NovelToon NovelToon
My Killer Boss

My Killer Boss

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

Sky Rain terlalu gengsi untuk mengatakan jika dirinya mencintai sekretarisnya. Dia selalu beralibi, jika perasaannya pada janda seksi itu hanya sekadar penasaran saja.

Meski sudah cukup kentara perhatiannya, bahkan selalu menjadi seseorang yang ikut memisahkan hubungan Lala dengan lelaki- lelaki lain.

Pun, Sky masih tak mau mengakui jika dirinya
memiliki sebongkah ketulusan di hatinya. Malahan, Sky terus menunjukkan kesan jika dia hanya menginginkan seksinya Lala.

"Di luar sana banyak sekali personil Teletubbies yang mengantri untuk aku kencani, Lala!"

Lala menggerutu pelan. "Aku lebih suka kerja lembur dari pada menerima ajakan kencan boss mesum, galak, playboy, narsistik!"

Follow IG: Pasha_Ayu14 untuk tahu visual para tokoh Pasha yang menggemaskan ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MKB bab 21

Sky baru selesai makan siang, dan ketika tiba di ruangan, Lala sudah siap siaga di depan meja kerjanya.

Wanita itu membelakangi Sky, sembari membereskan dokumen yang akan dibawa tepatnya di pertemuan bersama klien satu jam mendatang.

Sky membuat dinding transparan ruangan miliknya putih. Gorden digital sudah dia aktifkan dalam satu kali klik dari ponsel.

Wangi setelah istirahat lumayan segar, dari belakang Sky mendekat dengan sebelah tangan yang meraba pinggang meliuk Lala sedang bibirnya mencecar pipi wanita yang reflek meraih gelas dan memukulnya.

Prak!!!

Lala yang kaget, perempuan gusar itu reflek melotot sambil mengutarakan cemasnya lewat raut dan gesture. "Pak, maaf, Pak!"

Sky mendesis sembari mengusap benturannya, gelasnya mengenai kening bahkan terasa lecet di sana, dan bila dirasa lebih lama, ternyata sakit juga.

Sky duduk di kursinya, ia mendongak sambil mengeluhkan lukanya. "Lalaaaa!" Sky menggertak, sakit tak seberapa tapi geramnya ratusan kilo agaknya.

"Saya nggak sengaja, Pak, maaf...," ucap Lala bermimik khawatir. "Makanya jangan ngagetin saya begitu."

Sky berdecak, satu mata masih suka terpejam karena nyerinya. "Mungkin malam pertama, aku perlu siapkan anti peluru! ... Baru dicuri pipi saja dipukul gelas, gimana kalo yang itu!"

Lala tak ingin tertawa karena sungguh dia iba, tapi dia juga geli melihat penderitaan Boss yang dia kenal killer. "Maaf, Pak, itu tadi kan usaha otak sama tubuh yang reflek saat dalam kondisi melindungi diri."

Mendadak, Sky menatap tajam calon istri yang tak mencintainya. "Harusnya otak kamu juga peka terhadap parasit di hidupmu!"

Lala yakin Sky menyindir Raffa barusan. Tapi, Lala sendiri sedang tak ingin membahas itu karena Sky lebih tampak kasihan.

"Mau saya obati?"

"Masih sanggup tanya?" Sky ketus. Dan Lala segera menyengir setelah mendapat tatapan menusuk, Sky. "Iya- iya, sebentar."

Lala lekas berjongkok di sisi kursi Sky guna meraih laci bawah. Sky melirik, ngomong- ngomong, pose apa pun yang Lala terapkan sepertinya tak ada yang tidak menggoda.

Ah, bahkan dalan kondisi begitu pun pikiran Sky masih mesum! Apa lagi belahan lala tampak ketika dilihat dari posisi duduknya.

Lala mengambil satu plester kecil, dan saat berdiri untuk menempelkannya pada luka gores Sky, lelaki itu justru menariknya hingga terduduk di atas pangkuan.

"Pak!"

Teriakan Lala diiringi dengan terbukanya pintu ruangan yang memunculkan seorang Dominic Brian. "Oh, Tuhan!"

