Mengejar Cinta CEO Dingin Sampai Mana?

Ayleen yang baru keluar dari kamar mandi dengan memakai sweater putih yang dipadukan dengan rok lipat di atas paha. Sementara Ruka yang terlihat rapi-rapi dengan touch up make up.

"Ayo buruan Ayleen, perut aku sudah lapar," ucap Ruka yang sejak tadi mengeluh.

"Iya-iya memang kita mau cari makan di mana sih?" tanya Ayleen heran.

"Di mana saja yang penting kita makan," jawab Ruka.

"Ya sudah ini aku juga sudah selesai," sahut Ayleen yang hanya merapi-rapikan rambut saja yang memang dia bukan orang yang ribet.

"Ya sudah kalau begitu ayo let's go," sahut Ruka yang juga selesai kemas-kemas.

"Oke-oke," sahut Ayleen.

Ruka dan Ayleen memang berencana untuk makan di luar. Jadi mereka yang sedang pergi untuk mencari makanan.

***********

Ayleen dan Ruka yang baru selesai makan yang kembali resort, karena sudah semakin larut juga.

"Akhirnya kenyang juga ternyata makanan di Restaurant itu sangat enak dan kapan-kapan aku ingin makan lagi di sana," ucap Ruka dengan mengusap-usap perut yang terlihat membuncit karena kekenyangan.

"Enak dari mana, orang makanan itu biasa dan harga makanan itu juga kelewat mahal ," keluh Ayleen yang memang sangat perhitungan.

"Namanya juga Restaurant mewah, jadi wajar kalau mahal," sahut Ruka.

"Tetap saja tidak cocok dengan rasa dan tidak cocok dengan perutku. Tapi beda cerita kalau makanan itu gratis," sahut Ayleen.

"Kamu mah mau gratisan mulu," sahut Ruka.

"Mamang kamu tidak mau gratisan?" tanya Ayleen.

"Ya mau sih," sahut Ruka.

"Ya sudah!" sahut Ayleen.

Tiba-tiba mata Ayleen melihat kearah ujung yang di mana ada Alam yang berjalan-jalan sendirian yang mencari udara segar.

"Hmmm Ruka kamu terlebih dahulu ke kamar ya. Aku ada urusan," ucap Ayleen tiba-tiba.

"Urusan apa?" tanya Ruka.

"Penting," jawab Ayleen dengan singkat.

"Ya sudah kalau begitu," sahut Ruka yang langsung pergi. Ayleen tersenyum dan langsung berjalan cepat menghampiri Alam.

Alam yang memang mencari udara segar dengan berjalan-jalan santai di malam hari yang cuaca cukup dingin.

"Hay Pak Alam!" sapa Ayleen yang membuat Alam terkejut dengan tiba-tiba Ayleen sudah berada di sampingnya.

"Kamu itu seperti hantu tiba-tiba muncul dan membuat saya kaget," kesal Alam.

"Hantu, jadi saya sudah menghantui pikiran kamu," ucap Ayleen tanpa dosa.

"Terserah kamu," kesal Alam. Kalau sudah memancing memang pasti Ayleen mempunyai jawaban yang ada saja.

"Kamu sudah makan?" tanya Ayleen sok akrab.

"Kamu bisa untuk menjaga kesopanan kamu saat berbicara dengan kepada saya," sahut Alam.

"Apa bertanya soal makan merupakan hal sopan santun?" tanya Ayleen balik dengan dahi mengkerut.

"Saya atasan kamu dan gunakan tutur kata kamu yang baik jika berbicara dengan bos kamu. Kita bukan teman yang bisa kamu panggil seenaknya!" tegas Alam menoleh sebentar ke arah Ayleen dan kembali melihat lurus ke depan.

"Iya-iya maaf pak Alam. Lagi pula ini bukan lagi dalam situasi bekerja," sahut Ayleen.

"Ada saja jawab kamu," sahut Alam kesal dengan suara berat.

"Sekarang kamu sebaiknya jangan ganggu saya. Kamu pergilah!" usir Alam secara halus.

"Saya bukan mengganggu tetapi menemani Bapak untuk jalan-jalan," jawab Ayleen.

"Tidak perlu! kamu justru membuat saya tidak nyaman dan sudah saya katakan sejak awal kamu berhenti mengejar saya. Karena saya tidak ingin menjalin hubungan apapun dengan siapapun!" tegas Alam.

"Tapi saya tidak mau," jawab Ayleen dengan nada merendah.

"Terserah kamu!" Alam yang kembali pergi meninggalkan Ayleen. Karena menghadapi Ayleen adalah hal yang sangat sulit dan lebih baik kabur.

