EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Geana adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya. Ia menikah dengan seorang pria bernama Bion.
Awal pernikahan mereka baik-baik saja, kedua orang tua Bion menerima Geana dengan senang hati. Tapi sampai akhirnya, Geana melahirkan 2 buah hati yang di mana kedua anak itu cacat.
Mulai saat itu Mama mertuanya selalu menyinggungnya secara terang-terangan, bahwasanya jika ia malu punya cucu cacat.
Pada akhirnya, ia pun meminta anaknya untuk menikah dengan anak temannya yang saat itu janda anak satu.
Geana merasa sakit hati dan ia pun terpaksa memutuskan hubungan ayah kepada kedua anaknya karena dari Bion maupun keluarga besarnya tidak menyukai keberadaan kedua anaknya yang cacat itu. Geana akhirnya bertemu dengan pria lain, tapi siapa sangka jika pria itu adalah seorang pengusaha kaya dan kedua anaknya disembuhkan dan keduanya menjadi anak Genius.
Akhirnya Bion melihat kedua anaknya di TV dan su
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
"Mohon bantuannya ya Mas," ucap Angelista tersenyum penuh harapan pada Bion.
"Eh, iya." angguknya salah tingkah.
"Haishhh, andai aja kamu yang menjadi menantu Mama, dan punya cucu selucu dan sepintar ini, Mama pasti sangat senang," ucap Lena tersenyum melihat ke arah Almer.
Angelista hanya tersenyum. Tapi senyumannya di mata Bion sangat manis dan cantik. Sangat berbeda dengan Geana yang mukanya kusam dan cemberut terus.
"Oh ya Mas sudah punya anak berapa?" tanya Angelista dengan suara lembutnya.
"Dua," jawab Bion.
"Mama, bisa aku pinjam sebentar Mas Bion, aku ingin mengobrol berdua dengan Mas Bion. Udah lama banget nggak ngobrol sama Mas Bion," pinta Angelista.
"Ya udah pergi sana, biarkan Mama main sama Almer," jawab Lena memberi kode kepada Bion agar mereka pergi mengobrol di luar.
Bion pun berjalan terlebih dahulu keluar dari rumah dan mereka pun duduk di teras samping rumah.
"Kamu kenapa cerai sama suami kamu?" tanya Bion.
"Udah nggak cocok lagi Mas, kami juga sering berantem, dia juga udah ada wanita lain jadinya lebih baik aku udahan aja," jawab Angelista.
******
Keesokan harinya, Geana membuka matanya terbangun karena mendengar suara air dari kamar mandi. Geana terlambat bangun karena tadi malam ia tidak bisa tidur karena Zeky rewel. Geana sudah menghubungi Bion agar ia cepat pulang, tapi nyatanya Bion tidak mengangkatnya.
Itu karena Bion asik mengobrol dengan Angelista hingga pulang larut malam.
Geana remang-remang mendengar suara mertuanya di ruang tamu. Ia juga mendengar suara anak kecil dan suara wanita asing.
Bion keluar dari kamar mandi dan mengelap tubuhnya dengan handuk.
"Mas, itu siapa yang datang?" tanya Geana.
"Oh itu Mama sama Angelista," jawab Bion enteng.
"Siapa dia?" tanya Geana mengerutkan alisnya.
"Teman Mas waktu SMA." Bion sibuk mengambil baju kerja di dalam lemari yang sudah Geana setrika.
Geana turun dari ranjangnya dan membuka sedikit pintu dan melihat jika mertuanya itu sedang mengobrol ria dengan seorang wanita cantik di sofa, rasanya sangat berbeda dengan perlakuan mertua dan dirinya. Tapi kenapa Mertuanya membawa wanita itu ke sini? Ingin pamer?
Geana merapatkan pintu kamar kembali dan berbalik badan ke arah Bion.
"Mas, kenapa Mama kamu bawa wanita ke sini tanpa persetujuan dari ku, ini kan rumah kita. Kenapa Mas biarkan ada orang asing masuk ke sini," ucap Geana tak terima.
"Angelista kan di bawa sama Mama, rumah ini juga rumah Mas itu berarti ini juga rumah Mama. Mas juga udah ngijinin Angelista untuk ke sini kok," jawab Bion tanpa merasa bersalah.
