Mendadak Jadi Istri Tuan Zephyr

Setelah begadang semalaman akhirnya bahan presentasi yang Aluna kerjakan bersama Ilyas mendapatkan pujian dari para petinggi padahal itu sangat mendadak, berkat kerja keras Aluna dan Ilyas mereka mendapatkan jatah istirahat sampai jam makan siang.

Pak Nando memang sosok atasan yang baik dan pengertian, Aluna dan Ilyas memang masuk kerja seperti biasanya tetapi mereka istirahat di kantor. Pak Nando bahkan sengaja mengubah arah CCTV supaya keduanya bisa istirahat dengan tenang.

"Aku nggak nyangka ada manusia seperti Jasmin, bisa-bisanya mau ngadu domba" ucap Yura mencibir kelakuan Jasmin

"Untung saja dia udah di usir dari perusahaan" lanjutnya lagi

"Ngomong-ngomong kalian merasa ada yang aneh dengan Aluna nggak sih? Kok aku ngerasa Aluna lebih banyak bicara dan terkesan lebih hangat ya? Atau hanya perasaanku saja?" tanya Fani

"Bukan kamu aja yang merasa, kupikir Aluna menjadi lebih ekspresif sekarang, bukankah itu bagus?" Savira menatap Aluna yang tertidur di lantai beralaskan karpet kecil

Ketiga wanita itu terus menggosip soal Aluna yang berubah dalam bersikap, hingga acara gosip itu usai setelah pak Nando memberi peringatan pada ketiganya.

Jam makan siang tiba hingga dan mereka pun membangunkan Ilyas dan Aluna, jika Ilyas bangun karena merasa lapar maka Aluna melanjutkan tidurnya dan berkata supaya dibawakan roti nantinya, Yura menyanggupinya karena memang kasihan pada Aluna yang sudah begadang dan harus mempresentasikan hasil laporannya pada para petinggi, mata Aluna menjawab semuanya.

"Aluna" panggil seseorang

Aluna yang masih mengantuk mengabaikannya tetapi panggilan itu terus mengganggunya membuatnya mau tidak mau harus bangun.

Samar-samar Aluna dapat melihat sosok pria tampan, seketika Aluna mengingat sosok Jeff tetapi lamunannya buyar melihat pria itu tersenyum manis padanya.

"Kamu tidak makan siang?" tanya pria itu pada Aluna

"Pak Joshua? Ada apa pak?" tanya Aluna bangkit dari duduknya

Sangat tidak sopan mengabaikan seseorang apalagi Joshua adalah CEO dari perusahaan, nyatanya Joshua adalah putra pemilik perusahaan dan nantinya perusahaan akan menjadi miliknya.

"Mengapa kamu tidur dan tidak makan siang?" tanya Joshua penasaran

"Maaf pak, saya belum lapar" jawab Aluna

Tiba-tiba saja perutnya berbunyi menandakan jika dirinya lapar, wajahnya memerah karena ketahuan berbohong. Jujur saja Aluna lebih memilih tidur daripada meladeni perutnya yang lapar, lagian tumben sekali CEO perusahaan datang mendadak ke divisi pemasaran? Apakah CEO mereka itu sedang mencari pak Nando? Tetapi seharusnya pak Nando yang datang menghadap bukan Joshua?.

"Ikut dengan saya" ajak Joshua

"Maksud bapak?" tanya Aluna bingung karena nyawanya masih terkumpul akibat mengantuk

"Temani saya makan siang" jawab Joshua dingin membuat Aluna meringis

"Saya tidak lapar pak" tolak Aluna frontal

"Kamu menolak ajakan saya? Padahal di luar sana para wanita berlomba-lomba berdekatan dengan saya!" sahut Joshua menahan perasaan kesalnya akibat penolakan Aluna

Baru kali ini ada wanita yang menolaknya, biasanya hanya dia yang menolak. Aluna memang berbeda dengan wanita yang lain yang mengejar-ngejarnya.

"Maaf pak, bukan begitu, hanya saja saya tidak lapar" jelas Aluna

"Tidak lapar? Bahkan saya masih mendengar bunyi perutmu!" sindir Joshua

"Ikut dengan saya!" ujar Joshua tidak menerima penolakan

"Saya tidak mau pak!" tolak Aluna melepaskan tangan Joshua dari tangannya

"Kamu menolak saya lagi?!" tanya Joshua tidak percaya

"Bukan begitu pak, hanya saja saya tidak berselera untuk makan saat ini" elak Aluna

Aluna menahan perasaan kesalnya pada pria yang menjadi CEO perusahaan tempatnya bekerja, mengapa atasannya itu begitu ngotot untuk makan bersamanya, padahal Aluna masih mengantuk, apa pria arogan seperti Joshua itu tidak melihat wajah lelahnya?.

