Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Kedatangan Pengacau
Celine duduk di dekat tunangan Juan. Damian duduk di sebelahnya dan sedang mengobrol dengan temannya. Namun, Damian tak melepas tautan tangan mereka di bawah meja, seolah Damian tak ingin membuat Celine merasa terabaikan.
Celine mengedarkan tatapannya dia menerka jika pertunangan itu terjadi di atas kepentingan bisnis semata. Tunangan Juan bernama Brenda, dia seorang model majalah dewasa.
Celine masih tampak canggung karena circle Damian rata-rata seumuran dengan pria itu. Bahkan Brenda terlihat tak acuh padanya. Mungkin wanita itu berpikir jika Celine adalah hanyalah seorang gadis bayaran saja.
"Brenda, ajaklah Celine bicara," kata Juan menegur tunangannya itu. Brenda masih tampak asyik berkirim pesan dengan seseorang.
"Tidak apa-apa, Juan," kata Celine. Dia jadi tak enak hati jika harus menjadi perusak suasana. Apalagi tatapan mata Brenda terlihat sinis padanya.
"Aku menunggu Ticia datang." Brenda masih mengabaikan Celine.
Celine sama sekali tak peduli. Toh dia datang kemari bukan karena ingin. Dia hanya sedang tak mau berada di penthouse sendirian. Gadis itu menyentuh bahu Damian. Damian menoleh dan menatap lembut Celine.
"Ada apa?"
"Aku mau ke toilet sebentar."
"Perlu ku antar?"
"Tidak. Nikmati saja kebersamaanmu dengan mereka."
"Baiklah, Berhati-hatilah. Jika kau butuh aku kau tahu apa yang harus kau lakukan, kan?"
"Tentu saja." Celine berdiri dan segera berlalu menuju kamar mandi. Dari kejauhan di pintu masuk. Marrick yang baru saja datang dengan Leticia langsung melepas tangan Leticia.
"Kau tahan Damian. Aku melihat gadisku. Aku akan membawanya menjauh dari pria itu," kata Marrick penuh percaya diri. Leticia hanya mengangguk pelan dan bibirnya menyeringai. Ya dia pasti akan menahan Damian dengan seluruh usahanya.
Damian tak menyadari kehadiran Marrick bersama Leticia. Namun, Sebastian dan Mateo dari tempatnya sudah melihat kedatangan kedua orang itu dengan tatapan curiga. Terlebih Marrick tampaknya memperlihatkan gelagat mencurigakan. Mateo segera mendekati Damian sedang Sebastian mengikuti nona mudanya.
"Hai, Brenda, Juan. Selamat ya." Leticia langsung memeluk Brenda dan menyalami Juan. Tanpa bertanya Leticia duduk di kursi Celine. Damian langsung bereaksi kesal.
"Siapa yang menyuruhmu duduk di sini?" ketus Damian.
"Tidak ada, tapi aku merasa kursi ini tak bertuan. Jadi aku duduk di sini, Damian."
Damian bergegas berdiri. Namun, Leticia buru-buru menahan lengan Damian.
"Tidak bisakah kau memberiku kesempatan, Damian? Aku ingin hubungan kita baik-baik saja."
"Siapa kau berani mendikteku?" sarkas Damian. Akan tetapi, percakapan mereka terhenti saat Mateo tiba-tiba datang dan membisikkan sesuatu pada Damian.
Damian bergegas meninggalkan tempat itu tanpa berpamitan dan hal itu justru membuat teman-teman Damian penasaran.
"Apa yang terjadi Mateo?"
"Ada yang sedang ingin bermain dengan sepupuku." Setelah mengatakan hal itu, Mateo dan Chester menyusul Damian.
Sementara itu di depan kamar mandi, saat Celine akan masuk ke dalam kamar mandi khusus perempuan tiba-tiba saja tangannya di tarik oleh Marrick, Celine yang tak siap tubuhnya terhuyung menabrak dada Marrick.
"APA YANG KAU LAKUKAN?" pekik Celine kesal. Dia menatap tajam pada Marrick.
"Aku merindukanmu, Celine."
"Kau gila. Kau pria gila yang pernah aku temui."
"Ya, aku memang gila. Aku sudah tergila-gila padamu, Celine."
"Oh, God. Aku jadi ingin menghajarmu." Belum sempat Celine meninju wajah Marrick, seseorang tiba-tiba menonjok wajah Marrick dari samping. Akhirnya pegangan tangan Marrick terlepas dari Celine.
"Maaf aku terlambat, Nona."
"Tidak perlu dipikirkan. Aku tidak apa-apa."
Marrick mengusap sudut bibirnya yang berdarah dan menyeringai melihat Sebastian.