsung mengantar tunangan nya ke rumah, setelah itu Andra langsung mengajak Erik dan Irfan ketemuan di sebuah cafe.
"Apa kau tau Rik, tadi aku ketemu Alisya di restoran Xx" ucap Andra begitu serius.
"Serius kamu Ndra, apa kau yakin kalau itu Alisya" sahut Erik menatap tajam Andra.
"Aku yakin kalau itu Alisya Rik, tapi wanita itu mengelak, memang wanita itu jauh lebih modis ketimbang Alisya dulu" jawab Andra.
"Terus, apa kau melihat gadis kecil yang bersamanya?" Erik mengintrogasi Andra. Andra terlihat ragu menjawab pertanyaan Erik.
"Aku melihat nya Rik, tapi...." Andra tidak melanjutkan ucapan nya.
"Tapi apa Ndra? Jawab yang jelas napa sih" kesal Erik.
"Itu..., Aku melihat dia bersama seorang pria, dan dia memanggil Alisya dengan sebutan "Baby", dan gadis kecil yang mirip denganmu itu terlihat begitu akrab dengan pria itu, mereka seperti keluarga kecil yang sedang berjalan bersama" terang Andra.
Erik terdiam, dia mencoba mencerna semua perkataan Andra. Erik begitu penasaran dengan wujud Alisya yang sekarang. Di tambah lagi orang suruhan Daddy nya sulit mendapatkan info tentang gadis kecil itu, sebenar nya siapa orang di balik Alisya.
"Kenapa kau terdiam Rik, jangan bilang kau penasaran dengan Alisya" ucap Irfan menebak isi pikiran Erik.
"Aku hanya bingung, kenapa sampai sekarang orang suruhan Daddy belum bisa mendapatkan identitas tentang nya" sahut Erik.
"Kenapa tidak kau sendiri saja yang menemui Alisya Rik" tanya Andra.
"Aku lagi sibuk membantu perusahaan Dady dan juga sedang mengurusi acara pertunanganku dengan Viona" jawab Erik jujur.
"Apa kau yakin dengan pertunangan itu Rik, bukan kah kau tak menyukai nya" tanya Andra.
"Aku menerimanya karena perusahaan Dinata sedang kekurangan dana, dan kebetulan keluarga Viona janji akan menyuntikan dana untuk perusahaan Dinata setelah pertunangan nanti" balas Erik.
Erik tau kalau perusahaan milik kedua teman nya tak sebesar perusahaan milik keluarga nya dan juga milik keluarga Viona, karena itu Erik tidak meminta bantuan kepada kedua teman nya itu.
"Aku harap kau tak termakan dengan rencanamu Rik, yang aku tau Viona bukan orang yang bodoh, yang bisa kau manfaatkan sesuka hatimu" sahut Irfan.
Yang mereka tahu Viona adalah tipe wanita yang ambisius, dan dia akan berusaha mendapatkan apa yang ia mau, meski dengan cara kotor pun dia akan lakukan, dan dia termasuk bukan wanita yang bodoh, yang gampang di pengaruhi oleh seseorang.
"Aku tahu itu, aku akan mencoba memanfaatkan dia melalui perasaan nya yang terlalu berambisi kepada ku itu" sahut Erik dengan seringai licik.
"Terus bagaimana dengan Alisya Rik" tanya Andra.
"Bentar Rik, jujur saja aku bingung dengan tujuan kalian mencari Alisya Rik, sebenarnya mau kalian itu apa" sela Irfan.
"Keluargaku hanya takut kalau tiba-tiba Alisya datang meminta pertanggung jawaban dengan menggunakan anak nya itu" Erik menjelaskan ketakutan keluarga nya.
"Kau bodoh atau gimana sih Rik, kalau Alisya memang butuh pengakuan sudah dari dulu Alisya bakal datang ke keluargamu itu, bukan kah dia tau kalau kamu berasal dari keluarga Dinata" sahut Andra kesal.
"Kita hanya mengantisipasi nya saja Ndra, bukankah setiap anak membutuhkan pengakuan dari orang tuanya kan" ngeyel Erik.
