Bagaimana jadinya jika seorang CEO arogan yang paling berpengaruh se-Asia namun keadaan berbalik setelah ia kecelakaan menyebabkan dirinya lumpuh permanen. Keadaan tersebut membuatnya mengurungkan diri di tempat yang begitu jauh dari kota. Dan belum lagi kesendiriannya terusik oleh Bella, kakak iparnya yang menumpang hidup dengannya. Lantas bagaimana cara Bella menaklukkan adik ipar yang dilansir sebagai Tuan Muda arogan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cemaraseribu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gengsi?
Setelah bertemu dengan ibu tersebut, Bella melanjutkan perjalanannya menuju ke pasar dengan jalan kaki. Sekali kali ia juga bertemu dengan orang lokal yang begitu ramah dan selalu tersenyum kepadanya.
"Mari Bu.. "
"Mari Pak.. "
Sapaan itu umumnya masih sopan untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik itu di tempat Bella atau pun di daerah lainnya.
Tiba di pasar, semua pada mengalihkan pandangannya ke arah Bella. Hal itu disebabkan karena Bella memiliki proporsi tubuh yang ideal dengan manik mata coklat, wajah yang super cantik jelita membuat siapapun menganga. "Itu siapa atuh? Cantik banget?" tanya bapak bapak yang habis pulang nelayan pada ibu ibu yang lelang ikan.
"Astaga Mang, matanya tahu aja yang bening. Katanya sih itu istrinya alm. Tuan Muda Agash."
"Oh keluarga konglomerat ya. Pantes sih, kulitnya sebening kristal."
"Iya lah, orang kaya. Bukan kaya kita hehehe."
"Bu, saya beli ikannya yang ini 2 kg ya."
"Iya Neng, ini neng kok gak pernah lihat sih. Baru ya disini?" tanya ibu ibu paruh baya.
Bella melebarkan senyumnya. "Iya Bu, saya Bella, istri alm. Mas Agash."
"Oh Tuan Muda, iya iya. Gak pernah kelihatan soalnya. Disini ngapain Nona?"
"Oh disini jadi pengasuhnya Tuan Muda." Mendengar hal itu, semua orang yang ikut berjualan ikan di sebelahnya saling pandang.
"Non Bella sudah tahu watak dari Tuan Muda?" tanya warga lokal lainnya. Bella tersenyum kembali dan mengangguk.
"Sudah Bu. Saya sudah tahu," ucapnya lembut. Warga lokal disana sampai menggeleng pada sesamanya. "Waduh, betah ya?"
"Ya di betah-betahin atuh, Bu." Bella mencoba bercanda dan mencairkan suasana yang ada.
"Tuan Muda itu galak banget, Nona. Galaknya bukan dari omongan. Tapi tatapannya aja udah bikin merinding setubuh tubuh sampai tulang. Sekalinya di pandang Tuan Muda, beuh langsung panas dingin. Takut buat salah," keluh warga lokal disana.
Bella meringis tipis. Toh yang ia alami juga sama. "Hehehe iya Bu."
"Padahal ya Non, dulu tuh baik pakai banget. Suka bercanda suka bantu orang juga bahkan aspal di jalan ini tuh yang aspal Tuan Muda. Tapi semenjak lumpuh, beliau tidak pernah nampak. Keluar aja gak pernah," ucap warga lokal tersebut.
Bella yang mendengar langsung dari obrolan warga merasa bahwa sebenarnya memang Tuan Muda adalah orang yang baik. Hanya terhalang suatu keadaan yang tidak memungkinkan baginya.
Untuk mendistraksi semua obrolan tentang Tuan Muda, Bell menyudahi belanjanya. "Berapa ya Bu totalnya?"
"Oh tadi ikannya dua kilo ya, 50 ribu aja, Nona. Sama apalagi? Biasanya Tauke dulu sukanya ikan ini," ucap warga lokal itu menunjuk ikan tuna.
"Oh gitu, boleh deh 1 kilo dulu ya, Bu."
"Siap Nona Bella."
*********
Selesai belanja sayur mayur dan aneka ikan dan daging, Bella memutuskan untuk pulang dari pasar itu. Tapi sewaktu berjalan menuju jalan pulang.
Langkah kaki Bella harus terhenti saat tiba-tiba sebuah motor yang dikendarai warga lokal itu menabrak dirinya sehingga menyebabkan Bella terluka.
Brak!!!
Di duga warga lokal yang berprofesi jadi guru itu sedang buru-buru menuju ke sekolah di tengah kota. "Astaga!! Neng!"