Dominic menutup matanya, "mataku sudah tidak suci lagi!" teriaknya.

Sky memutar bola matanya. Lala bangkit bahkan menepuk hidung tinggi Sky dengan plester yang akhirnya tertanam di sana.

Dominic masuk, menggerutu. "Kalau sudah tidak tahan lagi, ... nikah! ... Jangan buat polusi mata orang yang tidak berdosa!"

Pria itu menangkap bulpen yang Sky lempar dengan kegeraman. "Sebelum masuk! Ketuk pintu dulu mulai sekarang!"

"Bukan masalah ketuk pintunya. Setidaknya bermesraannya jangan di kantor!"

Dominic tahu ini kantor boss Sky, tapi bagi jomblo seperti dirinya tidak lucu sama sekali melihat adegan plus- plus bossnya barusan.

Ah, otak dia jadi berkelana. Posisi apa saja yang bisa Sky dan Lala lakukan di sini. Sial, otaknya tercemar dan mendadak mesum.

"Tuan Bahadur datang!" Dominic jadi ketus, cintanya terus ditolak janda berbahasa medok, sang boss malah bermesraan.

Sky bangkit, kemudian menghadap Lala yang segera merapikan dasi. "Rapikan dulu..."

Lala juga mengambil plester yang masih tersemat di hidung bangir kekasihnya dengan telaten, meraih tisu basah khusus dan mengelap bagian yang perlu di-touch-up.

Setelah rapi, ketiganya keluar dari ruangan secara beruntun. Dominic paling akhir, dan mata mereka segera disambut beberapa direksi lain yang juga akan ikut pertemuan.

Mereka sama-sama menuju ruang meeting, di sana sudah ada saudagar kaya dari Arab yang selama ini menjadi vendor alat berat untuk X-meria kontruksi milik X-meria group.

Langsung saja, Sky duduk dan mereka memulai obrolan agar cepat rampung karena sejatinya Sky tak betah berlama-lama ketika Lala dijadikan destinasi mata Tuan Bahadur.

Sepertinya, boss Arab itu memang menyukai Lala sedari lama. Bisa dilihat dari cara orang itu membasahi bibirnya ketika menatap Lala.

"Bisa dengarkan saya dulu?!" Sky menggebrak meja agar Bahadur memutuskan pandangan ke arah calon istrinya yang bahkan tak sadar.

"Tentu saja!" Bahadur siaga.

"X-meria akan menukar tambah alat berat yang sudah harus diganti. Tidak diharapkan, tapi Anda harus memberikan kesempatan bertransaksi yang menguntungkan."

Bahadur manggut- manggut. "Boleh saja, ... Kita sudah menjadi partner relasi yang baik, ... Tenang, saya akan berikan penawaran terbaik saya, apa lagi kalau..."

Bahadur menatap Lala. "Lala mau makan malam bersama saya malam ini."

Perkara yang memancing Sky untuk meraih kerah jas lelaki itu. "Boss!" Dominic segera maju untuk mendorong tuannya.

Bahadur yang tidak tahu apa-apa terbengong menatap kemarahan Sky. "A-apa salahnya mengajak makan malam saja?"

Dominic menjadi penghalau tubuh Sky yang agaknya ingin menerkam mangsa. "Kau pikir aku tidak tahu isi otak mu?!"

Bahadur berdiri tidak terima. "Hanya karena sekretaris biasa kau memperlakukan ku seperti ini, Tuan Sky?"

"Kasih paham dia?!" Sky ngeluyur pergi dengan raut tak suka. Sementara Dominic berusaha memberi pengertian pada Bahadur.

Direksi lain hanya bengong, sedang Lala ikut keluar mengekori bossnya. Yah, berapa kali saja Sky memutuskan kerja sama ketika dia mulai digoda relasi mereka.

"Pak..."

"Putuskan kerja sama kita!" Dengar, belum apa- apa sudah begitu.

Lala tak mau gegabah. "Tapi, Pak, kita tidak akan pernah bisa mendapatkan merek alat berat yang sebaik milik Tuan Bahadur."

