Malika Anggraini 19 th yang di paksa menikah oleh keluarga angkatnya dengan laki laki cacat yang duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan.
Demi membalas budi keluarga angkatnya dan juga ingin keluar dari rumah yang seperti neraka bagi Malika, dia menyetujui permintaan Ibu angkatnya, berharap setelah keluar dari rumah Keluarga angkatnya Malika bisa mendapatkan kehidupan bahagia.
Bagaimana kisah Malika, yukkk.... ikuti cerita selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Jaga mata kalian" kesal Refandi yang melihat sahabat dan sepupunya memandang calon istrinya dengan penuh ke kaguman.
Semua yang ada di sana hanya terkekeh dengan kekesalan Refandi, sudah lama mereka tidak melihat wajah kesal Refansi itu, biasanya hanya wajah muram dan tidak ada gairah hidup lagi, namun kali ini ada perubahan di diri Refandi.
"Klau loe ngak mau boss, biar dia buat gue aja" goda Riko mengerlingkan mata.
"Ncek... pergi loe, klau hanya mau nyari gara gara" kesal Refandi.
"Ok, ok..." ujar Riko mengakat tangan.
Nyonya Retno melihat ke arah Malika dan juga ke arah Refandi, di bibir nya tersungging senyum samar yang tidak bisa di lihat orang.
"Maaf... Saya terlambat" ucap Malika yang sedikit takut karena di pandangi oleh banyak dia berusaha tetap tersenyum manis.
"Ngak pa apa, duduk lah, mari kita makan" ujar Tuan Aksa kepada calon menantunya itu.
"Layani calon suami kamu!" titah Bu Retno.
"B-baik nyonya?!" ucap Malika terbata bata.
"Jangan panggil Nyonya dan Tuan Lagi, kami ini sebentar lagi jadi keluarga kamu, jadi biasakan panggil kami, Mama dan papa" ujar Tuan Aksa.
"B-baik T.. Eh Pa..." ucap Zahra terbata.
Tuan Aksa hanya mengulas senyum lembut, dia tau calon menantunya itu masih takut berada di dekat mereka.
"Anda mau makan pakai apa Tuan" ucap Malika lembut.
"Kamu bisa memanggil mereka mama dan papa, kenapa sama saya kamu panggil Tuan, panggil yang benar" ujar Refandi tegas namun lembut.
Membuat orang di sana terpelongo dengan ucapan Refandi tersebut, belum ada kata kata sepanjang itu semenjak kecelakaan itu, namun adanya Malika membuat laki laki tampan itu banyak kata.
"Aku panggil Mas saja ya..." ucap Malika takut.
"Hmmm... itu lebih baik" ucap Refandi mengulum senyum tipis.
"Aaakkk.... sumpah demi apa, teman gue jadi balik seperti dulu lagi" bisik Riko dalam hati.
Bu Retno juga ikut terharu melihat perubahan anaknya itu, tidak salah dia menjodohkan anaknya itu dengan Malika, gadis malang dan baik hati itu.
"Ternyata rencana mama berhasil nak, maafkan mama memaksa kamu seperti ini, dan maafkan mama menyakiti hati mu, dengan ucapan mama waktu itu, mama sengaja berucap seperti itu agar kamu berubah nak" gumam Bu Retno dalam hati, belum saatnya dia berkata jujur.
"Semoga gadis cantik ini bisa mengembalikan senyum mu bro, gue juga ikut senang" gumam Sandi, melihat temannya jadi banyak bicara.
"Mas mau makan pakai apa?" tanya Malika dengan suara lembut nya.
"Ambilkan sup saja" ujar Refandi.
Malika melayani Refandi layaknya seorang suami, gerak gerik lincah Malika bisa di lihat oleh orang orang di meja makan tersebut.
"Kamu juga ikut makan, jangan hanya melihat saya" ujar Refandi.
Malika tersipu malu, dan buru buru mengambil makan buat dia sendiri.
"Menggemaskan" gumam Refandi dalam hati.
"Pernikahan kalian dua hari lagi, jadi persiapkan diri kalian" ujar Bu Retno.
Malika hanya pasrah menerima takdir hidupnya, semoga keluarga ini tidak melakukan kekerasan seperti keluarga angkatnya.
"Malika... kamu masih kuliah apa gimana?" tanya Tuan Aksa.
"Saya Kuliah sore dan pagi saya kerja pa?!" sahut Malika sopan.
Tuan Aksa mengangguk angguk tanda mengerti.
"Mulai sekarang kamu ngak usah kerja lagi dan kamu juga akan di pindah ke kampus yang lebih bagus, jangan kuliah sore lagi.
"Haaa..." kaget Malika.
"Kenapa...?" bingung Bu Retno dengan ke kagetan Malika.
"Ahh... tidak apa apa" ujar Malika dengan pikiran kacaunya, klau dia berhenti kerja dari mana yang kuliahnya pikir Malika.
"Kamu jangan kawatir, mulai sekarang kamu sudah tanggungan Refandi nak, dia yang akan membiayai semau kebutuhan kamu" ujar Tuan Aska, dia tau apa yang di pikirkan oleh Malika.
Malika hanya menunduk karena malu, apa yang dia pikirkan di baca oleh calon mertuanya.
Refandi juga ikut tersenyum tipis dengan kelakuan calon istrinya itu.
Kini di sini lah Malika berada di sebuah restoran tempat dia bekerja.
"Malika.... astaga... kamu kok baru datang sih, nanti boss ngamuk loh, gaji kamu di potong lagi" omel temannya.
Malika hanya tersenyum mendengar ucapan Rusdy itu.
"Aku datang mau ngundurin diri Di" ujar Malika.
"Loh... Kenapa? loe mau kerja di mana, kan disini gajinya lumayan" ucap Rusdy kaget.
"Aku mau nikah Di?!" jujur Malika.
"Nikah... Nikah sama siapa kamu kan ngak punya pacar" bingung Rusdy yang tau sahabatnya itu masih jomblo.
"Aku di jodohin Di" ujar Malika yang tidak ingin merahasiakan keadaannya.
"Ha... lalu kuliah kamu gimana, kan sayan Ka..." ucap Rusdy yang menghawatirkan kuliah Malika.
"Aku di pindah kuliah di kampus Gunadarma Di" jujur Malika.
"Haaa... Itu kampus mahal Ka...!" kaget Rusdy yang tau sedikit banyak tentang kampus Gunadarma.
"Iya calon suami aku mau aku di kampus itu" ujar Malika.
"Suami loe orang kaya ya" selidik Rusdy, Malika hanya tersenyum simpul.
"Sudah ah... aku mau ngasiin surat pengunduran diri dulu" ujar Malika.
"Woooiii... aku belum selesai loh Ka..." kesal Rusdy yang masih kepo, tapi di cuekin oleh Malika.
"Ncek... Dasar tuh anak..." gerutu Rusdy meninggalkan tempat itu.
Bersambung....