Pengkhianatan yang di lakukan Mike, membawa Aleena bertemu dengan seorang pria tampan yang tidak di kenalnya sama sekali di sebuah club mewah yang berada di pusat kota London.
Minuman alkohol yang di teguk Aleena malam itu benar-benar mempengaruhi dirinya. Gadis polos itu seketika menjadi liar bahkan dengan berani merayu pria yang saat itu berada di dekatnya.
Pria tampan pemilik rahang tegas itu terlihat semakin gelisah, ketika merasakan aliran panas tubuhnya tidak wajar. Terlebih gadis muda pemilik wajah cantik dengan rambut warna karamel bergelombang indah itu merayunya dengan gerakan begitu seksi.
Dalam keadaan setengah sadar Aleena menyerahkan tubuhnya pada pria asing yang tidak di kenalnya sama sekali.
Keduanya menghabiskan malam panas dengan liar layaknya pasangan yang sedang di mabuk cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERHATIAN KECIL SEAN
"Hallo tuan Harley, senang sekali anda bisa datang menemui undangan saya untuk sarapan bersama dengan istri saya", sapa laki-laki parlente berusia lebih tua dari Sean.
Sean menyambut hangat uluran tangannya. "Tentu saja tuan Arthur, saya tidak akan melewatkan nya".
Setelah melepas tangan Sean, Arthur menatap lekat Aleena yang berdiri di samping Sean . "Siapa gadis cantik ini? Apa ia kekasih anda tuan Harley?"
"Bisa di katakan seperti itu", jawab Sean cepat. Tanpa ragu mengatakan nya.
Aleena menyambut hangat uluran tangan Arthur, sekaligus melototkan kedua matanya ketika Sean berkata demikian.
Sean tidak menghiraukan protes Aleena. Bahkan tanpa canggung Sean menarik pinggang gadis itu agar lebih dekat lagi dengan nya. Hal yang kian membuat Aleena risih. Harum parfum Sean begitu lekat menyeruak memenuhi indera penciuman Aleena. Membuat Aleena sesaat memejamkan kedua matanya.
"Apa tamu kita sudah tiba, sayang? Wah aku melewatkan sesuatu rupanya".
Wanita berpenampilan glamor baru saja bergabung dengan mereka. Arthur langsung memeluk pinggangnya mendaratkan sebuah ciuman mesra di bibir wanita cantik itu.
Pemandangan romantis bagi Aleena. Ia rasa wanita itu istri Arthur. Mereka pasangan serasi yang sesungguhnya pikir Aleena.
"Sayang, sekarang tuan Harley sudah memiliki kekasih. Kau harus berkenalan dengan nya yang sangat cantik ini", ucap Arthur memuji Aleena.
Wanita itu menatap tajam Aleena. Tatapan itu pun beralih ke tangan Sean yang memeluk erat pinggang Aleena. "Ternyata kau sudah melupakan Bianca tunangan mu, Sean?".
"Bianca sudah lama pergi, Annette. Kenapa kau masih menyebutnya sayang", potong Arthur.
"Well. Kita lupakan masa lalu. Sebaiknya kita menikmati breakfast dan langsung membicarakan bisnis kita tuan Harley", sambung Arthur menghangatkan suasana yang di sambut Sean dengan anggukkan kepalanya.
Kedua pasangan itu menikmati hidangan yang tersaji. Kala Sean dan Arthur serius membicarakan bisnis mereka, Annette masih menatap tajam Aleena yang sedang menikmati sepotong waflle madu.
Aleena tahu yang di lakukan Annette. Wanita itu di pastikan tidak menyukainya. Entah karena apa, mungkin karena Bianca. Nama yang di sebut nya beberapa saat yang lalu. Entah lah siapa Bianca itu. Mungkin kekasih tuan Harley pikir Aleena.
"Apa kamu sudah lama bersama Sean?", tanya Annette pada Aleena.
"Sean?", tanya balik Aleena tampak bingung. "Oh iya", jawabnya spontan sambil meneguk minuman menutupi grogi nya.
"Bagaimana penawaran ku tuan Harley. Peternakan Bierdi adalah penawaran terbaik di kawasan Skotlandia. Peternakan itu sangat luas menyatu dengan perkebunan oat milik mereka. Sangat memungkinkan jika anda akan membangun pabrik susu dan komoditas lainnya di sana–"
"Uhuk uhukkk...
"Sayang ada apa?", ujar Sean spontan ketika Aleena terbatuk-batuk secara tiba-tiba.
Sean memberikan air mineral padanya.
"M-aaf kan aku...Terimakasih", ucap Aleena pelan.
Sean memutar tubuhnya menghadap Aleena. Tanpa sungkan laki-laki itu membersihkan ujung bibir Aleena yang menempel madu dengan ibu jarinya.
Tindakan itu membuat Aleena tertunduk malu. Sungguh gadis itu tidak menyangka Sean akan memperlakukannya seperti itu di depan orang lain. Ia sangat malu.
Sepasang mata menatap tidak suka perlakuan Sean pada Aleena. Tentu saja dia adalah Annette. Wanita yang sedari tadi menatap penuh kebencian pada Aleena.
Beberapa saat kemudian, Sean pamit pulang pada Arthur dan Annette. "Sebelum kalian pulang Scotlandia, aku akan mengundang kalian makan malam bersama kami".
"Dengan senang hati tuan Harley", jawab Arthur bersalaman dengan Sean. Begitu juga dengan Annette yang memeluk Sean.
Aleena tersenyum pada keduanya, meskipun Annette menunjukkan permusuhan padanya.
Setelah sampai di mobil, Sean masuk duluan. Sementara Ryan membukakan pintu untuk Aleena.
"Kamu kemana saja Ryan. Aku sangat gugup duduk di sana tadi", ujar Aleena sebelum masuk ke dalam mobil dan sekilas menatap Ryan.
Ryan hanya menyikapi protes Aleena dengan senyuman saja.
Saat mobil melaju Sean menyandarkan kepalanya pada kursi. "Apa kau mencatat pembicaraan tadi?", tanyanya sambil memejamkan matanya.
"Iya tuan".
"Apa saja yang kau catat?"
"Tuan Arthur menawarkan peternakan Bierdi yang bisa menguntungkan bisnis anda..
Aleena tidak melanjutkan ucapannya. Gadis itu sedikit merubah duduknya menghadap Sean yang memejamkan matanya.
"M-aaf tuan Harley apa Peternakan Bierdi yang di maksud tuan Arthur letaknya di desa Kelso?", tanya Aleena hati-hati sekali.
Sean tidak merubah posisinya. Namun matanya terbuka dan membalas tatapan Aleena.
"Kau tahu tempat itu?"
Aleena menganggukkan kepalanya tanpa ragu. "Sangat tahu. Aku lahir dan besar di sana tuan".
"Di Kelso?"
"Di peternakan itu", jawab Aleena pelan.
Sean menegakkan posisi duduknya. "Kau tinggal di peternakan itu?"
Aleena menganggukkan kepalanya lagi. "Iya tuan Harley...
Sean menatap lekat wajah Aleena. "Setelah sampai di kantor, kau langsung keruangan ku. Aku ingin tahu tentang peternakan itu", ucap Sean tetap memberikan tatapan yang sulit di artikan.
...***...
To be continue
