Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA ENAM
Lucu sekali sticker-sticker muka anak manja itu, entah sejak kapan Alhambra membuatnya yang pasti Kinara sedikit paham lelaki seperti apa yang menikahinya beberapa jam lalu.
Pantas saja tingkahnya begitu menyebalkan ternyata Alhambra putra bungsu manja dari tiga bersaudara. Alhambra menjadi putra kedua keluarga Rain karena satu kakaknya lagi perempuan.
Di dinding sana tersemat foto keluarga, lengkap bersama satu orang Nenek, satu orang Mommy, satu orang Daddy, dan dua orang anak yang salah satunya Alhambra.
Kinara baru tahu, ternyata pria tampan yang sebelumnya dia temui di lorong bernama Allasca Rick Rain; putra pertama Sky Rain yang disebut-sebut sebagai CEO X-meria.
Kinara benar-benar tidak paham dengan keluarga ini. Bukankah Alhambra anak paling bungsu, tapi kenapa harus menikah lebih dulu? Bahkan melompati satu kakak lelakinya.
"Gue tidur di sofa."
Alhambra meletakkan selimut tebal yang lain di Sofanya. Seketika, Kinara dibuat takjub oleh pemandangan sofa yang tiba-tiba berubah menjadi tempat tidur luas nan nyaman.
"Lu tidur di ranjang."
"Okay."
Kinara tak keberatan dengan syarat-syarat Alhambra, lagi pula siapa yang mau tidur bersebelahan dengan Alhambra. Pernikahan ini jauh sekali dari dasar kata cinta, maka hanya akan menjadi formalitas sementara.
Barusan saja Mommy Lala bilang, mereka boleh sama-sama mengundurkan diri jika di sepanjang jalan pernikahan mereka tidak bisa memiliki kecocokan sama sekali, asal tidak boleh kurang dari setengah tahun pernikahan.
Kinara harus membuka gaun dan menghapus riasan pengantinnya. Ia meraih beberapa jenis baju tidur yang tadi disediakan oleh mertuanya, dan Kinara memilih yang piyama.
Kinara tak harus izin, tapi saat melihat pintu kamar mandinya, terdapat sticker bulat bergambar muka Alhambra sebagai pertanda jika kamar mandi itu hanya boleh dimiliki oleh tuan muda manja tersebut.
Kinara menghela napas, kemudian menatap lelaki menyebalkan itu. Andai tidak berdosa, Kinara akan dorong kursi rodanya hingga jatuh tersungkur pemiliknya.
"Jadi aku harus mandi tayamum?"
Untuk tiba di depan Kinara, Alhambra hanya cukup dengan menekan satu tombol di kursi rodanya. Lantas bergegas mencabut sticker wajahnya dari pintu.
"Cepat mandi, jangan lama."
Kinara menarik sudut bibirnya kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Sebelum, ia dibuat terperangah oleh isi kamar mandi suaminya yang super-super mewah.
Lantainya bisa untuk bercermin, bathtub terbuat dari batu-batuan alam. Harga dudukan toilet dan tempat tisu saja sepertinya bisa untuk membeli rumah sederhana miliknya.
Dari sekian banyak perabotan bernuansa luxury, satu yang mengalihkan atensi Kinara lebih banyak, yaitu; botol baby oil. "Jadi dia penggemar rapper yang lagi viral itu?"
"Jangan sentuh barang-barang, Gue Kinara!"
Kinara hanya tergelak melihat wajah anak manja yang merona malu-maluin. Alhambra mengusap keningnya, merasa sial.
Entah lah sejak kakinya tidak bisa berjalan, hidupnya menjadi menyebalkan. Echy yang dia idam-idamkan lari dari pernikahan.
Padahal, sudah tiga puluh wanita yang dia putuskan hanya demi menjalani hubungan setia bersama seorang Echy. Sekarang, dia malah menjadi suami cewek paling tidak fashionable di kampusnya.
Kira-kira satu jam Kinara keluar dari kamar mandinya, entah apa yang dilakukan, betah sekali wanita itu di dalam sana.