"Iya, tapi bukan orang tua modelan kamu Rik, orang tua yang baik sudah pasti akan mengakui darah daging nya" sinis Andra. Membuat Erik bungkam.
*
*
*
Malam semakin larut, seusai makan malam bersama semua penghuni di rumah Arsen pada masuk ke kamar nya masing-masing.
Reva dan Reynand sudah di culik Belinda untuk tidur dengan nya, gadis kecil itu dengan senang hati mengikuti kemauan oma nya.
Sedangkan Alisya tidur sendiri di kamar yang sudah di siapkan oleh pelayan di rumah Arsen.
Alisya yang belum bisa tidur pun akhirnya memilih melangkah pergi ke pintu penghubung ke balkon.
Ceklek.....Alisya membuka pintu lalu ia keluar menuju balkon, Alisya berdiri membelakangi kamar, dia menatap ke langit yang nampak gelap hanya di terangi bintang-bintang.
Dari luar kamar Arsen mengetuk pintu kamar Alisya, namun Alisya tak kunjung membukanya. Arsen mencoba menekan handle pintu yang ternyata tidak terkunci.
Ceklek....Degan perlahan Arsen membuka pintu kamar Alisya. Arsen mengedarkan pandangan nya ke ranjang tempat tidur namun tak melihat Alisya di situ.
Tak sengaja Arsen menatap pintu yang menghubungkan ke balkon terbuka, Arsen melangkah kan kakinya menuju ke arah balkon, ia melihat Alisya yang berdiri membelakanginya dengan kedua tangan yang berpegang pada pembatas balkon.
"Eh" Alisya terkejut ketika tiba-tiba ada sebuah tangan kekar yang melingkar di perut nya. Alisya menengok melihat orang itu, dan tenyata Arsen yang memeluk nya dari belakang.
"Biarkan seperti ini dulu" pinta Arsen yang menyandarkan dagu nya di bahu Alisya. Alisya mengangguk kecil.
"Kenapa kamu belum tidur hmm? Angin malam tak baik untuk kesehatan mu" tanya Arsen sambil mengeratkan pelukan nya supaya Alisya tak kedinginan. Alisya yang merasa nyaman pun akhirnya menyandarkan kepalanya ke dada Arsen.
"Aku belum ngantuk" lirih Alisya yang matanya masih setia menatap langit.
"Apa yang kamu pikirkan" tanya Arsen sambil mengecup pucuk kepala Alisya yang bersandar pada tubuhnya.
"Aku hanya memikirkan Reva" jawab Alisya menghela nafas nya pelan.
"Apa yang kamu pikirkan tentang Reva, bukankah dia baik-baik saja" tanya Arsen pura-pura tak tahu, dia ingin Alisya terbuka dengan nya, dengan begitu dirinya merasa di butuhkan Alisya yang memilih melakukan semuanya sendiri.
Arsen masih belum menceritakan jati dirinya kepada Alisya.
"Aku takut ayah kandung nya akan mengambilnya dariku. Setelah pertemuan tadi, sudah pasti teman nya itu akan mengadu kepada pria itu" ucap Alisya masih menyembunyikan identitas ayah kandung Reva.
"Maksud kamu putra sulung keluarga Dinata " tanya Arsen to the point. Alisya kaget kenapa Arsen mengetahui tentang Ayah kandung Reva yang sebenarnya.
"Bagaimana kamu bisa tahu" kaget Alisya kemudian melepas tangan Arsen dari perutnya, kemudian dia membalikan tubuhnya menghadap Arsen.
"Tak perlu kaget, aku sudah pernah bilang kepada mu kalau aku mengetahui semua tentangmu dan juga Reva jika kau lupa" ucap Arsen dengan senyum jenaka sambil merapihkan rambut Alisya yang menutupi dahinya.
"Iya, iya, kau memang tahu segalanya tentangku. Sangat menyebalkan padahal aku belum memberi tahunya kepadamu" kesal Alisya membuat Arsen terkikik geli. Padahal Alisya pernah sedikit cerita masalah hidup nya kepada Arsen tanpa dia sadari.
**Bersambung.
Happy reading guys🙏**
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana