NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Mas Duda

Terpaksa Menikah Dengan Mas Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nadya Ayu

Arumi harus menelan kekecewaan setelah mendapati kabar yang disampaikan oleh Narendra, sepupu jauh calon suaminya, bahwa Vino tidak dapat melangsungkan pernikahan dengannya tanpa alasan yang jelas.
Dimas, sang ayah yang tidak ingin menanggung malu atas batalnya pernikahan putrinya, meminta Narendra, selaku keluarga dari pihak Vino untuk bertanggung jawab dengan menikahi Arumi setelah memastikan pria itu tidak sedang menjalin hubungan dengan siapapun.

Arumi dan Narendra tentu menolak, tetapi Dimas tetap pada pendiriannya untuk menikahkan keduanya hingga pernikahan yang tidak diinginkan pun terjadi.
Akankah kisah rumah tangga tanpa cinta antara Arumi dan Narendra berakhir bahagia atau justru sebaliknya?
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi pada calon suami Arumi hingga membatalkan pernikahan secara sepihak?
Penasaran kisah selanjutnya?
yuk, ikuti terus ceritanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 35

Laporan dari Bagas untuk Vino telah diproses. Bukti-bukti yang menguatkan tuduhannya telah dikirim secara bersamaan ketika dirinya melaporkan tindakan Vino. Bukan hanya Vino, Bagas juga melaporkan teman-teman Vino sebab mereka juga terlibat atas kerugian yang dialami oleh Arumi. Dan hari ini pihak berwajib akan segera meringkus Vino dan teman-temannya.

Silvi yang tengah menyirami tanamannya dibuat terkejut akan kehadiran polisi yang kemarin menahan Narendra. Namun, wanita itu segera mengulas senyum manis dan menyambut kedua polisi itu dengan ramah. Ia pikir mereka akan memberikan kabar mengenai kondisi Narendra di penjara sana.

“Pak Polisi, ada apa pagi-pagi datang ke rumah saya? Apa Bapak ingin memberitahukan keadaan Narendra di penjara sana?” tanyanya dengan ramah.

“Selamat pagi, Bu Silvi. Kami dari pihak kepolisian membawa surat penangkapan untuk saudara Vino atas tindakan penculikan serta penipuan yang dialami saudari Arumi,” ucap Pak Ilham.

“APA?!” jerit wanita paruh baya itu terkejut.

Suaranya yang keras membuat Vino yang berada di dalam rumah tidak jauh dari tempat mamanya berada pun langsung berlari ke luar. Pria itu penasaran dengan mamanya yang masih sepagi ini sudah menjerit-jerit.

“Mama ada apa, sih–” Vino membolakan matanya ketika melihat Silvi sudah menangis.

Pria itu segera mendekati sang mama dan memintanya untuk tenang. “Mama kenapa, sih, pagi-pagi udah jejeritan. Ini juga, kenapa ada polisi di sini?”

“Usir mereka semua, Vin! Usir mereka dari sini!” jerit Silvi bak kesetanan. “bapak jangan macam-macam dengan keluarga saya, ya. Anak saya tidak mungkin melakukan hal itu, Pak! Aruminya saja yang kecentilan mau menggoda putra saya!” Silvi kembali berteriak sambil menuding kedua polisi di hadapannya.

“Kami tidak mungkin datang tanpa tujuan, Bu Silvi. saudara Vino, saya membawa surat penangkapan untuk Anda atas tindakan penculikan serta penipuan yang dialami saudari Arumi. Mari ikut kami ke kantor polisi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.”

Salah satu polisi itu segera menggiring Vino yang termangu di tempatnya menuju ke mobil. Vino sama sekali tidak memberontak sebab ia begitu terkejut sebab Arumi sudah berani melaporkannya ke polisi. Namun, ketika hendak masuk ke mobil, pria itu segera tersadar dan langsung memberontak.

“Lepaskan saya! Saya tidak bersalah dan saya tidak pernah melakukan kejahatan apapun!” teriak Vino sambil. memberontak.