"Lama." Alhambra merutuk dingin, pemuda itu masuk ke dalam kamar mandi bersama kursi roda elektriknya. "Sekarang bantu aku mandi."
"Hah?"
Kinara terperangah, jadi inikah alasan di balik lanjutnya pernikahan Alhambra dan Echy bahkan setelah kaki Alhambra lumpuh? Mereka memang perlu pengasuh khusus.
"Kenapa diam?"
Kinara menghela napas lalu melepasnya, yah, ternyata memutuskan menerima menjadi pengganti tidak semudah itu. Karena dengan menikahi Alhambra, itu juga berarti bahwa Kinara setuju untuk menumpahkan seluruh hidupnya pada lelaki play boy satu ini.
Walau, hujur saja meski mengesalkan, Kinara masih memiliki tenggang rasa. Dia tidak akan pernah sampai hati kalau harus membiarkan pria lumpuh apa lagi seseorang yang sudah berstatus suami mengalami kesulitan.
Andai dia menolak permintaan Alhambra, lalu bagaimana dengan mandinya nanti? Apakah Alhambra bisa mandi sendiri? Sepertinya Kinara benar-benar takkan bisa berbuat tega pada penyandang tunadaksa.
Meski harus mendengus berkali-kali, Kinara mengekori Alhambra dan kursi rodanya. Di depan shower, Alhambra mulai melepas satu persatu kancing kemeja putihnya.
Kinara sempat membuang pandangan ke arah lain, bahkan harus berpaling kembali ketika sadar jika yang barusan dilihatnya justru cermin yang menampilkan bayangan dada bidang pria itu.
Tak dipungkiri memang, meski duduk di kursi roda, Alhambra masih menawan. Ah, kenapa Kinara harus memiliki pemikiran seperti ini?
Alhambra sudah melempar kemejanya, lalu menyusul celananya. Di mana ini pertama kali, Kinara mengalami gejala gugup karena seorang lelaki.
Gadis itu hanya menatap ke arah yang sama, sudut yang tidak membuatnya melihat tubuh suaminya. Alhambra berdecak, ia bahkan masih memakai CD, dan respon tegang Kinara terlalu berlebihan seolah Alhambra melepas seluruh kain di tubuhnya.
"Cuma nemenin mandi nggak akan bikin kamu hamil, Kinara."
"Aku tahu," sergah Kinara.
"Sekarang siram aku!" titah Alhambra.
"Dengan ini?" Kinara meraba selang shower tanpa mau menatap lalu menunjukkannya pada Alhambra. "Apa dengan ini hah?"
Alhambra memutar bola mata. Kenapa harus tanya dengan apa? "Nggak mungkin aku mandi pakai liur atau keringat kamu kan?"
Kinara bergidik geli, bahkan membayangkan dirinya berkeringat di depan Alhambra saja sudah mengerikan sekali. Ah, Kenapa Kinara yang selalu pemberani menjadi ciut di sini?
"Cepat siram--" Alhambra lantas gelagapan saat air dari selang shower mengarah tepat pada wajahnya. "Setidaknya lihat apa yang kamu siram, Kinara!!"
Kinara melirik dan dia terkikik sendiri melihat arahan airnya hampir membunuh suami yang baru saja dinikahinya. "Aku tidak tahu kalau, wajah mu di situ."
Alhambra merebut shower dari tangan Kinara, lantas mencetuskan titah. "Biar aku sendiri yang siram! Sekarang kamu yang kasih aku sabun!"
"A-apa?!" kejut Kinara.
Alhambra terkekeh. "Kamu yang menawarkan diri untuk jadi istriku kan hmm? Terus kenapa terkejut begitu?" Alhambra sudah berbaik hati untuk memanggil Kinara kamu bukan Lu.
"Sebenarnya b-bukan terkejut ... A-aku, cuma belum terbiasa saja."
"Makanya biasakan, sekarang." Alhambra menarik tangan Kinara agar menyentuh dadanya. "Kamu tidak akan hamil hanya karena menyentuh kulit-kulit suamimu."
Yah, tidak hamil, Kinara hanya akan meledak saja karena mengalami situasi panas dingin di waktu yang bersamaan.