Hana Deborah, putri angkat dari mendiang seorang mucikari ternama di kota Camelot! yang mencoba untuk tetap kuat menjalani pahit nya kehidupan pasca ditinggal sang ibu! ketidaktahuan Hana perihal pekerjaan sang ibu angkat membuat gadis itu selalu di pandang rendah oleh orang-orang sekitar bahkan sahabat nya sendiri.
'Wanita mana yang rela menyakiti hati perempuan lain?'
Hal itu terus saja berputar di pikiran Hana, namun Raya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja!
Keberuntungan yang berpihak pada Raya membuat Hana akhirnya tunduk dan menuruti keinginan sahabatnya untuk menjadi wanita penggoda bagi Edward.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPG-24
Bertha? wanita sampah yang membuat adikku meregang nyawa? kejahatan apalagi yang ia sembunyikan kali ini?
William menaikkan satu alisnya, tatapan nya tak lepas dari kendaraan berwarna merah muda yang baru saja melintas tepat di hadapan nya. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, pria yang memiliki dendam tersendiri pada istri Edward itu akhirnya turut melajukan kendaraan mengikuti Pagani Zonda yang berada tak jauh di depan.
Hampir tiga puluh menit mengikuti kendaraan milik Bertha, kendaraan William akhirnya turut terhenti pada sebuah lokasi mansion yang cukup tersembunyi.
"Siapa yang ia temui? apa itu ayahnya?" William hanya mampu menerka-nerka sembari memperhatikan gerak-gerik istri Edward yang kini terlihat melangkah masuk pada sebuah kediaman yang tak kalah mewah dari hunian miliknya.
****
Melangkah congkak dihadapan seorang lelaki tua yang kini duduk di kursi roda, Raya memperhatikan sekeliling ruangan dengan raut wajah tegang.
"Raya, akhirnya kau kemari Nak!"
"Jangan pernah menyebut ku dengan panggilan seperti itu! apa kau lupa? kau telah menelantarkan diriku juga ibu hanya karena perempuan murahan yang hidup bersama mu!"
"Baiklah! apa yang membuat mu mengunjungi ku kemari?"
"Gadis itu semakin berulah dan aku membenci nya!" Raya melempar tas mewah miliknya dan terduduk sembari memegangi kepala di atas sofa.
"Apa maksudmu Raya? bukankah dia telah menuruti semua kehendak mu juga suami mu?" sang lelaki tua tampak kebingungan dan mencoba mendekat dengan memutar cepat kursi roda yang ia tempati.
"Itu memang benar! tapi Hana terbawa suasana dan dia ingin merebut Edward dariku! sungguh menjengkelkan sekali gadis sok lugu satu itu!"
"Raya ...,"
"Sudah berapa kali ku katakan? jangan menyebut ku dengan nama panggilan seperti itu!!! apa kau tuli haaaaaaghh?"
"Aku sungguh minta maaf Nak! tapi Hana ..., dia tak mungkin merebut suami mu! aku tahu betul siapa dia!"
"Kau tahu betul siapa dia? dia itu hanya pungut! dan dia dibesarkan oleh seorang wanita jalang! katakan! apa kau masih ingin membela nya?"
Astaga, Raya! kenapa dirimu jadi seperti ini Nak?
Sang lelaki tua tampak menatap Bertha dengan raut wajah kecewa, ia tertunduk dihadapan wanita angkuh dengan penampilan glamor yang selalu mengunjunginya beberapa Minggu terakhir.
****
Dia masih tertidur? itu bagus bukan? setidaknya dia bisa beristirahat dengan waktu yang lebih lama,
Edward memperhatikan sepintas sosok Hana yang masih damai terlelap di atas ranjang, pria itu memilih berbalik badan dan melangkah menuju pantry.
"Okay Edward! ada makanan apa disini? bisakah kita memasak untuk Nyonya Jadenz?" Edward berbicara sembari memeriksa sebuah lemari pendingin dengan ukuran besar di dapur villa utama.
"Oat? cracker? pasta, bread? tapi Hana sama sekali tak menyukai makanan instan! aaah! tapi diriku tak begitu pandai memasak! bagaimana ini?" Edward kembali meracau dan mengacak-acak beberapa jenis ikan juga sayuran mentah di dalam freezer.
Edward Jadenz Nicholas! pria itu kini terlihat mondar-mandir sembari memegangi dagu, ia terlihat begitu berpikir keras sebelum akhirnya meraih gawai dari dalam saku celana piyama miliknya.
Jemari nya terlihat menari lincah di atas layar ponsel hingga akhirnya sudut bibirnya tertarik ke atas,
"Ini dia! sebuah masakan sederhana! tumis udang brokoli! Hana pasti menyukai resep ini! dia sering memasak hidangan ini untuk diriku sebelumnya, bukan?" pria itu nampak fokus memeriksa detail dari bahan juga rempah yang ia butuhkan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada layar ponsel.
"Cobalah untuk menjadi suami siaga kali ini Edward! Hana sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk beraktivitas terlalu berat! jadi kau harus bisa menangani pakaian kotor juga makanan untuk hari ini! semangat!!!"
Edward berbicara sembari mengepalkan telapak tangan,
"Maaf Tuan! apa Tuan baik-baik saja?" seorang staf penjaga villa tampak menyapa Edward dengan wajah penuh tanya.
"Kau-, apa yang kau lakukan disini?"
"Apa Tuan membutuhkan sesuatu? saya bisa-,"
"Pergi!!!"
Edward menggerakkan telapak tangan dan memberi isyarat pada sang pegawai untuk meninggalkan ruangan.
🧑🦰"Ada apa dengan Tuan Edward? apa dia sedang demam? atau mungkin dia sedang kesurupan? tidak biasanya dia bertindak sejauh ini? dia bahkan sama sekali tak ingin menyentuh apapun! semua harus siap tersedia di meja makan! apa kepala majikan ku sedang terbentur batu atau semacamnya?"
Sang pegawai pun akhirnya memilih melangkah meninggalkan ruangan dengan raut wajah kebingungan karena sikap tak biasa yang ditampilkan oleh Edward.