Ingatnya tiba-tiba tertuju pada sosok Jeff, awal pertemuan mereka Jeff juga bertindak arogan dan mengabaikannya, tetapi hingga pada akhirnya Jeff mulai memperlihatkan perasannya sampai-sampai Aluna takut jika Jeff memiliki kepribadian ganda, sikap Joshua mengingatkan Aluna pada Jeff, entah bagaimana nasib Jeff di sana? Aluna berharap Jeff dan bayi yang Aluna lahir kan baik-baik saja.

"Saya tidak menerima penolakan Aluna! Ayo ikuti saya!" tekan Joshua

"Dasar egois!" cibir Aluna blak-blakan

"Kamu mau saya pecat! Berani sekali mengatai atasannya!?" ancam Joshua

"Yasudah, pecat saja! Aku juga malas bertemu bapak tuh!" kesal Aluna

"Kamu memang benar-benar..

Joshua tidak melanjutkan perkataannya saat melihat Aluna melanjutkan tidurnya kembali, harga diri Joshua terluka akibat penolakan Aluna, padahal dia sudah susah payah datang ke divisi pemasaran hanya untuk mengajak Aluna makan siang, nyatanya respon Aluna di luar prediksinya. Joshua berpikir jika Aluna adalah gadis yang mudah di dekati, nyatanya sangat sulit, Aluna menolaknya secara langsung.

Joshua pergi meninggalkan Aluna, saat membuka pintu Joshua bertemu dengan pak Nando yang menunduk hormat padanya, Joshua mendengus dan pergi begitu saja membuat pak Nando kebingungan, tumben sekali atasannya itu seperti itu padanya.

Pak Nando masuk ke dalam ruangan dengan membawa kantong plastik berisi makanan, dia kasihan pada Aluna sehingga dia berinisiatif membawakan makanan untuk Aluna.

Saat memasuki ruangan terlihat Aluna masih tidur, jujur saja pak Nando menganggap karyawan wanita di divisi pemasaran seperti anaknya sendiri, oleh karena itu saat dirinya mengatakan jika dia akan pensiun, mereka menangis bahkan mengirimkan surat kepada atasan supaya menambah waktu pengunduran diri pak Nando.

Pak Nando tidak membangunkan Aluna, dia malah masuk ke ruangannya setelah meletakkan makanan itu di meja Aluna, masih ada setengah jam lagi sebelum jam kerja berlangsung.

Dan benar saja sekitar 20 menit kemudian anggota divisi pemasaran sudah datang, Aluna bahkan sudah duduk di kursinya sambil makan makanan yang di bawa oleh pak Nando, tadinya dia bertanya-tanya siapa yang meletakkan makanan itu tetapi setelah melihat pak Nando tersenyum hangat padanya barulah Aluna bahagia bahkan berterima kasih banyak kepada kepala divisinya itu.

"Nih, aku bawa cemilan buat kamu" Yura meletakkan cemilan di meja Aluna

"Makasih banyak Yura, nanti aku ganti uangnya" ucap Aluna

"Aduhh... Tidak usah, lagian pengorbanan kamu dan Ilyas sudah sangat membantu banyak buat divisi kita, coba aja kalau kamu nggak ada entah bagaimana nasib kita kedepannya" ujar Yura

"Tetap saja, makasih atas makanannya" ucap Aluna tersenyum manis

Akhirnya jam kerja berlangsung seperti biasanya dan jam pulang kerja sekitar setengah 5 seperti biasanya juga.

Aluna berjalan menuju lift dan tidak sengaja satu lift dengan CEO, yaitu Joshua. Aluna tersenyum sopan tetapi Joshua malah mendengus dan membuang muka seolah mengabaikannya dan menganggapnya seperti tidak ada.

Entah apa yang terjadi pada atasannya itu, nyatanya Aluna tidak tau apa kesalahannya, sedangkan Ferry yang merupakan asisten Joshua hanya tersenyum geli melihat tingkah atasannya itu, tentu saja dia tau apa yang terjadi antar Joshua dan Aluna. Dia selalu mengikuti langkah Joshua, siapa sangka Joshua mendapatkan penolakan dari Aluna, Joshua adalah pria tipe keras kepala dan harga dirinya sungguh tinggi, oleh karena itu saat mendapatkan penolakan secara langsung dari Aluna membuat harga dirinya terluka.

Tetapi mengapa Aluna terlihat biasa saja? Atau Aluna tidak sadar akan tingkahnya tadi?. Ferry tidak mau ikut campur karena itu antara kesalahpahaman antara keduanya, Ferry menyukai wajah kesal dari Joshua.

🐑🐑🐑

Ferry adalah bawahan yang ngeselin kan wkwkwk.

ciri-ciri