Tidak perlu repot-repot nyari jodoh yeorobun, siapa tahu jodohmu sudah dipersiapkan kakek buyutmu jauh sebelum kamu lahir ke dunia Timio ini, dan ternyata jodoh pilihan kakek ini, is the trully type of a HUSBAND MATERIAL means 💜
Happy reading 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bawa Aku Pergi
Dunia berasa runtuh hari ini, nona muda itu menangis keras dibelakang manekin, sendirian, hanya udara dan keheningan yang menyertainya. Berkali ia memukul keras dadanya dengan harapan rasa sakit dan sesak di dadanya sedikit berkurang. Tapi rasanya tidak ada gunanya.
Tega sekali
Kejadian hari ini akan mengubah semuanya, Jenny bertekad akan mengembalikan semua. Ini tidak bisa dibiarkan.
"Sebeginikah? Sesakit ini kah? Setega ini kah?", batin Jenny hanya sesegukan.
Klek brakk, pintu utama butik dibuka dengan kasar, orang yang membuka pintu tergesa-gesa ke arahnya, ia menoleh dan tangisannya semakin keras dan menghambur ke pelukan orang yang baru saja datang, entah perasaan itu lega atau apa, yang penting hanya orang ini yang paham bagaimana rasanya, bagaimana luka hatinya, dan harus apa. Siapa lagi kalau bukan Jonathan Bramaskara.
Jonathan menyambut Jenny ke pelukannya, bagaimana aroma tubuh wanita itu, suara sesegukannya, masih sama. Lengan kokohnya menutupi punggung Jenny yang masih tergugu itu.
"Aku udah muak Je, aku ngga sanggup liat kamu begini terus. Aku lelah banget. Ayo kita pergi. Aku sadar aku bukan orang yang ada dihati kamu lagi, tapi aku ngga keberatan sama sekali. Setidaknya aku bisa melindungi kamu, meskipun itu cuma sementara. Ayo Je kita pergi." Suara Jonathan bergetar, Jenny mengangguk berkali-kali dengan sesegukannya.
"Caranya gimana? Dan kemana?", tanya Jenny ditengah isaknya.
Jonathan menatapnya dalam dan menghela napas, sembari mengusap surai Jenny dan terus ke pipinya yang basah karena air mata itu, ia menghela napasnya.
"Tiga hari, aku butuh tiga hari untuk menyelesaikan semuanya. Cukup tiga hari aja buatku Je. Kamu tahu kan aku anak panti asuhan yang ngga punya orang tua, ngga akan ada yang nyariin aku semisal aku menghilang begitu aja, beda cerita dengan kamu. Jadi tunggu aku tiga hari untuk ngurusin keperluan kamu. Tiga hari Je."
Jenny hanya mengangguk dan kembali terisak menenggelamkan wajahnya di dada Jonathan.
🌼🌼
Selama menunggu Jonathan menyelesaikan urusannya Jenny merenung dan berdiam diri selama tiga hari di kamar rahasianya. Selama itu juga ia terus menerus bertanya pada dirinya, dosa besar apa yang ia lakukan di masa lampau sehingga ia menemukan kehidupan yang mengerikan itu.
Dan selama itu pula Arsen sama sekali tak bergeming, tidak mencari tahu keberadaannya, benar-benar tidak perduli.
Matanya tidak pernah normal sejak hari itu, selalu merah dan bengkak, rasanya stok air mata yang ia punya banyak sekali, tidak ada habisnya meski ia menangis setiap malam.
Arsen...
Entah semesta memang mendukung mereka, perginya dua anak manusia yang terluka karena keegoisan orang terdekat. Kedua orang yang memutuskan untuk pergi jauh di gelapnya malam, disaat semua orang terlelap, mereka pergi, menghilang dengan koper besar masing-masing.
Kali ini Jonathan benar-benar mengerahkan seluruh kekuasaannya, mengeluarkan seluruh koneksinya habis-habisan hanya agar menghilang bersama gadisnya tercinta.
