My Beloved Baby Sitter

Raymond benar benar mengikuti saran adiknya, dengan penuh percaya diri diketuknya pintu rumah Andini dengan sebuket bunga mawar dalam genggaman tangannya.

"Kak Raymond?" Andini terkejut mengetahui siapa tamunya.

Meski begitu,Andini segera mempersilahkan Raymond untuk masuk kedalam rumahnya.

Sambutan hangat juga diterimanya dari orangtua Andini yang sama terkejutnya atas kedatangan Raymond,namun senyum mengembang menghiasi wajah wajah paruh baya itu.

Andini dan Raymond memang sudah lebih akrab semenjak Raymond sering menemuinya dikampus dengan Jason.

Bagi Andini,dekat dengan kakak Jason akan lebih mempermudah jalannya untuk mendapatkan hati Jason,yang selama ini sangat dicintainya.

Namun kedatangan Raymond kerumahnya tanpa Jason,seakan menjadi hal yang tak pernah dia duga.

Tapi berbanding terbalik dengan Andini, orangtuanya justru merasa ini adalah lampu hijau untuk segera mendapatkan menantu kaya seperti Raymond.

"Ada angin apa nak Raymond sampai berkunjung kerumah kami" tanya Bramoro,papa Andini.

"Oh,tidak ada apa apa om,cuma mau main ketemu Andin" jawab Raymond sedikit malu.

Bramoro dan istrinya paham betul bahwa Raymond memiliki perasaan terhadap putri mereka.

Dibiarkannya Raymond untuk berbincang berdua saja dengan Andini yang tampak canggung.

Mereka bicara tentang banyak hal,dan suasana sedikit demi sedikit mencair,sesekali terdengar tawa kedua anak muda itu.

"Andin, aku pengen bilang sesuatu sama kamu" Raymond sekuat tenaga mengumpulkan keberanian untuk mengutarakan perasaannya.

"Bilang apa kak" Andini merasa sedikit canggung.

"Aku sayang sama kamu Andini,aku cinta sama kamu"

"Kamu mau jadi pacar aku?" Tanya Raymond dengan gugup. Dadanya bergemuruh menahan perasaan gugup dan takut.

Andini seperti disambar petir di siang bolong,matanya yang bulat terbelalak dengan mulut setengah terbuka.

Selama ini Raymond memang sangat baik padanya, tapi tidak menyangka akan menyatakan cintanya secepat ini.

Andini benar benar bingung,dan tidak tau harus bagaimana, yang ada dalam hatinya hanya Jason seorang.

Meskipun setiap kali Andini berusaha mengetuk hati Jason selalu penolakan yang didapatinya.

Tapi kini justru kakaknya malah menyatakan cinta pada dirinya.

"Ta...tapi aku...." Suara Andini terasa tercekat ingin menjelaskan pada Jason.

"Kamu gak perlu buru-buru untuk menjawab sekarang ndin,aku tau kamu perlu waktu berpikir kan?" Potong Raymond.

Andini hanya diam mematung, pikirannya kosong dan bingung.

Keadaan menjadi begitu canggung untuk mereka berdua.

Raymond bermaksud untuk berpamitan, Andini segera memanggil kedua orangtuanya.

Melihat kecanggungan pada keduanya,orangtua Andini yakin telah terjadi sesuatu.

Dan benar saja,setelah kepergian Raymond dari rumah mereka.

Andini menceritakan apa yang terjadi setelah didesak oleh Bramoro dan istrinya.

"Kamu harusnya senang ndin, Raymond itu pewaris HARTONO JAYA. Apa kekurangannya? Pria itu tampan,mapan, dan yang pasti masadepan kamu lebih jelas dengan dia dibanding bila dengan adiknya"ucap Bramoro sedikit menekan.

"Tapi Andin mencintai Jason,bukan kak Raymond" kata Andini.

"Tapi apa Jason mencintai kamu? Ayolah Andini buka sedikit mata kamu. Mama yakin cinta itu akan tumbuh seiring waktu,jangan sia siakan kesempatan ini" mamanya ikut mendesak Andini.

"Ya,dan kalau kamu menikah dan melahirkan putra untuknya,bisa dipastikan anak kamu akan menjadi pewaris HARTONO JAYA selanjutnya. Dengan memiliki menantu Raymond Hartono status sosial keluarga kita juga akan meningkat" ucap papanya lagi.

Andini terdiam mencerna setiap kata kata orang tuanya.

Memang ada benarnya apa yang dikatakan oleh mamanya. Jason tidak pernah sekalipun membalas cintanya.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan Andini untuk Jason tidak pernah membuat Jason menghargai cintanya.

"Lebih baik kamu terima cinta Raymond. Dan akan lebih baik untuk kita jika kalian segera menikah" ucap Bramoro sebelum akhirnya meninggalkan putrinya yang masih kalut dalam pikirannya.

'Jason selalu menolakku, tapi jika menikah dengan Raymond membuatku bisa terus dekat dengan Jason maka akan aku lakukan. Ya akan aku lakukan' batin Andini,kedua tangannya mengepal dengan kuat.

*Playback off*