Suatu tragedi buruk menyebabkan Adinda mengandung anak majikannya.
Adinda Zilvanya Kanzu, seorang gadis kampung yang demi memenuhi semua kebutuhan hidupnya dan juga sang ayah, mengharuskan ia harus bekerja di ibu kota. Namun siapa sangka, pekerjaan di kota yang begitu ia dambakan dapat memberikan nasib hidup yang lebih baik, tetapi malah justru mengantarkannya pada suatu malam yang sangat kelam.
Akibat dari malam yang kelam itu, Adinda harus kehilangan kesuciannya akibat dari ketidaksadaran majikannya sendiri, dan menyebabkan ia harus mengandung anak dari majikannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian Adinda
Selamat Membaca
🌹🌹🌹🌹🌹
Suasana genting yang begitu menuai amarah, kini kembali melanda pria blasteran Indonesia - Inggris itu. Pasalnya suatu kabar buruk yang dapat menghancurkan hatinya kembali datang.
" Apa katamu, Adinda pergi, pergi kemana? ". Tanya Al membentak pada orang kepercayaannya.
" Mohon maafkan kami tuan, nona Adinda dan ayahnya sudah tidak ada di rumahnya semenjak kemarin. Kami semua disini sudah mencari jejak maupun petunjuk kemana mereka pergi, tapi kami tidak mendapatkan petunjuk apapun tuan ". Sahut bodyguard itu dibalik handphone Al.
" Dasar bod*h, apa saja kerja kalian hah?, aku tidak mau tahu hari ini juga Adinda harus ditemukan, jika tidak akan aku pastikan kalian akan tinggal di Kutub Utara dan tidak akan pernah kembali kesini lagi ". Marah Al, dan ini bukanlah ancaman biasa.
Dengan tanpa menunggu jawaban dari orang kepercayaannya, Al pun langsung menutup sambungan telfonnya itu.
Merasa frustasi, itulah yang dirasakan oleh Al saat ini. Bagaimana bisa semuanya menjadi kacau seperti ini?, Al benar - benar sangat menyesali atas apa yang sudah terjadi. Seharusnya dirinya bisa lebih tegas dalam mengambil tindakan.
" Aaaaaaahh..... Sial ". Teriak Al yang sudah sangat frustasi.
" Adinda kamu pergi kemana?, kenapa kamu harus pergi? ". Seru Al pada dirinya sendiri.
*****
Waktu terus berlalu.....
Hari terus bertambah menjadi minggu, dan minggu pun terus bertambah menjadi bulan.....
Memiliki perusahaan yang besar dengan banyaknya kontrak kerja sama di dalamnya, tentulah sangat tidak mudah untuk di emban.
Majunya suatu perusahaan tentulah tidak lepas dari kemampuan dan kecerdasan pemimpinnya. Namun sehebat apapun dan secerdas apapun seorang pemimpin, tetaplah ia seorang manusia biasa.
Dan sudah menjadi sifat alamiah manusia jika ada suatu masalah akan merasa sedih. Namun sepertinya sebuah permasalahan yang dialami oleh sang tuan, benar - benar sangatlah pelik. Sehingga membuat sang tuan besar itupun tanpa disadari telah sedikit mengabaikan akan betapa butuhnya perusahaan besar itu akan kebijakan pemiliknya.
Ya, tiga bulan sudah lamanya, Al terlihat kurang memperhatikan kondisi perusahaan nya. Menyadari jika perusahaan G. Group adalah perusahaan yang sangat besar dengan ratusan ribu karyawan yang bekerja di dalamnya, membuat Enriko mengharuskan untuk mengambil tindakan agar dapat menjaga stabilitas dalam perusahaan besar itu agar tetap baik.
Oleh karenanya, Enriko pun menyuruh Andrew Choi yang tidak lain adalah asisten kepercayaan dari putranya untuk bertanggung jawab atas beberapa perusahan cabang G. Group yang ada dalam negeri.
Tentu saja Andrew tidak bisa menolak permintaan dari papa tuannya itu. Dan ia pun harus mau melakukannya. Mungkin bisa dikatakan, saat ini dirinya bukanlah sebagai asisten tuan Al nya, tetapi saat ini dirinya sedang menjadi CEO kedua. Lucu sekali bukan.