Jonathan mengganti identitas mereka habis-habisan. Ia berubah menjadi Leonardo Martin Oliver sedangkan Jenny menjadi Betania Oliver, mereka berdua terbang jauh, pergi ke tempat yang akan sangat sulit ditemukan Arsen, sekalipun begitu, mereka bukan lagi Jeje dan Jojo.
Pasti akan sangat sulit
🌼🌼
Sudah dua minggu lamanya Jenny pergi, tidak ada seorang pun yang curiga. Keadaan baik-baik saja. Nanda yakin Jenny berada di mansion bersama suaminya yang copy super Kim Taehyung itu, sementara Arsen yakin Jenny memang sedang sibuk saja dengan butiknya.
Berhubung tidak ada masalah yang berarti di butik, Nanda tidak mempermasalahkan nona boss nya yang tanpa kabar itu, jika ada yang genting, ia pasti akan jadi orang pertama yang akan mencari Jenny sampai ke ujung bumi pun.
Berbeda dengan Arsen, awal-awal ia merasa biasa saja, meski ia beberapa kali menghubungi Jenny, telepon itu tidak tersambung, ia masih memaklumi, mungkin istrinya itu masih kesal, masih ingin ber soliloquy. Tapi lama kelamaan semuanya terasa aneh, benarkah Jenny sediam ini? Nomornya sama sekali tidak aktif sudah 2 Minggu lamanya.
Hari itu juga Arsen memutuskan untuk datang ke butik, entah mereka akan perang dingin lagi setidaknya ia memastikan Jenny baik-baik saja disana.
🌼🌼
"Mba Nan, tumben banget ya Mba Jenny ga ke butik, udah dua mingguan, biasanya juga tiga hari omelannya udh numpuk balik-balik ke butik." seru Dita.
"Siapa sih yang ngga betah di rumah punya suami spek Taehyung kayak gitu. Udah cakep, tajir melintir, bucin lagi. Lu juga kalo punya suami gitu bakal ngintilin dia lu seharian." celetuk Chikita.
"Iya juga ya ahahaha."
Klek... pintu dibuka
"Panjang umur nih." lirih Dita.
"Pagi Mas Arsen. Mba Jenny mana?", sapa Nanda, sambil celingak celinguk berharap Jenny muncul dari balik punggung lebar Arsen.
Arsen mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Nanda.
"Dimana katanya?".
"Bukannya Jenny disini? Sudah dua minggu dia tidak pulang ke mansion katanya dia ada urusan di butik." terang Arsen.
deg
Nanda dan Dita beserta tiga orang lainnya saling berpandangan satu sama lain, bingung dan takut bercampur jadi satu. Tanpa berkata apapun Nanda segera berlari ke lantai dua, diikuti Dita, sudah jelas tujuan mereka 'kamar rahasia Jenny." Setiap inci yang dilewatinya berharap ia akan menemukan Jenny berada disana.
Beberapa menit kemudian, Mereka berdua turun tergesa-gesa, Nanda tidak bisa menahan air matanya yang sudah tumpah, sesegukannya di tahan, ditambah Dita dengan wajah kusutnya. Dita memegang tiga lembar kertas, dan memberikan dua lembar untuk Arsen, sisanya ia berikan pada Laura, Chikira, dan Irene untuk mereka baca. Jangan tanya Nanda, ia sudah berjongkok di lantai dengan sesegukannya yang menjadi.
"Ada apa ini?" bingung Arsen.
Lembar yang dipegang Chikita :
Teruntuk kelima anakku, adikku, kesayanganku
Nanda, Dita, Chikita, Laura, dan si bontot Irene
Hai cewe-cewe gilanya Venus, mungkin nanti kalian akan sedikit terkejut ketika menemukan surat ini, dan kalian ngga akan bertemu aku lagi untuk waktu yang lama. Jangan kuatir ya, aku baik-baik aja. Ada banyak hal yang ngga bisa aku tahan lagi, pergi mungkin jalan terbaik buat saat ini, aku masih hidup kok, masih napas.
