🥇Juara 1 YAAW Periode 2 2024 Genre Pria
🏅Juara Tema Kreatif 'Harem'
Elang menjadi pemuas nafsu para wanita dewasa semenjak SMA. Ia terpaksa melakukan itu demi bertahan di kehidupan ibu kota yang keras. Sampai suatu hari Elang mendapat pelanggan yang membuatnya terjebak dalam masalah besar.
Takdir membawa Elang harus menjadi guru les privat putri dari salah satu pelanggannya. Terlebih putri pelanggannya itu adalah sahabat kekasihnya Elang. Parahnya ketiga perempuan itu sama-sama jatuh cinta pada Elang.
Inilah cerita Elang. Petualangannya dalam menghadapi banyak wanita di hidupnya. Bagaimana kelanjutannya? Apa Elang membiarkan banyak wanita berlabuh di hatinya? Atau dia memilih melabuhkan hatinya hanya untuk satu orang saja.
*Genre : Harem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26 - Kebetulan Yang Mengejutkan
Elang menganggap masalah Canda sudah selesai sepenuhnya. Sekarang dia bisa fokus menjalani hidupnya tanpa gangguan. Terutama dengan kegiatan mengajar les privat dan pekerjaan tambahannya yang harus dilakukan besok.
Sepulang sekolah, Elang langsung pergi ke rumah Amanda. Kedatangannya disambut oleh pembantu yang ada di sana.
"Eh, Dek Elang. Non Amanda nya sudah menunggu di pavilion. Kebetulan hari ini dia juga ngajak temannya belajar," kata Bi Erna.
"Iya, Bi. Makasih..." balas Elang yang segera berjalan menuju pavilion dimana Amanda dan temannya berada.
Di sisi lain, Amanda sekarang sedang menunggu Elang. Kali ini dia tidak sendiri. Amanda ditemani oleh Dara.
"Udahlah, kau jangan pikirin cowok nggak jelasmu itu lagi. Refreshing aja dulu lihat guru les privatku yang ganteng," ucap Amanda sembari merangkul pundak Dara.
"Aku sekarang lagi nggak minat kenalan sama cowok. Kedatangan aku ke sini tuh cuman karena malas pulang. Soalnya biasanya kan sepulang sekolah aku selalu ketemu dia," ungkap Dara panjang lebar.
"Udah! Pokoknya lupain dia. Setelah les ini, kita pergi senang-senang ya. Mau ke klub malam lagi nggak?" tawar Amanda pelan. Takut suaranya didengar oleh orang tuanya.
"Ide bagus tuh. Aku kali ini mau coba minum sampai mabuk," ujar Dara.
"Ish! Sok-sokan kayak orang dewasa kau. Putus cinta udah mikirin mabuk-mabukkan. Janganlah!" sahut Amanda.
Dari arah pintu, Elang muncul. Ia berjalan semakin dekat dengan paviliun. Dari sana dia bisa melihat Amanda sedang mengobrol dengan cewek yang duduk membelakangi posisinya.
Mata Elang menyipit. Perawakan Dara tentu terasa tidak asing baginya. Meskipun begitu, Elang masih ragu untuk menyimpulkan.
"Nah, itu dia guru lesku. Sini, Kak!" seru Amanda antusias.
Saat itulah Dara menoleh ke arah Elang. Seketika keduanya saling bertukar pandang. Mereka sontak merasa sama-sama kaget. Mata Elang dan Dara membulat secara bersamaan.
"Kenalkan, Ra. Ini Kak Elang, guru les privatku yang ganteng. Dan Kak Elang, kenalkan ini temanku Dara. Dia lagi putus cinta, makanya--"
"Hush! Amanda! Kau ini apaan sih!" Dara buru-buru memotong ucapan Amanda sebelum dirinya harus menanggung malu lebih banyak. Di sisi lain, hatinya tiba-tiba cemas saat mengetahui cogan yang selama ini dibicarakan Amanda adalah Elang.
Sementara Elang, dia hanya bisa menatap kecewa Dara. Dari sikapnya, sepertinya cewek itu memilih bersikap pura-pura tidak kenal. Jika begitu, maka Elang juga akan mengikuti skenario Dara.
Elang segera duduk ke depan meja. Di meja sudah tersedia berbagai macam buku belajar.
Elang menenggak salivanya satu kali. Dia mendadak diserang perasaan malu. Bagaimana tidak? Elang sadar dirinya tak sepintar itu untuk menjadi seorang guru les privat. Terlebih sekarang di hadapannya ada Dara. Cewek yang selalu mengajarinya saat kesulitan belajar.
'Aku harus tenang.' Dalam hatinya, Elang berusaha menenangkan dirinya.
"Hari ini kau mau belajar apa?" tanya Elang pada Amanda.
"Hari ini Biologi deh," jawab Amanda.
"Oke." Elang berlagak seperti profesional.
"Coba kita lihat. Aku penasaran sama cara Kak Elang ngajarin kami," cetus Dara. Dia jelas sedang mengejek Elang. Seolah dirinya meremehkan cowok tersebut.
Elang hanya menghela nafas saat mendengar ucapan Dara. Tetapi jujur saja, itu menyakiti hatinya. Padahal menurut Elang, Dara seharusnya membantu jika masih suka padanya. Jika begitu, maka Elang menyimpulkan bahwa Dara sudah tak punya perasaan apapun padanya.
"Kami? Tapi maaf sebelumnya, tugasku di sini itu untuk ngajarin Amanda. Bukan kamu!" tukas Elang.
Dara tercengang. Dia tak bisa berkata-kata lagi.
"Ini nih, Ra. Ini yang aku suka dari Kak Elang. Dia cool banget kan?" ucap Amanda gamblang.