PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SENYUM AYANA
“ Ajak Ibu juga, biar aku yang nganter..” Ucap Rayan tanpa menoleh ke ke arah Ayana
Ayana terdiam sesaat. Hingga akhirnya
“Gak usah repot-repot dok.. Biar saya sama Yuki naik kendaraan umum aja seperti biasa.. Maaf dan terima kasih udah mengantarkan saya sampe rumah..” Ucap Ayana sopan.
Rayan menolehkan pandangannya menatap mata Ayana. Terlihat ada sedikit kekecewaan di hatinya atas penolakan Ayana.
"Begitu sakitkah hatimu, hingga kamu menutup rapat hatimu untukku masuk.. Ataukah benar masih ada cinta untuk mantan suami yang tak punya perasaan itu.." Gumam Rayan dalam hati
Rayan tak bisa menebak isi pikiran Ayana
"Masuklah.. Yuki sama Ibu pasti sudah menunggu di dalam.." Perintah Rayan tersenyum lembut
Ayana membalas senyum Rayan. Baru kali ini Rayan melihat senyum Ayana yang tanpa beban. Membuat tangannya refleks mengelus puncak kepala Ayana dengan lembut
Perlakuan Rayan itu mampu membuat hati Ayana sedikit menghangat. Ayana melihat sinar ketulusan di mata Rayan. Hingga akhirnya mereka sama-sama tersadar dan menjadi salah tingkah.
Ayana pun bergegas turun dan masuk ke rumahnya dengan perasaan malu. Sedangkan Rayan, masih berdiam diri di balik kemudinya. Dia tersenyum sendiri mengingat wajah Ayana yang merah merona karena malu.
Rayan pun turun menyusul Ayana. Dia memilih menunggu di bangku teras rumah sambil memainkan ponselnya. Mengecek pesan yang masuk di ponselnya sejak di perjalanan menuju rumah Ayana.
Tak berselang lama, Ayana dan Yuki muncul dari arah pintu. Sang Ibu melepas kepergian mereka dengan banyak pesan ini itu
“ Lohh Ibu gak ikut..?” Tanya Rayan menghampiri ketiganya yang tak sadar kehadirannya juga ada disana
Ayana terlonjak kaget dan spontan menoleh kesamping dimana Rayan berada
“Dokter Rayan ada disini juga..?” Tanya Ibu memandang Ayana dan Rayan secara bergantian.
“Iya Bu.. Ibu ikut ya..? biar sekalian kita makan malam di luar..” Ajak Rayan tersenyum hangat
Sang Ibu heran kenapa Ayana bisa sekaget itu dengan kehadiran Rayan disana.
Bahkan Rayan menanyakan soal sang Ibu yang tidak ikut serta. Sudah tentu ada pembahasan antara mereka sebelum itu
Ibunya Ayana menaru curiga ada yang terjadi sebelumnya di antara keduanya. Terlebih melihat sikap Ayana yang datar dan cuek.
Sedangkan Ayana bukan typical orang yang seperti itu jika ada yang bertamu di rumahnya sekali pun tidak ia kenal sama sekali.
Di mata sang Ibu Ayana adalah anak yang sopan dalam bersikap, santun dalam bertutur kata.
Tapi kali ini tidak ada sifat itu. Sangat cuek dan datar. Sudah barang tentu ada apa apanya
“Gak usah nak.. Ibu biar di rumah aja.. Ibu ada kerjaan juga yang belum selesai..” Tolak Ibunya Ayana dengan lembut
“Gak apa-apa Bu.. Biar Ibu juga bisa nemanin Yuki check up Bu.. Ikut ya Bu..?” Mohon Rayan
Sang Ibu menatap Ayana yang sejak tadi hanya diam saja. Merasa aneh dengan gelagat sang anak, Ibu mengelus lengan Ayana berharap dapat jawaban dari isyaratnya itu.
Dan benar saja, Ayana paham. Dia pun mengangguk setuju Ibunya ikut bersama mereka
“Tadi dokter Rayan nganterin aku pulang Bu.. Dia juga menawarkan untuk nemanin ke Rumah sakit padahal aku udah nolak.. Ibu ikut aja kalau dianya merasa gak di repotkan..” Ucap Ayana datar melirik sebentar ke arah Rayan dan kembali menatap sang Ibu
Yang di lirik hanya tersenyum karena merasa menang. Dalam hatinya, Rayan bersorak kegirangan.
Yuki ikut tersenyum melihat Rayan tersenyum. Membuat Rayan mengambil alih Yuki dari gendongan Ayana tanpa permisi
Ayana yang kaget hanya terpaku seperti terhipnotis. Sementara Yuki dan Rayan seperti tidak peduli dengan keterkejutan Ayana.
Mereka asik bercanda dan tertawa sampai akhirnya terhenti saat Ibunya Ayana muncul dari arah pintu.
“Ibu udah siap..?” Tanya Rayan tersenyum
Sang Ibu mengangguk menjawab pertanyaan Rayan. Mereka pun langsung berangkat menuju Rumah sakit karena haris sudah sore.
Sementara di tempat lain. Arman mantan suami Ayana tersulut amarah menerima laporan dokter Rayan mengajak mantan istri dank anaknya keluar dari orang suruhannya
Arman memang menyuruh orang untuk mengawasi gerak gerik Rayan mendekati mantan istri dan anaknya.
Arman masih belum ikhlas melepas Ayana pada siapa pun.. Abisinya masih terlalu kuat
"Ikuti mereka dan jangan sampai mereka tau.. Cukup laporkan saja, jangan bertindak lebih tanpa aku perintahkan.." Perintah Arman pada suruhannya by phone
Arman memutus panggilannya sepihak. Tanganya mengepal mengetahui kedekatan Rayan dengan mantan istri dan anaknya sudah sejauh itu.
Cemburu semakin membuat amarahnya meledak. Terlebih Rayan pria tampan dan belum pernah menikah, semakin membuat hati Arman di balut rasa cemburu
**BERSAMBUNG..
TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR..
MOHON DUKUNGANNYA TERUS TEMAN TEMAN.. TERIMA KASIH SEBELUMNYA.. 😇🙏💞**
endingnya gk ngenakin...
gk kepikir deh klo hrus ngikutin maunya mntan mertua sm mntan suaminya,klo aku jd ayana juga,ogah bngeet..
bedah = dlm kedokteran berarti operasi/memotong/membelah dsbnya...