Tolong jaga Venus kita ya sampai aku kembali, terima kasih udah setia dan berjuang bareng aku selama lima tahun ini, maaf ya kalo aku cerewet, itu semua buat kebaikan dan masa depan kalian. Aku udah beli satu unit apartemen deket Venus yang cukup untuk kalian tempati berlima, jaga dan rawat ya, aku ngga mau kalian pulang naik bus lagi, cukup jalan kaki.
Kuncinya ada di laci meja kerja aku. Oh hampir lupa, tolong pastikan mas Taehyung copy super kita memilih perempuan yang tepat, kalian berlima jadi jurinya hehehe
Baik-baik ya kesayangan 💜
with Love,
Ibu, kakak, dan nona boss kalian
Venus Jenina
kelima hati karyawan setianya patah hari itu.
" Katanya sedikit terkejut, tapi ini bukan sedikit", tangis Laura pecah.
Lembar yang dipegang Arsen :
Teruntuk Tuan Muda Belahan Jiwaku
Halo sayangnya aku
Maaf aku ngga pamit ke kamu, aku takut kalau aku pamit aku jadi ngga tega pergi hehehe
Kamu adalah keajaiban yang ku terima dihidupku, sampai-sampai rasanya aku ngga sanggup untuk menerima.
Aku pergi bukan karena perdebatan kita tempo hari, itu sama sekali ngga ada sangkut pautnya. Aku pergi karena rasanya berdosa sekali kalau terus berada disamping kamu, orang yang tidak seharusnya aku miliki, rasanya aku terlalu jahat.
Jadi, sekarang aku lepas kamu, kamu boleh buang semua beban yang udah aku beri ke kamu, lupain aku. Kamu bisa lanjutin dan kejar cinta kamu yang terpaksa kamu tinggal sebelumnya. Selamat tinggal tuan mudaku 💜
with love
Si bukan nona mudamu
Begitu lah deretan kalimat indah beracun yang Jenny tinggalkan untuk Arsen. Minta maaf berujung membunuh mungkin begitulah ia mengartikannya. Otaknya panas dan sama sekali tidak paham apa yang sedang terjadi sekarang ini, ditambah lembar lainnya yang ditinggalkan Jenny adalah surat cerai yang sudah ia tanda tangani, tinggal menunggu tanda tangan Arsen, untuk mengesahkan pembubaran pernikahan itu.
"Seminggu lagi anniversary pernikahan kita, dan kamu malah pergi?", batin Arsen.
Arsen menjambak surainya sendiri, ia stress, tapi terbersit satu nama di pikirannya.
" Nanda, Jonathan... coba hubungi Jonathan...", Arsen terbata-bata, kelihatan jelas sekali ia kesulitan bernapas.
Nanda yang masih berjongkok di lantai, seketika berusaha menguasai pikirannya yang kacau, dan segera mengutak-atik ponsel pintarnya. Beberapa saat kemudian, ia menghentikan panggilan teleponnya dan menatap sendu Arsen, diikuti satu bulir bening lolos di pipinya.
" Nomornya bahkan ngga terdaftar lagi mas."
deg
Beribu-ribu pertanyaan muncul dan berkerumun di otaknya, jika digambarkan lebih dari benang kusut. Rumit, membingungkan, dan mengesalkan. Kerumunan pertanyaan itu sangat menyakiti otaknya, berikut juga kemungkinan-kemungkinan yang tiba-tiba saja muncul. Berisik sekali.
Brugh.... badan kekar itu pun tumbang, otaknya yang tersakiti tidak punya kendali lagi, semuanya benar-benar kacau. Arsen masih merasakan sakit dibahunya yang menghantam lantai, ia masih melihat Nanda dan yang lainnya panik, riuh suara teriakan ketakutan mereka meski samar-sama dan terdengar jauh sekali. Perlahan semuanya benar-benar hening dan gelap.
.
.
.
Tbc ... 💜