Sebenarnya Andrew sendiri juga merasa bingung, mengapa tuannya bisa seperti ini?, sebenarnya masalah besar apa yang dialami oleh tuannya Al, sampai - sampai perusahaan kurang mendapat perhatian seperti ini.
Tapi apapun itu entahlah, Andrew tidak mau terlalu ikut campur akan urusan pribadi tuannya. Bahkan selama dirinya menjadi asisten sang tuan pun, Andrew hanya bertugas untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan perusahaan dan juga menjaga tuan nya dari serangan rivalnya. Entahlah Andrew merasa keadaan ini serasa menjadi abu - abu.
" Tuan Andrew, ini adalah beberapa jadwal kegiatan yang akan tuan lakukan selama di minggu ini tuan ". Ucap seorang sekretaris wanita dengan menyodorkan berkas jadwal kegiatan.
" Terima kasih ". Sahut Andrew.
Andrew membaca secara terperinci mengenai jadwal kegiatannya, hingga tatapannya kini tertuju pada sebuah penyelenggaran proyek kegiatan yang ada di pulau Kalimantan.
" Ini ada jadwal tinjauan ke kalimantan? ". Tanya Andrew.
" Benar tuan, tiga hari lagi tuan akan melakukan tinjauan ke salah satu proyek pembangunan perbaikan pasar tradisional yang ada di Kalimantan ". Sahut Sekretaris wanita itu yang bernama Rani.
" Baiklah, dua hari lagi aku akan melakukan penerbangan kesana ". " Sahut Andrew.
" Baik tuan, saya akan menyiapkan semua keperluan tuan ". Sahut Rani.
" Oh tidak perlu Rani, aku akan menyiapkannya sendiri, kamu menyiapkan apa yang menjadi keperluanmu saja, karena aku mau kamu juga ikut kesana ". Sahut Andrew.
" Baik tuan ". Sahut Rani.
" Kalau begitu saya pamit kembali ke ruangan saya dulu tuan ". Imbuh Rani lagi.
" Silahkan ". Sahut Andrew.
Akhirnya, sang sekretaris wanita itupun keluar dari ruangannya.
Andrew masih dalam posisinya. Untuk sejenak ia teringat akan tuannya. Sebenarnya ada masalah apa dengan tuannya itu.
" Haahh..... ". Andrew menghela nafasnya berat.
" Tuan, sebenarnya tuan ada masalah apa?. Dimana tuan Al yang dulu, yang begitu gila kerja ". Gumam Andrew.
*****
Waktu terus berlalu.....
Hari terus berganti menjadi minggu, dan minggu pun terus berganti menjadi bulan. Tanpa terasa kini usia pernikahan Al dan Sintia sudah berjalan lima bulan lamanya.
Namun semuanya hingga sejauh ini telah berada diluar dugaan.....
Kini suasana menegangkan kembali melanda kediaman mewah Alexander. Entah apalagi yang terjadi, mengapa rasanya sudah seperti tidak ada lagi ketenangan di rumah mewah itu. Kini persoalan yang melibatkan ibu dan anak itupun telah terulang kembali.
Di dunia ini, tidak ada seorang ibu, yang mau kehidupan rumah tangga anaknya mengalami suatu masalah yang dapat menghancurkan ikatan pernikahan itu sendiri. Begitupun yang di harapkan oleh Devina.
Bukan untuk bermaksud untuk terlalu ikut mencampuri kehidupan rumah tangga putranya, namun kali ini Devina merasa harus turun tangan untuk menyelesaikan masalah yang sedang melanda kehidupan rumah tangga putranya, karena apa yang terjadi kali ini tidaklah terlihat sehat.
"Al, kamu ini bagaimana sih nak, bagaimana bisa kamu memperlakukan istri kamu dengan tidak baik seperti ini? ". Tanya Devina yang sudah merasa geram dengan sikap putranya.
Namun yang ditanya masih tetap diam tak menjawab. Ya, semenjak ada kabar idak ditemukannya keberadaan Adinda, benar - benar telah membuat Al seperti orang yang kehilangan arah.
" Al, kenapa kamu dari tadi hanya diam nak?, mama bertanya padamu, kenapa kamu tidak memperdulikan Sintia?, Sintia sekarang sedang mengandung anakmu, kamu memiliki istri tapi kamu malah menelantarkan istrimu ". Seru Devina lagi namun kali ini dengan kedua manik matanya yang sudah berkaca - kaca.