Bella terjatuh dengan kaki dan siku yang baret dan ada anggota tubuh lainnya yang memar juga. "Ya Allah, itu bukannya Non Bella!" seru penjual ikan yang tadi. Mereka bergegas untuk membantu Bella.
"Saya tadi gak sengaja atuh. Minta maaf Neng."
"Pak Amin, ini mah Nona Bella, istri alm. Tuan Muda Agash." Mendengar hal itu, Pak Amin segera meminta maaf berkali-kali.
"Maafkan saya, Nona."
"Tidak apa, Pak. Hanya luka kecil saja," ucap Bella meringis kesakitan. Bohong sekali jika lukanya tidak sakit. Buktinya sampai ada darahnya walaupun tidak mengalir secara deras.
"Duh kasian sama Nona Bella, mana gak bisa jalan lagi," ucap penjual itu. Pak Amin juga bingung karena ia hanya bawa motor, sementara warga lainnya justru bawa sepeda.
Tiba-tiba dari kejauhan ada mobil yang melaju cukup pelan karena melihat kerumunan. "Kenapa warga lokal malah berkerumun seperti itu? Menghalangi jalan saja," ucap Eden, asisten pribadi Tuan Muda yang hendak menuju ke rumah Tauke.
"Itu kaya mobilnya Tuan Eden ya?" tanya warga lokal. Karena tidak ada yang memiliki mobil selain orang kaya saja. Apalagi ini konteksnya mobil mewah sekelas Tesla, BMW, McLaren, dll.
"Iya benar itu Tuan Eden." Warga lokal yang mengenali mobil itu bergegas berdiri dan melambaikan tangannya serta meminta bantuan dari Tuan Eden.
"Tuan!! Tuan Eden, berhenti." Alhasil Eden pun berhenti. Ia menurunkan kaca mobilnya itu sehingga mau tidak mau Tuan Eden berhenti.
"Ada apa Bu?"
"Tolong Tuan, ini ada Nona Bella yang terluka." Eden pun kaget dengan apa yang ia dengar. Ia menajamkan lagi pendengarannya.
"Apa? Nona Bella?" tanya Eden yang kemudian langsung turun dari mobilnya itu. Ia ingin memastikan semuanya. Dan apa yang ia lihat memang benar, Bella terluka.
"Astaga Nona, biar saya yang bawa Nona ke rumah Tuan Muda." Bahkan Eden tanpa sungkan langsung menggendong Bella menuju ke mobilnya.
"Hati hati ya Tuan Eden." Eden pun mengangguk.
*********
Di perjalanan, Eden merasa agak panik juga karena di mobilnya tidak ada P3K. "Nona Bella, bertahanlah."
Bella yang melihat manik mata Eden, ia pun hanya terdiam. "Kenapa Nona ada disini?" tanya Eden khawatir.
"Eden... Kamu kenapa juga berada di sini? Dan jangan panggil aku Nona, kita... "
Eden merasa sangat canggung bertemu dengan Bella yang notabene pernah melukai hatinya. Tapi karena profesionalitas, ia bersikap profesional dan tetap menghormati.
"Eden.. " ucap Bella sekali lagi.
"Apa Nona?"
"Jangan panggil aku Nona, Eden. Soal dulu, aku minta maaf telah mengabaikan perasaan kamu, aku hanya ingin meminta maaf atas semua yang telah aku lakukan."
"Hmm lupakan itu,Bella. Bersikaplah seperti tidak mengenalku."
*********
Sesampainya di rumah megah milik Tuan Muda, Eden langsung turun dari mobil. Hal itu disaksikan oleh Tuan Muda.
"Ngapain Eden kemari?" tanya Tuan Muda yang mengamati dari balkon kamarnya. Tatapannya beralih ke Eden yang menggendong Bella siku dan kakinya dipenuhi oleh luka baret dan darah yang mengucur.
"Astaga! Itu kenapa dia?" tanya Tuan Muda panik. Tanpa pikir panjang, Tuan Muda langsung keluar dari balkon dan memeriksa keadaan Bella.
Sampai di ambang pintu, ketika tangan Tuan Muda akan memegang gagang pintu, ia teringat ia tidak boleh sok perhatian dengan istri Alm. Agash itu.
"Ckkk ngapain juga saya peduli dengan dia. Toh biarin aja kalau ada apa apa saya bukan orang yang bertanggungjawab atas dia. Nanti dia kepedean juga," ucapnya.