Pernikahan adalah sebuah janji seumur hidup di mana semoga orang ingin menikah dengan pilihannya sendiri, namun bagi Maura itu adalah sebuah angan-angan saja.
Dia harus menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya, tekanan yang di dapat dari orang tuanya membuat Maura pun menyetujuinya karena dia tidak ingin membuat keluarganya malu.
Pernikahan ini terjadi karena sebuah hutang, di mana orang tuanya hutang begitu besar dengan keluarga calon suaminya itu, sosok pria yang sama sekali tidak Maura ketahui bagaimana wajahnya.
Bahkan selama beberapa kali pertemuan keluarga tidak pernah pria itu menampakkan wajahnya, dari rumor yang di dapat bahwa pria itu berwajah jelek sehingga tidak berani untuk menampakkan wajahnya, itu juga salah satu alasan sang Kaka memilih kabur di hari-h pernikahannya dan harus menumbalkan sang adik yaitu Maura.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoin cerita nya.
NB: Kalau ada typo boleh komen ya biar bisa di perbaiki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29_Upik Abu
"Aku sama Max besok harus ke Amerika untuk cek perusahaan di sana." ucap Bara saat Maura baru saja masuk ke dalam ruangannya.
Dia memanggil sang istri untuk keruangan nya untuk mengatakan hal tersebut, berat sekali rasanya meninggalkan sang istri, tapi harus bagaimana pekerjaan nya begitu penting karena ada masalah di sana.
Maura sendiri sudah mendengar masalahnya dari mbak Bella jadi tidak mungkin Maura menahan sang suami untuk tidak pergi, walau pun berat rasanya karena dia sudah sangat kebiasaan ada suaminya di sampingnya.
"Iya mas gak papa kok, mas pergi saja lagian tadi mbak Bella sudah cerita kalau ada masalah dengan perusahan di sana." ucap Maura dengan sendu sambil menundukkan kepalanya.
Hal itu membuat Bara frustasi sampai dia mengusap wajah nya dengan kasar karena melihat wajah sang istri yang begitu sendu.
"Kamu ikut mas ya ke Amerika." ajak Bara.
"Seperti nya aku gak ikut aja mas, pasti di sana repot dan aku gak mau nambah beban mas waktu di sana, aku juga pingin tetep kerja." ucap Maura karena pernah sekali waktu dia ikut suaminya dinas di luar negeri tapi malah dia terus merepotkan sang suami hal itu membuat Maura tidak enak hati jika dia harus ikut lagi.
"Beneran?" tanya Bara.
"Iya mas." jawab Maura sambil mengangguk kan kepalanya.
.
Hari ini tepatnya Bara dan Max berangkat ke Amerika, Maura harus berangkat sendiri dengan di antar oleh pak Soni menggunakan sepeda motor karena itu permintaan Maura, bagaimana pun kalau tidak ada suaminya pasti dia akan turun di lobi kantor jadi dari pada mendapatkan tatapan aneh dia lebih baik mengaku naik ojok saja.
"Mauraaa!" teriak seseorang saat Maura baru saja akan masuk ke dalam.
Hal itu membuat Maura langsung menoleh ke belakang ternyata ada Mela yang berlari ke arahnya.
"Ya Allah aku kangen banget sama kamu Ra." seru Mela memeluk tubuh rekan kerjanya sekaligus sahabatnya itu.
"Aku juga mel." seru Maura balik dan mereka pun saling berpelukan karena menyalurkan rasa kangennya.
Sampai orang orang di sekitar melihat ke arah dua manusia tersebut dengan tatapan aneh.
"Kamu mah sejak pindah ke lantai atas gak pernah tengokin aku." seru Mela membuat Maura merasa bersalah.
"Maaf ya, aku kemarin susah buat turun kalau ada presdir, tahu sendiri gimana sikap presdir kan." ucap Maura mencoba menyalahkan sang suami, berdosa sekali tapi mau bagaimana lagi.
"Emang sekarang Tuan Bara kemana?" tanya Mela.
"Ya kan beliau ada urusan bisnis di Amerika, dan mungkin satu minggu atau ke ih beliau pergi." ucap Maura.
"Wah gak bisa lihat wajah tampannya dong aku beberapa hari ini." seru Mela yang terlihat seperti kanebo kering yang begitu kusut sekali.
"Eh ada siapa nih...." seru seseorang saat Maura masuk ke dalam toilet lantai karyawan, lebih tepatnya toilet lobi karena setelah berbicara dengan Mela tadi dia tidak bisa menahannya.
"Sonya, kamu kenapa sih?!" seru Maura tidak habis fikir dengan rekan kerjanya yang bernama Sonya.
"Eh gue peringatin buat elo supaya jauh jauh dari tuan Bara, eh elo cuma upik abu yang gak mungkin bisa bersatu sama pangeran." ucap Sonya yang begitu kejam sekali mulutnya.
Sebelum keluar Sonya menabrak bahu Maura yang hampir saja terjerembab ke belakang untuk saja dia bisa menyeimbangkan tubuhnya hingga dia tidak sampai jatuh.
"Ya tuhan dia kenapa sih?!" ucap Maura tidak habis pikir dengan tindakan Sonya.
Dia tidak pernah mencari masalah dengan orang orang tapi tetap saja ada yang tidak suka dengannya.
Dari pada pusing memikirkan Sonya, dia memilih untuk kembali ke lantai atas saja yang menurutnya begitu aman untuk dirinya.
.
.
Bersambung.....
lanjut yg buanyakkk thorrr" tk.puas bc nyaaaa...