Ibu kandung Amora menikah dengan seseorang yang usianya jauh lebih muda dibanding dirinya.Dari pernikahan tersebut membawa kebahagiaan baginya namun tidak dengan putri sematawayangnya.Amora merupakan putri tunggal dari pasangan Felicia dan Ferdian.Ferdian meninggal dalam kecelakaan tunggal saat pergi keluar kota untuk melakukan perjalanan bisnis.
Awal petaka dimulai saat Felicia pergi ke luar kota untuk melakukan perjalanan bisnis.Athur ayah angkat Amora yang diam-diam mencintai Amora berusaha melecehkan Amora disaat dia dan Amora hanya hanya berdua saja dirumah.
Namun Berung kebusukan athur terbongkar dan seseorang datang menyelamatkan Amora dari kebejadan ayah tirinya.
Dari kejadian tersebut Amora berakhir dipersunting oleh laki-laki yang menyelamatkan yang notabennya adalah bos Amora di kantor.
bagaimana kelanjutan ceritanya?
Ikuti kisah Amora, disini akan ada ketegangan,air mata, pengorbanan dan menguras banyak emosi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12 Diusir
" Pergi dari rumahku bedebah!" Sentak Felicia yang sudah sangat geram dengan suaminya.
" Tidak! Selanhkahpun aku tidak akan pernah meninggalkan rumah ini.Ini rumahku dan kalian keluargaku." Ucap athur dengan tidak malunya.
" Haahahahah apa aku tidak salah dengan athur? Kamu bilang apa barusan? Ini rumah kamu dan kamu keluarga kamu? Tidak tau malu." cibir Felicia.
" Apa aku perlu mengingatkan bagaimana dan dari mana kamu berasal athur?" Tanya Felicia dengan gigi menggeratuk.
" Felicia tolong aku janji tidak akan mengulangi lagi.Aku tau aku salah,beri aku kesempatan untuk berubah.Aku janji akan menjadi suami sekaligus Ayah yang baik untuk kalian,aku janji fel hal ini tidak akan terulang lagi." Athur terus memohon sementara Amora menatap ibunya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Dengan tetap diam Amora berusaha untuk tidak bertanya.Dia ingin tau jawaban apa yang akan di berikan oleh Felicia untuk laki-laki yang hampir saja menjamah dan merusak masa depannya.
Felicia melirik kearah wajah putrinya sejenak lalu berganti menatap wajah laki-laki yang hampir menodai kesucian putrinya.
" Jangan harap dan jangan pernah bermimpi sekarang pergi dari rumahku dengan baik-baik atau aku akan menelfon polisi dan membuat pengaduan tentang pelecehan dan juga kekerasan." ancam Felicia.
" Tidakkah kamu mengingat semua masa-masa indah kita? Apa tidak ada lagi rasa cinta yang tersisa dihati kamu untukku?" tanya athur.
" Cuuiih.Tidak sedikitpun,apa kamu fikir aku akan diam saja dan menerima kamu lagi setelah apa yang kamu lakukan pada putriku athur? Tidak lagi! Tidak akan pernah.Pergi!" teriak Felica dengan nafas terengah,dadanya terlihat naik turun.
Mendengar keributan didepannya Amora tiba-tiba merasakan pusing yang luar biasa.Tubuhnya terasa lemas dan pandangan tiba-tiba kabur dan semakin lama semakin gelap.
Bruuuk
Tubuh Amora ambruk dan tersungkur ke lantai.
" Amora!" teriak damar membuat Felicia menoleh dengan cepat.
" Sayang kamu kenapa sayang,bangun nak." Felicia mengguncang lengan Amora berharap putrinya tersadar dan membuka mata.
Tubuh Amora terasa dingin bahkan telapak kaki dan tangannya sedingin es.Keringat dingin bercucuran didahinya hingga membuat tubuhnya basah.
Felicia tampak panik melihat kondisi putrinya,apa lagi bibir dan wajah Amora tampak sangat pucat.
" Athur!" geram Felicia saat melihat beberapa luka memar dibagian tubuh Amora.
Sementara athur memanfaatkan kesempatan disaat damar dan Felicia lengah.Athur memungut pakaiannya yang tersisa dan lari dari rumah untuk mengamankan diri selama beberapa saat sampai suasana meredam.
" Tolong! Tolong putriku!" Ucap Felica.
Damar gegas mengangkat tubuh Amora dan membawanya kekamar sementara Felicia menelfon dokter keluarganya untuk datang kerumah.
" Bangun Amora,kamu kuat aku yakin kamu pasti kuat.Bertahnlah dokter akan segera datang." ucap damar sambil mempercepat langkahnya menuju kekamar.
" Kemarilah bawa dia kesini,ini kamarnya." Tunjuk Amora pada sebuah kamar yang pintunya terbuka.
Damar merebahkan tubuh Amora diatas tempat tidurnya.Damar sedikit memalingkan wajahnya kala jas yang menutupi bagian atas tubuh Amora sedikit tersingkap.
Felicia yang diam-diam memeprhatikan damar tersenyum tipis ditengah kehawatirannya.