Melihat mamanya yang sudah terlihat sedih seperti ini, seketika itu membuat Al merasa bersalah. Ia sadar jika dirinya telah melakukan kesalahan.
Al mendekat ke arah sang mama. Direngkuh nya tubuh wanita yang sudah melahirkannya dua puluh sembilan tahun yang lalu itu.
" Ma, maafkan Al ma ". Seru Al dengan tetap memeluk mamanya.
" Kamu meminta maaf pada mama?, artinya kamu tahu apa yang sudah menjadi kesalahanmu Al, seharusnya kamu jangan meminta maaf pada mama, tapi meminta maaf pada istrimu Sintia. Nak, mama tidak pernah mengajari kamu untuk tidak menghargai seorang istri ". Seru Devina, tapi kali ini sudah dengan tetesan air mata yang berjatuhan.
Melihat mamanya yang seperti ini, benar - benar telah membuat Al semakin merasa bersalah dan bingung. Bagaimana cara ia menjelaskan semuanya pada sang mama, tentang apa yang sudah menjadi keraguannya selama ini, haruskah Al mengatakannya?.
Masalah ini bagaikan suatu dilema bagi Al. Bagaimana tidak, dirinya meragukan tentang Sintia di malam itu tetapi satu - satunya bukti mengarah padanya, ingin menceritakan semuanya pada sang mama tentulah mamanya tidak akan menerimanya karena Devina sang mama begitu menyayangi Sintia, di tambah lagi dengan keinginan mamanya yang begitu mengharapkan hadirnya seorang cucu. Ini semua benar - benar sulit untuk di beri pengertian.
Sungguh semua ini benar - benar menyiksa batin. Semua keraguan ini tidak akan pernah terjadi jika Al tidak pernah dihantui oleh mimpi buruk itu.
Sedangkan Sintia jangan ditanya lagi. Dia sedari tadi hanya duduk diam, begitu sangat menikmati tontonan yang ada di depannya.
Sintia serasa berada di atas angin. Dengan hanya bermodalkan kesedihan dan air mata palsunya telah berhasil membalikkan keadaan menjadi kemenangannya lagi.
" Al, sekarang kamu jawab pertanyaan mama dengan jujur nak, kamu ada apa dengan Sintia? ". Tanya Devina lagi pada akhirnya.
Al terdiam, apa mungkin inilah saatnya ia mengatakan tentang apa yang menjadi keraguannya pada sang mama?.
" Al, kenapa kamu diam terus nak, mama dari tadi bertanya padamu, kamu ada apa dengan istri kamu Sintia ".
" Apa mama yakin akan mendengarkan dan menerima pernyataan dari Al? ". Tanya Al pada akhirnya, setelah sekian lama tidak menjawab pertanyaan sang mama yang bertubi-tubi.
" Tentu saja nak, mama ini adalah mamamu, tentu saja mama akan mendengarkanmu ". Sahut Devina.
Dan tidak lama kemudian, Al pun mengarahkan pandangannya pada Sintia.
" Sintia, apa kamu masih ingin disini? ". Tanya Al.
Gadis yang tengah hamil lima bulan itupun menghapus air mata sandiwaranya.
" Iya mas, aku akan tetap disini, aku ingin mendengar apa alasan mas tidak pernah peduli padaku ". Sahut Sintia dengan mimik kepuraannya.
" Haahh..... ". Al pun menarik nafasnya dengan cukup dalam.
" Ma, sebelumnya maafkan Al, sebenarnya Al tidak yakin jika anak yang di kandung oleh Sintia adalah anak Al. Dan Al ingin setelah anak itu lahir, akan dilakukan tes DNA ". Ucap Al langsung pada intinya saat itu juga.
Jedarrr......
Bagai disambar petir di tengah mentari. Sintia membelalakkan kedua bola matanya tak percaya. Ia terkejut bukan main. Bagaimana bisa Al memiliki keyakinan jika anak yang dikandungnya bukanlah anaknya. Dari mana Al tahu jika anak ini memanglah bukan anaknya. Gawat ini benar - benar sangat berbahaya. Sintia benar - benar sangat terkejut, dan rasanya ia seperti tidak bisa bernafas.