Silvi pun sama, wanita itu menarik Vino agar putranya tidak dibawa polisi. “Jangan bawa anak saya, Pak!”

Keributan itu membuat seluruh asisten rumah tangganya berhamburan keluar rumah. Mereka penasaran dengan apa yang terjadi pada majikannya hingga berteriak seperti itu. Barulah ketika mereka sampai di teras, mereka terkejut ketika mendapati tuannya tengah digelandang polisi untuk masuk ke mobil.

Salah satu asisten rumah tangga di sana segera berlari ke dalam rumah. Ia langsung mengabari Tuan besarnya dan mengatakan adanya keributan di rumahnya.

Silvi masih menangis, meraung, meminta agar polisi itu melepaskan putranya. Namun, mereka tidak peduli dan tetap membawa Vino yang masih mengamuk untuk segera masuk ke mobil.

“Masuk!” tegas Pak Ilham sembari mendorong Vino agar segera masuk ke mobil.

“Maaf, Bu Silvi. Kami akan tetap membawa saudara Vino. Jika anda terus menghalangi kerja kami, maka kami tidak akan segan-segan membawa Anda turut serta bersama kami!” ancamnya yang merasa tindakan Silvi sudah keterlaluan.

Bukan hanya menarik Vino agar putranya tidak dibawa, wanita paruh baya itu juga memukuli dirinya dan rekannya sehingga Ilham dengan tegas memberikan wanita itu peringatan.

Setelah memastikan Vino aman di dalam mobil, kedua polisi itu juga segera masuk dan meninggalkan Silvi yang masih meraung-raung.

***

Brak!

Brak!

“Dewi, buka pintunya!” Silvi berteriak di depan pintu kediaman Bagas.

Tadi setelah dirinya menangis hebat, asisten rumah tangganya membawanya untuk masuk ke dalam rumah dan menenangkannya. Tidak lama setelah itu, Bastian datang dan mendapati kabar, jika putranya sudah dibawa polisi dengan tuduhan penculikan dan penipuan. Pria itu tentu terkejut, ia sangat marah pada Bagas dan keluarganya karena terus menerus mengganggu hidup keluarganya.

Silvi yang sudah cukup tenang segera mengajak suaminya pergi menemui keluarga Narendra. Wanita itu ingin sekali menyampaikan sumpah serapahnya pada keluarga angkat suaminya agar mereka bisa berhenti mengganggu keluarganya.

“Dewi, Bagas, keluar kamu!” teriaknya lagi ketika pintu tidak kunjung dibuka.

Padahal di samping pintu, terdapat bel yang hanya tinggal ditekan saja tanpa harus menghabiskan suaranya untuk memanggil tuan rumah.

Ceklek!

Dewi yang baru saja selesai membuat kue tentu terkejut akan kehadiran Silvi dan suaminya. Terlebih ekspresi keduanya terlihat menakutkan sebab diliputi oleh amarah yang masih meluap-luap.

“Silvi? Ada apa kalian kemari?” tanya Dewi.

Wanita itu mendengkus kesal. “Ada apa, ada apa! Mana Arumi, aku mau buat perhitungan sama dia!” teriak Silvi.

“Kamu itu kenapa, dateng ke rumah orang pake segala marah-marah! Nggak cukup buat anak saya dipenjara dan sekarang kamu mencari menantu saya! Kamu mau apa sekarang?!” tanya Dewi yang mulai tersulut emosi.

Semua orang sudah pergi bekerja, tinggallah dirinya dan asisten rumah tangganya saja di rumah. Itulah sebabnya Dewi tidak mempersilakan keduanya masuk. Ia khawatir mereka akan berbuat onar di rumahnya.

“Persetan dengan anakmu itu! Sekarang di mana Arumi? Minta dia buat mencabut tuntutannya untuk Vino! Dasar tidak tahu diri sekali keluargamu itu, Dewi. Sudah dibantu papa mertuaku, tapi belagu minta ampun!” bentak Silvi meradang.