"Lagian dia ngapain kesini, kan tau kalo Mas udah punya istri. Kenapa nggak di rumah Mama aja," ujar Geana merasa terganggu.
"Sudahlah, dia kan cuma mau jalan-jalan aja ke sini, mau lihat rumah Mas. Kamu kok nggak terima begitu, sesekali teman Mas datang malah kamu nggak senang gitu," ucap Bion menatap Geana tidak suka.
Ia mengambil tas laptopnya dan keluar dari kamar tanpa mempedulikan Geana dan langsung duduk bersama Mamanya.
Geana terdiam. Ia seperti tidak di pedulikan oleh Bion, apa ia terlalu egois membuat Bion tidak menyukainya.
Geana kembali duduk di ranjang, ia segan ingin keluar karena ada wanita asing itu. Di rumah sendiri tapi malah merasa seperti rumah orang lain.
Zeky tiba-tiba menangis mendakan jika ia haus. Mau tak mau Geana harus keluar untuk membuat susu untuk Zeky.
Cklek!
Pintu pun terbuka, Geana berjalan dan menatap Bion yang tertawa renyah bersama mertua dan wanita itu.
Melihat Geana, Lena langsung pasang wajah toxic.
"Aduduh, enak ya jadi kamu, suami mau pergi kerja baru bangun. Gimana suami mau sayang kalo apa-apa suami harus melakukannya sendiri," omel Lena memutar bola matanya.
"Tadi malam Zeky rewel Ma, aku nggak bisa tidur," jawab Geana dengan suara pelan memberhentikan langkahnya.
"Alah, alasan," ucap Lena sedikit ketus.
Geana memilih untuk diam dan ia pun menuju ke dapur untuk membuat susu untuk Zeky. Tanpa terasa air matanya menetes di pipinya.
Meskipun sudah terbiasa mendengar ucapan Lena, tapi tetap aja sakit. Geana berusaha untuk tidak menangis lagi, berusaha menghilangkan rasa sakitnya, tapi tetap tidak bisa karena ia hanya wanita lemah.
Geana menyeka air matanya dan cepat-cepat kembali ke dalam kamar dan langsung memberi kepada Zeky.
"Ya udah Ma, aku pergi ke kantor dulu," ucap Bion menyalami Mamanya dan Angelista.
Bion pun pergi keluar dengan menggunakan mobilnya.
Geana pikir Bion pergi kerja mereka juga pergi, tapi nyatanya mereka nggak juga pergi dari rumahnya karena masih terdengar suara mertuanya berbicara.
"Angelista, kamu anggap aja ini rumah kamu sendiri, kamu bikin kopi ya bikin aja," ucap Lena.
"Tapi kan Ma … di rumah ini ada istrinya, nanti …."
"Udah, ini adalah rumah Bion, berarti rumah Mama juga, jadi kamu nggak usah sungkan begitu," ucap Lena tersenyum.
"Eh, iya Ma. Aku buatkan teh untuk Mama ya," ucap Angelista.
Angelista pun pergi ke dapur untuk membuatkan teh. Lena tersenyum karena ia mendapatkan perhatian dari Angelista.
Geana mendengarkannya menjadi geram, apa kurang selama ini ia menghina anaknya, kini ia malah memperbolehkan orang asing masuk ke rumah tanpa persetujuan darinya.
Geana keluar dari kamarnya dan berhenti di depan Lena yang sedang duduk di sofa.
"Mama kenapa bolehin orang asing masuk ke dalam rumah ini sih?" tanya Geana menahan sesak di dadanya.
"Memangnya kenapa?" tanya Lena mendongakkan kepalanya melihat ke arah Geana yang berdiri di depannya.
"Inikan rumah aku dan Mas Bion, kenapa Mama tidak bertanya pada ku dulu, setidaknya minta izin juga pada ku," ucap Geana menatap Lena lekat.
"Heh! Ini kan rumah anak ku, aku yang berikan uang kepada Bion untuk membangun rumah ini. Kamu nikah sama anakku ku bawa apa? Nggak ngasih apa-apa kan?" seru Lena dengan membelalakkan matanya membuat Geana terdiam.