"Hey tunggu!" panggil Ayleen.

"Jangan pergi dulu!"

"Tunggu!" Ayleen terus saja memanggil dan tidak di pedulikan Alam.

Tiba-tiba langkah Alam terhenti dengan nafas berat. Alam memegang dadanya yang terasa sakit dengan wajah yang berkeringat dingin. Pria dingin itu menghentikan langkah bukan karena menunggu Ayleen tetap tiba-tiba merasa ada sesuatu yang menggangu dia.

"Dia menungguku juga," gumam Ayleen tersenyum dan langsung berlari menghampiri Alam.

"Kamu menungguku," Ayleen mengatur nafas yang naik turun dan merasa senang yang sudah berdiri di samping Alam.

Bruk.

Tiba-tiba Alam terjatuh dan langsung tergeletak memegang dada kuat membuat Ayleen kaget dengan menutup mulut menggunakan dua tangan.

"Alam!" pekik Ayleen yang langsung duduk dengan kedua lutut menyentuh tanah.

"Alam bangun!" Ayleen meletakkan kepala Alam di pahanya dengan menepuk-nepuk pipi pria yang tidak kunjung bangun itu.

"Hey bangun apa yang terjadi!"

"Alam!" Ayleen yang benar-benar semakin panik dengan kondisi Alam.

"Tolong!"

"Tolong!"

Tempat itu terlalu sepi dan tidak ada orang sama sekali yang membuat Ayleen panik dengan kondisi sang atasan yang tiba-tiba seperti itu.

***********

Rumah sakit.

Ayleen akhirnya membawa Alam ke rumah sakit terdekat. Ayleen begitu panik dan tidak ada sama sekali orang yang membantu dia dan bergerak sendiri membawa pria itu untuk yang kedua kali ke rumah sakit.

Alam sekarang berada di salah satu ruang perawatan yang beristirahat dengan pakaian pasien yang iya kenakan. Punggung tangan Alam yang di berikan selang infus. Ayleen duduk di samping Alam dengan yang kursi di dekat Brankar tersebut. Ayleen tetap terlihat masih sangat mengkhawatirkan Alam.

Wajah gadis ceria itu tidak bisa bohong jika dia sangat cemas. Jika sebelumnya pernah membawa Alam ke rumah sakit dan dia meninggalkan Alam atau kabur karena takut mendapat masalah. Tetapi, kali ini justru Ayleen menunggu Alam yang mencemaskan pria yang masih terlihat sangat pucat itu.

Tidak lama tiba-tiba Alam membuka mata yang membuat Ayleen kaget.

"Kamu sudah bangun!" Ayleen langsung berdiri dengan melihat kondisi Alam. Tubuh Ayleen sedikit membungkuk memastikan keadaan Alam.

Alam melihat di sekitarnya yang sudah bisa menebak jika dia berada di rumah sakit karena Alam juga melihat punggung tangan yang memang di infus.

Alam langsung duduk dan seperti orang yang tidak mengalami sakit. Alam bahkan langsung mencopot selang infus itu.

"Hey apa yang kau lakukan!" pekik Ayleen dengan wajah kaget.

Alam menyibak selimut dan langsung turun dari ranjang membuat Ayleen heran. Alam mengambil kemejanya dan langsung ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

"Hey kau mau ngapain?" tanya Ayleen benar-benar bingung dengan tindakan Alam yang sangat buru-buru seperti orang tidur berjalan.

Tidak lama Alam keluar dari kamar mandi dan sudah kembali dengan pakaian sebelum dia ke rumah sakit. Alam merapikan kerah kemeja itu dan juga lengan kemeja. Dengan posisi Alam berdiri di depan Ayleen dengan membelakangi Ayleen.

"Jadi kamu punya lemah jantung?" tanya Ayleen tampak hati-hati. Alam menghentikan sebentar pekerjaannya dan melihat Ayleen menggunakan ekor matanya.

"Iya," jawab Alam kembali melanjutkan pekerjaan itu.

"Jadi kau sudah tahu jika aku memiliki penyakit jantung. Kau tahu orang yang mempunyai permasalahan pada jantung tidak akan tahu kapan akan mati dan bisa langsung cepat. Jadi aku tidak punya waktu untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Itu tidak ada dalam kamusku," tegas Alam dengan suara dingin yang memberikan Alasan menolak Ayleen.

"Tanpa orang punya penyakit jantung, kita juga bakalan mati kapan saja dan tidak direncanakan," sahut Ayleen yang menanggapi dengan berbeda membuat Alam membalikan tubuh dengan menyerngitkan dahi.

Bersambung

...Para readers jangan lupa beri like komen dan vote yang banyak ya...