" Apa maksud kamu Al ". Tanya Devina terkejut.
" Maafkan Al ma, sebenarnya Al tidak yakin jika gadis yang sudah Al nodai di malam itu adalah Sintia, tetapi Adinda lah yang sudah Al nodai. Dan dia wanita licik ini, yang sudah mengaku - ngaku jika dialah korbannya ". Ucap Al.
" Al, apa yang kamu katakan nak, apa kamu sadar dengan apa yang kamu katakan ini? ". Sahut Devina yang masih tak percaya.
" Hasil tes DNA akan membuktikan semuanya. Jadi, selama Al masih belum memiliki hasil tes DNA itu jangan harap Al akan menganggap nya sebagai istri ". Sahut Al tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
Merasa karena kondisi sudah menyudutkan dirinya, Sintia pun masih tidak ingin kebohongannya terbongkar.
" Hiks... hiks... hiks..., apa yang mas Al katakan, kenapa mas bisa bicara seperti itu hiks... aku disini adalah korban mas hiks... apakah mas tahu hiks... dengan susah payah aku mencoba menghilangkan traumaku karena kejadian di malam itu hiks... tapi sekarang apa, mas Al malah mengatakan jika aku wanita licik hiks... bahkan... bahkan mas begitu tega mengatakan hiks... jika anak yang aku kandung bukan anak kandung mas hiks... kenapa mas Al tega sekali hiks... ". Seru Sintia tersedu - sedu, dan dengan tanpa permisi Sintia pun langsung berlari menuju kamarnya.
" Sintia jangan lari - lari nak..... ".
Bersambung..........
Mohon maaf baru update. Jangan lupa like dan beri hadiah ya 🙏❤❤❤
🌹🌹🌹🌹🌹
yg bener" CEO disini adalah David ..dya bisa bermain dengan mengalahkan siapun dengan caranya gak pake ancaman segala. lah yg dikatakan CEO hebat malah sebaliknya ..L E M B E K.
apalagi Al..mending ganti aja pemeran utamanya kalau perlu karakternya. gak cocok.
setelah kejadian ketololannya gw gak ada rasa suka dan simpati lagi sama AL..bukan lagi idola gw.
apapun yg dya lakukan baginya dya adalah pria plin plan yg digambarkan. cinta tulus gak ada hanya ucapan saja dan itu terselip kesalahan masa lalunya. dan gw udah gak mood untuk bacanya jadi gw skip aja😪
yg cwnya juga lembek..gak ada tegas"nya . yg satu labil yg satu lembek.
trus mimpinya dan setelah tau adinda lah yg memperkosanya. bukan kenyataan?
masa hanya vidio dya baru bilang mengetahui kenyataanya. dan lagi apa hubungannya vidio dengan bisa mbuat Al sadar tdk menyakiti istrinya lagi..emng rasa bersalah dan segala maafnya yg mungkin ribuan itu tdk bisa membuatnya gak menyakiti istrinya lagi?
helelehhhh bisa tapi dipaksa gak bisa
kalau cinta ,maka dya akan sadar bahwa dya punya istri. kalau rasa bersalah maka dya sadar bahwa istrinya gak lebih penting dari wanita masa lalu yg dicintainya.
masa gergara vidio baru mau tegas...astagaaa..
knp CEOnya disini yg katanya di gini ,tegas ,berpendirian sama sekali gak ada pd diri Al.😪
bener" dah salah karma. adinda yg gakelakukan apa" malah dikasih karma seperti balasan dari Sintia saat itu dimana Al meninggalkannya.
emng othornya ini gak ada logikanya...masa adinda yang harusembayar perbuatan Al
Lo kan sendiri menciptakan karakter Al sebagai orang sangat penting. Lo sendiri yg ceritain gmn Al memanjakan istri dan anak"nya...dengan diajak jalan" keluar rumah. gak mungkin seorang Al kalau sdh diluar rumah gak lepas darinpasang mata bawa anak lagi. mereka punya.mata yg.melihat kecuali orang "buta".
ya kalliiii gak ada yg ngeh itu anaknya apa kagak, secara mereka mirip ..kan Lo sendiri yg nulis.
masa gergara pernikahan belum sah ..ultah anaknya gak dirayain...
ya kaliiiii undang keluarga aja dirumah buat pesta gak bisa....haduewwww🤦