sudah lima tahun menjalani biduk rumah tangga tapi tak cukup bagi Ayumi meluluhkan hati suaminya Dirga yang telah terpaut dengan kekasihnya.
"semoga kamu bahagia dengan pilihan mu mas, sekarang aku mundur dan membiarkan mu bersatu dengan kekasih mu yang begitu kamu agung-agungkan".
"terimakasih selama lima tahun lebih ini telah sabar membersamai ku walau namaku tak pernah ada di hatimu".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"apa maksud mu Ayumi, aku mengajarkan pada anak ku untuk selalu bertanggung jawab pada istrinya. Jangan memfitnah anak ku jika memang kamu sudah tidak mencintainya". Amira belum bisa menerima jika menantu yang dia sayang selama ini tega memfitnah anak nya yang bahkan masih berstatus suami nya.
"maaf mbak Amira, Ayumi kami tidak mungkin memfitnah Dirga. Ayumi kami selalu setia pada suami nya tapi ternyata kesetiaan nya selama ini dibalas dengan Dirga yang menikah dengan kekasihnya. Apa itu yang mbak Amira katakan bertanggung jawab ?". Farah tak terima jika besan nya memojokkan anak nya sedangkan yang salah disini adalah Dirga.
Haris yang melihat ketegangan diantara dua keluarga nya itu langsung menyela.
"ma sudah, jangan seperti itu. Tidak baik menuduh Ayumi yang bukan-bukan". Ujar Haris mengelus punggung tangan sang istri.
"loh kok papa mengatakan jika mama yang menuduh Ayumi. Apa papa tidak dengar menantu kesayangan mu itu yang duluan memfitnah anak kita. Sebagai ibu yang membesarkan nya tentu mama tidak terima dia mengatakan hal itu". Jawab Amira dengan dada yang kembang kempis, entah kenapa kini dia tidak menyukai Ayumi.
Farah yang melihat itu mengusap dada nya dan terus beristighfar, agar tidak terpancing emosi. Apalagi melihat besannya yang menatap sinis anak nya.
Farhan yang mengerti ketika melihat istrinya langsung menggenggam tangan nya menggelengkan kepalanya.
Ayumi yang melihat pertengkaran mertuanya langsung melerai. "sudah pa, maaf sebelumnya ma. Aku juga mengatakan ini karena sudah memegang bukti dan juga sebelum mas Dirga menikahi kekasihnya dia sempat mengatakan jika akan menikahi kekasihnya itu".
"sebelumnya aku ingin bertanya terlebih dahulu, apa sebelum perjodohan ini terjadi hingga akhirnya aku dan mas Dirga menikah dia sudah mempunyai kekasih ?". Tanya Ayumi yang menatap kedua mertuanya diam.
"jawablah, kenapa kamu diam Amira kemana tadi mulut mu yang begitu pedas mengatai anak ku". timpal Farah sudah tak tahan lagi.
"Bu..". panggil Ayumi menggelengkan kepalanya.
wanita tua itu hanya mampu menghela nafas, sebab suami dan anaknya melarang untuk ikut marah pada Amira.
Ayumi langsung mengeluarkan ponselnya dan mengotak-atik nya, setelah mendapatkan apa yang di cari, wanita itu segera menyodorkan ponsel nya pada sang mertua.
"saat ini mereka sedang berbulan madu dan dengan tidak tahu malunya istri baru mas Dirga mengirimkan adegan panas mereka diatas ranjang". Terang Ayumi.
Mata Amira melotot melihat itu, bahkan terdapat juga beberapa foto pernikahan mereka disana. Serta foto-foto disaat mereka berbulan madu.
sedangkan Haris sudah mengepalkan tangannya kuat, bahkan genggaman pada ponsel Ayumi membuat tangannya memerah.
"Lima tahu lebih aku mendampinginya sebagai istri bahkan melayani nya dengan baik, tapi tak membuat hati nya luluh pada ku. Awalnya aku merasa sakit hati dan mengira mas Dirga lambat laun akan mencintai ku juga, ternyata dugaan ku salah. Bahkan tidak ada nama ku dihatinya. Hanya ada nama Aruna sang kekasih yang selalu melekat dalam hati dan pikirannya". Detik itu juga Ayumi merasakan sakit hati, padahal wanita itu sudah mengatakan jika sudah tidak mencintai Dirga tapi nyatanya rasa cinta itu tidak muda hilang dalam hatinya yang paling dalam.
"ternyata dia masih berhubungan dengan wanita m*rahan ini. padahal aku sudah memperingati nya. Dasar anak tidak berguna!!. Geram Haris dengan dada naik turun bahkan wajahnya sudah tak karuan karena terlampau emosi.
Farah menetes kan air matanya, sungguh anak yang begitu di cintai harus menderita hanya ulah satu pria yaitu suaminya sendiri.
Amira hanya terdiam, dia merasa malu pada besan dan juga menantunya, ternyata memang anak nya lah yang salah disini.
Bersambung...