"Persetan dengan itu!" Sky selalu berapi api, dan selama ini hanya Lala yang bisa memberi penenangan pada lelaki arogan itu.

Lala maklum, tapi... "Hanya menawarkan makan malam, tidak berarti negatif, Pak."

Mendadak, Sky berhenti langkah, dan berbalik menatap kekasihnya. "Tapi kalau aku yang menawarkan makan malam padamu, kau sudah pasti akan berpikir negatif!"

"Iya jelaslah," sergah Lala, "karena kalau sama Pak Sky, bisa bikin positif."

Sky mulai runtuh mendengar kalimat ambigu calon istrinya. Ah, sialan memang, kenapa juga Lala harus menjawabnya dengan kalimat memancing seperti itu?

"Aku buat kamu positif, biar paham!"

Lala tersenyum walau dibuat cukup tipis, rupanya dia berhasil meluluhkan es balok berupa Sky Rain. "Jadi gimana, Pak?"

Sky kemudian berpaling menatap dinding kaca yang menyuguhkan pemandangan kota Jakarta. Dia sedang berpikir untuk lanjutkan pertemuannya atau tidak.

Masalahnya, dia sudah kadung jengkel dengan Bahadur. Tapi di sisi lain, yang dikatakan Lala benar, tidak ada yang lebih baik dari alat beratnya Bahadur.

"Sekarang kembali ke ruang meeting ya, ingat, ... kita masih perlu mereka, Pak."

Sky menghela napas panjang, sampai sebuah kecupan di pipi bercambangnya membuat dirinya lekas menoleh dan terpaku pada wanita berani itu.

"Sudah tidak tegang kan?" Lala mungkin berusaha membujuk. Bahkan memijat pundak dan tengkuk bossnya.

Ah, sial, memang saraf otaknya yang marah tidak lagi tegang. "Yang lain yang tegang."

Lala memutar bola matanya. Sky kalau sudah bicara soal itu pasti gerak cepat untuk nyambung ke mana- mana.

"Selesaikan dulu kesepakatannya, setelah ini ada jadwal ke butik," kata Lala.

"Satu kali lagi di bibir, baru tenang."

Ah, Lala tidak yakin. "Dikasih hati minta jantung! Nanti dikasih bibir minta..."

"Yang di dada." Sky terkekeh sambil mengikuti langkah kaki sekretarisnya. Yah, dia harus selesaikan kesepakatan sebelum ke butik.

^^^🙌 Alhamdulillah, bisa update...^^^

1
Herta Siahaan
Wowww Lala dijemput dengan Wilona... Gimana spesial kan kamu lala... siap kan jantung lala
Asri Fauziah
Luar biasa
Asri Fauziah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Fitriyani Indri
Luar biasa
Lies Atikah
lalanya bucin duluan payah
Tuti irfan
Luar biasa
Lies Atikah
teu puguh kamu mah sky kabatur ulah kumaneh henteu sukurin
Nani Haryati
keram perutku 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Het dah udah aki aki juga 🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Pas meriksa Alice apalagi, selain tuan Rega dan Sky ada tuan arab sama opa Arjuna juga 🤭
Hani Ekawati
Aku baca bab ini tengah malam, eh dibikin cekikikan tengah malam 🤣🤣🤣
Nani Haryati
🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Fitri Nurhalimah
jaman sekarang kebalik emang yah, cowo matang sukanya sama cewe2 ABG, cowo2 yg masih kinyis2 malah suka tante2 😂
Fitri Nurhalimah
lala nya ke bego an inimah, udah tau nyari uang itu susah, gampang banget ngasih uang ke calon suami meskipun dengan dalih minjam, ttep aja gk realistis, minimal jadi cowo tuh tau diri kalau emang bener2 dia tulus sama lala
Dahlia Kartono
TOP karya mu kak
Ayu Wulansari
bagus bangettt, menarik
Hani Ekawati
Hurriyet itu ya 😅
Hani Ekawati
Ini Marco nya Allura kah?
Muhammad Zaki
kok tumben bersaing sama saudara sendiri? biasanya keluarga mereka akur
Hani Ekawati
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!