Pada jaman kuno ada makhluk yang sangat taat kepada sang penguasa langit. Orang yang di angkat ke langit dan tinggal di bersama Sang Dewa. Ketaatannya sangat dalam hingga merasuk kedalam jiwa, hingga sebuah Dom tercipta yang menjadi sumber kekuatan jiwa baginya. Dengan adanya kekuatan Dom di dalam dirinya, Makhluk itu pun merasa setara dengan makhluk langit lainnya dan mulai melawan kekuasaan langit. Sang Dewa pun marah dan mengusir makhluk itu dari surga ke sebuah Dunia bernama Gaia. Sebuah dunia yang tidak memiliki sihir, hanya ada kekuatan jiwa (Dom) yang di berikan oleh Sang Dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16 - Pelajaran Terakhir
Di dalam Reruntuhan kuno.
"Jadi apa yang yang harus aku lakukan di tempat ini Guru.?" tanya Dion.
"Kita ketengah danau itu, apa kau bisa melompat sampai ke pohon itu Dion.?" sahut Sima
"Baiklah, akan aku coba."
Lalu, SIUUU. Tak. Dion pun melompat dan berhasil mendarat dengan mulus di depan pohon besar.
"Bagus. Sekarang coba perhatikan serpihan cahaya yang mengelilingi pohon sakral ini." kata Sima.
Dion pun memperhatikan serpihan cahaya itu dengan seksama, dan ia menemukan beberapa cahaya yang tidak bergerak.
"Apa serpihan itu tidak bergerak guru.?" tanya Dion.
"Itu adalah serpihan yang siap panen. Disinilah tempat gurumu ini bermeditasi sampai menerobos Dom Stuart. Energi di sini masih sangat murni, dan masih belum tercampur dengan udara luar."
"Emm." sahut Dion
"Mulai sekarang, kau harus meningkatkan kekuatan Dom mu disini. Mungkin beberapa tahun, dan belajar menggunakan kekuatan itu dengan maksimal." kata Sima.
"Baiklah guru, kalau begitu aku mulai sekarang."
Dion pun langsung duduk menghadap danau disana dan mulai bermeditasi. SWOS SWOS. Sebuah energi yang terserap kedalam tubuh Dion.
Dia melakukan itu setiap hari, dan hanya berhenti untuk makan dan minum. Terkadang Dion juga melatih skill berpedang dan skill bela dirinya disana sesuai instruksi Guru Sima.
Dia juga melatih mengeluarkan aura dari Gemstone dan melatih kekuatan Domnya. Bahkan ia cukup berbakat untuk mengembangkan kekuatannya sendiri.
...
1 Tahun pun berlalu sejak Dion memasuki Reruntuhan kuno.
"Sudah berapa lama aku disini Guru.?" tanya Dion.
"Kau sudah berlatih sekitar 1 tahun. Dan selama itu, banyak kejadian dan perubahan di luar sana." jawab Sima
"Kenapa guru bisa tau ?" tanya Dion.
"Hmm. Aku ini bentuk roh, jadi aku bisa berkeliaran sesukaku. Selama kau berlatih, gurumu ini mengumpulkan beberapa informasi di luar sana."
"Ah begitu ya.? Apa ada kabar dari ibuku.?"
"Kau tenang saja, kondisi ibumu sangat baik di Clan Siwa. Tapi sepertinya Clan Siga mulai terpecah, ada yang bergabung dengan Clan Siwa, tapi ada juga yang masih menjaga jati dirinya." kata Sima
"Mungkin mereka sudah nyaman berada disana. Karena Clan Siga sudah tidak punya wilayah, dan pemimpin nya juga sedang berlatih disini. Jadi wajar jika mereka memilih bergabung dengan Clan Siwa."
"Kau cukup dewasa untuk menyikapi keadaan Dion. Guru bangga padamu."
...
2 Tahun pun berlalu sejak Dion memasuki Reruntuhan kuno.
Clan Siwa mengadakan acara pernikahan antara Leo dan Lily. Mereka berdua resmi menjadi suami istri. Dan keadaan kekaisaran semakin kacau karena tidak menemukan penerus dari Clan Shinbi.
Raja Eden memutuskan untuk menggabungkan Clan Shinbi dengan Clan Floria melewati jalur pernikahan. Dan sejak saat itu, Clan Shinbi resmi di bubarkan. Semua wilayah Clan Shinbi di serahkan kepada Clan Floria yang di pimpin oleh Seila.
....
3 Tahun pun berlalu sejak Dion memasuki Reruntuhan kuno.
Clan Siwa mendapatkan tekanan dari kekaisaran, karena di anggap menyembunyikan sisa-sisa Clan Siga yang masih hidup di wilayahnya.
Verda selaku pemimpin Clan Siwa didesak oleh Kekaisaran untuk menyerahkan orang-orang dari Clan Siga. Namun, ia menolak dengan keras, bahkan beberapa Clan di kekaisaran memutuskan untuk berhenti bekerjasama dengan Clan Siwa.
Di tahun yang sama, Raja Eden masih mencari buku kuno yang di anggap sebagai sebuah Artefak langka di setiap sudut reruntuhan tempat tinggal Clan Siga. Dan mengirimkan mata-mata untuk mengamati pergerakan Clan Siwa.
...
4 Tahun pun berlalu sejak Dion memasuki Reruntuhan kuno.
Dion berhasil mencapai Ranah Dom Stuart Bintang 1, dan berhasil mempelajari beberapa skill dari guru Sima, bahkan dia mengembangkan Sklill itu dengan kemampuan Gemstonenya.
Dan disisi lain, Arwah Guru Sima sudah mencapai batasnya.