" Sepertinya dia pemuda yang baik,siapa dia kenapa dia tiba-tiba datang kerumahku disaat yang tepat? Ah sudahlah,nanti saja aku tanyakan lagi setelah Amora siuman." batin Felicia.
" Tante,sebaiknya Amora disekap dulu dengan air hangat sebelum dokternya datang dan.." damar menggantungkan ucapannya ia tak sampai hati mengatakan kondisi pakaian Amora pada ibunya.
" Ah kamu benar nak,tolong keluarlah dulu biar tante mengganti pakaian Amora dulu.Oh ya jika dokter datang sebelum tante selesai mintalah untuk menunggu dan tolong temani dulu." Perintah Amora yang langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh damar.
Damar gegas pergi keluar dan lebih memilih menunggu dokter diruang tamu.
Sementara dirumah damar,Diana tampak cemas lantaran putranya tak kunjung pulang.
Diana terus mondar mandir didepan pintu rumahnya sembari menunggu kabar dari damar.
" Bu apa tidak coba ditelfon saja den damarnya?" ucap bi Jumi yang tiba-tiba sudah ada dibelakang Diana.
" Bibi.Bibi belum tidur? Ini sudah malam istirahatlah dulu." ucap Diana.
Terdengar helaan nafas dari bi Jumi.
" Mana bisa saya tidur sebelum majikan saya tidur Bu.Apa lagi den damar belum pulang,coba ini telfon barangkali den damar lupa mau ngabarin ibu." Usul bi Jumi.
" Iya bibi benar,ah syukurlah bibi mengingatkan.Terkadang kita memang harus mendengarkan saran dari orang lain disaat kita sedang hawatir.Saya coba telfon ya bi, mudah-mudahan damar bisa dihubungi." jawab Diana.
Wanita dengan rambut panjang sebahu itu lantas mengotak Atik ponselnya dan tak selang beberapa lama panggilan telfonnya tersambung.
" Hallo damar,apa kamu baik-baik saja nak? Bagaiman keadaan disana? Ini sudah malam lebih baik kamu pulang nak,tidak baik dirumah seorang gadis sampai larut malam." Ucap Diana begitu damar mengangkat telfonnya.
" Mommy jangan hawatir,damar baik-baik saja.Damar lagi nunggu dokter karena Amora pingsan dan butuh pertolongan dokter untuk memeriksa keadaannya.Damar janji setelah Amora dinyatakan baik-baik saja damar akan pulang." Ucap damar.
Terdengar helaan nafas panjang dari Diana.
" Apa pingsan? Lantas bagaimana keadaannya sekarang? Apa kamu hanya berdua saja? Jika iya mintalah tolong tetangga atau siapapun untuk menemani kalian agar tidak terjadi fitnah." ucap Diana.
Damar tersenyum mendengar kehawtiran ibunya.
" Mommy tenang saja,damar tidak sendiri.Ada ibu Amora disini dan damar juga sedang ada diruang tamu menunggu dokter sementara Amora dan ibunya ada di dalam kamar.
"Baiklah kalau begitu,kabari mamah kalau ada apa-apa.Cepatlah pulang setelah semuanya selesai." ucap Diana sebelum mengakhiri panggilan telfonnya.
" Permisi." sapa dokter saat melihat wajah asing dirumah Felicia.
" Oh dokter,saya teman Amora.Silahkan masuk Amora ada di dalam kamar." Ucap damar.
Dokter lantas masuk dan gegas menemui Amora dikamarnya.
" Bu Feli apa yang terjadi dengan Amora?" tanya dokter ayu begitu sampai di kamar dan melihat Amora yang terbaring dengan wajah pusat.
" Dokter ayu,dia pingsan tolong periksa dia dulu nanti saya ceritakan apa yang sudah terjadi." jawab Felicia.
Dokter ayu lantas menatap damar,tanpa bertanya damar sudah mengerti apa yang harus dia lakukan.
Damar lantas keluar dari kamar Amora dan tak selang beberapa lama Felicia disusul oleh Felica.
Selain memberikan ruang pada dokter ayu, Felicia juga belum sempat mengucapkan terimakasih pada damar.
" Siapa namamu nak?" tanya Felicia.
" Damar Tante." jawab damar.
" Damar? Amora tidak pernah bercerita kalau dia punya teman yang namanya damar." ucap Felicia.
Damar tersenyum menanggapi ucapan Felica.
" Saya memang bukan teman dia tapi saya atasan ditempatnya bekerja." jawab damar.
" A-apa bos Amora?" tanya Felicia dengan raut wajah terkejut.
Felicia tampak segan setelah mengetahui siapa damar sebenarnya.
" Jangan segan begitu Tan,saya memang atasan Amora tapi saya juga sahabat dia." ucap damar.
" Maaf pak kalau saya dan putri sayang merepotkan dan terimakasih karna sudah membantu kami." ucap Felica.
" Jangan panggil saya pak Tante,saya lebih muda dari Tante.Rasanya sangat tidak pantas jika Tante memanggil saya dengan sebutan seperti itu.Saya atasan saat dikantor tapi diluar itu saya sama seperti yang lainnya." ucap damar membuat Felicia kagum.
Abang Daren Amora udah ada yang punya kamu sabar ya 🤭🤭
semoga lancar unboxing ya pak damar 🤭🤭🤭