“Itu semua memang pantas buat anakmu, Silvi! Dia sudah merugikan orang lain dan sekarang saatnya dia mempertanggungjawabkan kelakuannya. Seharusnya kamu sebagai orang tua, menuntunnya ke jalan yang baik, bukan malah membelanya habis-habisan padahal kamu sendiri tahu kalau anak kamu itu bersalah! Sekarang pergi dari rumahku, aku tidak sudi menerima tamu orang jahat sepertimu!” Dewi mengusir dengan tatapan bengis ke arah Silvi.

Sebenarnya Dewi adalah wanita yang lemah lembut, tetapi setelah kejadian di mana putranya sampai dilaporkan ke polisi, wanita itu seakan mengeluarkan taringnya dan akan mengoyak habis musuh yang mengganggu keluarganya. Maka tidak heran kenapa wanita itu bisa dengan kasar memperlakukan Silvi yang datang marah-marah padanya.

“Breng*sek! Harusnya kalian semua yang dipenjara, bukan putraku!” teriak Silvi sambil mendorong keras tubuh Dewi ke belakang.

Dewi yang tidak siap tentu saja oleng. Wanita paruh baya itu terdorong sangat keras dan punggungnya menghantam pegangan pintu dengan cukup keras hingga wanita itu memekik kesakitan.

"Aarghh!"

“Rasakan kamu Dewi! Kalau aku tidak bisa bahagia, maka jangan harap hidupmu akan bahagia!” teriak Silvi sebelum akhirnya meninggalkan Dewi yang merosot kehilangan kesadaran.

Bi Eni yang mendengar keributan di luar segera pergi setelah menyimpan pakaian di tangannya. Wanita itu sangat terkejut ketika melihat nyonyanya tidak sadarkan diri.

“Ya ampun, Nyonya!” Wanita itu memekik kaget, terlebih melihat pakaian pada punggung majikannya telah robek dengan luka yang mengucurkan banyak da*rah.

Ia mencoba menyadarkan majikannya, tetapi Dewi tidak kunjung sadar.

Di tengah situasi yang sangat mengkhawatirkan, wanita itu segera menghubungi ambulan dan juga keluarga majikannya.

1
Nike Natalie
yg bego Arumi apa othor
Nike Natalie
muter2 GK jelas
Nike Natalie
Arumi ini,,,sok tau ,Sok hebat tapi goblok
Aulia Putri
baru tau sya kepanjangan THT 🤣🤣🤣🙏🙏🙏
Heny
Thor arumi knp manggil suami pk nm thor be yg nyuruh gk sopan
Heny
Bapak sm anak sm saja smg bangkrut jth miskin biar tau rasa
Heny
Tunjukan bukti percakapan vino biar polisi tau siapa yg bersalah
Heny
Nyimak thor
Nur fadillah
sabar Mas Naren...
Nur fadillah
Jangan dong Rum masak baru nikah mints cerai😥😥
Nur fadillah
Heeheee...cemburu ya Bang🤣🤣🤣
Nur fadillah
sabar-sabar...😀
Leew
menutup hidung karena sudah mulai mencium bau bau bulol🗿
Leew
LUCU BANGET AH, GUA PANTENGIN TERUS NIH SAMPE BAU BAU BUCIN MULAI TERCIUM 🥰🗿
Leew
lucu banget sih newlyweds, hobi banget sama sama lupa gegara dadakan awokaowka
Leew
gelo, banyak dong misterinya kalo dijabarin ntar? bejirrr penasaran gini
Leew
wkwkw aftershock nikah sama future husband dadakan
Nur fadillah
Semangat untuk jadi Istri sholehah...😃😃
Nur fadillah
Bertemu mantan.noooooo ....buang ke laut aja...🤣🤣
Nur fadillah
Sabar Mas ojo nesu-nesu nanti gantengnya Ilang....🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!