"Mungkin aku tidak akan lama lagi Dion. Dan umurmu sekarang sudah mencapai 16 Tahun. Aku dulu adalah seorang Tetua Clan Siga yang mengabdikan hidupku kepada kakekmu." kata Sima
"Guru."
"Aku akan mengunakan wewenangku sebagai tetua yang tersisa untuk mengangkat mu sebagai pemimpin Clan Siga secara resmi." kata Guru Sima.
Sep Sep Sep. Sebuah formasi yang dibentuk oleh Guru Sima, dan terbentuklah sebuah lingkaran di punggung Dion.
"Apa ini guru.?" tanya Dion.
"Aku akan melantik mu sebagai pemimpin Clan Siga. Hanya para pemimpin Clan dan tetua sajalah yang bisa menggunakan teknik ini. Aku akan memberikan tanda kecil di punggung mu sebagai tanda bahwa kau adalah pemimpin Clan yang sebenarnya."
"Baik Guru."
Dion pun bersila membelakangi Gurunya dengan telanjang dada. Tidak berlangsung lama, Guru Sima pun menempelkan tangannya di punggung Dion.
"Haaip." SUIIINGGG. Sebuah tanda kecil terbentuk di punggung Dion, dan simbol itu juga terbentuk di dahinya.
Tingg simbol itu bersinar dan mengeluarkan cahaya yang cukup terang. Dion pun berkonsentrasi menerima tanda itu di dalam tubuhnya.
Sep. Dan pelantikannya pun berhasil.
"Huuff" suara guru Sima menghela nafas.
"Apa sudah selesai Guru.?" tanya Dion.
"Sekarang kau benar-benar sudah resmi menjadi pemimpin Clan Siga. Masa depan Clan ada di tanganmu sekarang. Tanda yang tertanam di tubuhmu adalah simbol yang sebenarnya dari Clan Siga."
"Hm.?" sahut Dion sambil berkaca di atas Danau. "Ha.?" lalu ia pun terkejut melihat simbol itu.
"Bukankah simbol ini sangat mirip dengan simbol yang ada di halaman terakhir buku kuno.?" kata Dion dalam hati.
"Apa kau menyadari sesuatu.?" tanya Sima
"Benar guru, simbol ini sangat mirip dengan simbol yang ada di dalam buku kuno. Apa yang sebenarnya terjadi.?" tanya Dion.
"Simbol itu tidak ada hubungannya dengan buku kuno. Leluhur kita Siga Lyod, membuat lambang dan simbol Clan Siga dari referensi buku kuno itu. Aku pun tidak tau, apa artinya dari simbol yang ada di dalam buku kuno. Mungkin suatu hari nanti, kau bisa menemukan jawabannya."
Dion pun terdiam seribu bahasa. Lalu ia melihat arwah gurunya mulai memudar berubah menjadi serpihan cahaya secara perlahan.
"Ha." Dion langsung terkejut melihatnya.
"Mungkin sudah waktunya. Karena aku menyimpan sedikit sisa kekuatan Dom untuk hari ini. Dan mungkin inilah alasannya aku masih bisa bersamamu, seolah-olah Leluhur Clan Siga tidak membiarkanku pergi sebelum aku melantikmu." kata Guru Sima dengan tatapan yang sedih.
"Guru, kenapa kau tidak memberikannya saat umurku lebih tua lagi, atau bahkan mungkin saat aku sudah tua.? Guru, aku masih ingin belajar banyak denganmu." kata Dion dengan perasaan yang gelisah.
"Hohoho. Itu seperti kenapa aku tidak memberikannya saat kau masih berumur 12 tahun. Hm. Dion, ini adalah sumpah dan janji seorang tetua Clan Siga sejak dahulu kala. Bagi seorang Tetua, sumpah itu sudah melekat di dalam tubuh kami. Tentu saja Amanah itu harus kami jalankan."
Dion pun hanya terdiam sambil melihat arwah gurunya yang semakin memudar. Airmatanya pun tidak bisa ia bendung lagi.
"Berjanjilah padaku Dion, kau akan menjaga warisan leluhur kita. Kedua warisan itu, Jangan sampai di ambil oleh orang lain, karena tanggung jawab yang sebenarnya adalah melindungi umat Manusia dari ancaman kebangkitan Iblis bersama pasukannya."
"Hanya Clan Siga sajalah yang di wariskan ilmu ini. Dan belum tentu orang lain bisa mengemban tugas berat itu. Jadi, aku percayakan semuanya padamu Muridku."
Dion pun meneteskan airmatanya sambil melihat Gurunya. Lalu, ia pun mengusap airmatanya dan bersujud di depan Guru Sima.
"Guru, aku akan berjanji padamu. Semua ilmu yang kau ajarkan, dan semua warisan leluhur. Akan aku jaga dengan nyawaku sendiri. Aku berjanji sebagai seorang pemimpin Clan Siga." teriak Dion dengan hati yang sangat gelisah.
"Hohoho. Aku bangga padamu Muridku. Kau adalah anak yang sangat berbakat. Jangan ulangi kesalahan yang sama yang di lakukan oleh leluhur kita Siga Lyod, yang menyebarkan cerita fiktif tentang iblis kepada semua orang."
"Kau akan di anggap sebagai penipu dan di hindari oleh orang-orang. Simpan rahasia Clan Siga itu didalam pikiranmu, dan lakukan tugasmu jika memang dunia membutuhkanmu."
"Hiks Guru."
"Selamat tinggal Murid bodohku. Aku merasa bisa melepaskan semuanya. Terimakasih kau mau menerima beban yang sangat berat dariku."
Guru Sima pun tersenyum kepada Dion, dan tidak berlangsung lama. Arwahnya pun menghilang sepenuhnya.
"GURUUUUUUU."
...