Riana Maharani, seorang Ibu rumah tangga yang dikhianati oleh suaminya Rendi Mahardika. Pria yang sudah lima tahun lamanya ia nikahi berselingkuh dengan sekertaris barunya, seorang janda beranak dua.
Alasan Rendi berselingkuh karena melihat Riana yang sudah tidak cantik lagi setelah melahirkan putri pertama mereka, yang semakin hari lebih mirip karung beras.
Riana yang hanya fokus mengurus keluarga kecil mereka sampai lupa merawat diri dengan kenaikan berat badan yang drastis.
Riana bersumpah akan kembali menjadi cantik dan seksi hanya dalam waktu tiga bulan demi membuat suaminya menyesal sudah berselingkuh.
Akankah Riana berhasil merubah penampilannya hanya dalam waktu tiga bulan dan berhasil membuat Rendi menyesal?
Yuk baca ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Vika bahkan menyandarkan kepalanya pada bahu Darren sambil mengeratkan lingkaran tangannya pada lengan Darren. Berharap Darren akan bersimpati padanya.
"Aku butuh semangat banget Mas. Aku rasanya nggak bergairah menjalani hari-hari. Rasanya kosong banget, dan aku terkadang ingin gila."
Karena tak ada respon dari Darren, Vika mengira jika Darren menerima sentuhannya. Dan setelah itu, Vika makin berani melingkarkan tangannya pada pingang Darren.
Jika dengan wanita lain Darren akan merasa terpancing, beda halnya dengan Vika. Darren justru malah merasa jijik, sehingga ia pun menghempas tubuh Vika sampai terjerembab, dan beruntungnya ia hanya terjatuh pada sofa, jika di lantai, sudah di pastikan sangat sakit, karena Darren mendorongnya dengan cukup keras.
"Awww sakit Mas!!!" keluh Vika.
"Jangan bertingkah menjijikkan di hadapanku," ucap Darren.
"Ma-maksud Mas apa??"
"Jangan pura-pura tidak merasa. Kamu tau?? Aku memang suka tidur dengan wanita-wanita cantik di luar sana. Dan meski aku terbilang brengsek, aku tidak akan pernah menikmati bekas dari adikku, apa lagi bekasnya ini bertingkah seperti jalang di luar sana."
Vika melotot syok, tak percaya dengan apa yang di katakan Darren barusan. Ia mengira kedekatannya dengan Darren beberapa hari yang lalu akan menjadi peluang untuk dia bisa mendekati Darren atau bahkan memilikinya, tapi rupanya Vika salah besar, Darren ternyata lebih mengerikan dari tampang dinginnya.
"Ucapanmu keterlaluan Mas. Aku datang kesini bukan ingin menyerahkan tubuhku, tapi aku hanya ingin berbagi kesedihanku, karena orang yang aku cintai, yaitu adik Mas, telah mencampakkanku, hanya itu saja."
"Kamu kira aku pria bodoh?? Mana ada wanita baik-baik berani memeluk Kakak dari mantan pacarnya, padahal dia baru saja beberapa hari putus dari pacarnya," tukas Darren.
Vika kini hanya bisa bungkam. Ia mengira Darren ini mudah di taklukan dengan sentuhan, ternyata ia salah. Darren hampir sama dengan Arvin yang sangat menjaga diri dari hal-hal yang melampaui batas.
Tapi, Vika sempat mengira jika Darren ini berbeda dari Arvin, karena yang Vika mendengar kalau Darren suka tidur dengan wanita-wanita cantik untuk memuaskan hasratnya, dan Vika pun berfikir jika dia akan menjerat Darren dengan tubuhnya.
"Kau kira aku akan tergoda dengan tubuhmu??" Darren berdecih. "Kau salah, aku memang penyuka wanita cantik, tapi bukan wanita murahan!!"
"Apa Mas Darren meragukan kemolekan tubuhku??" Vika bangkit dari sofa dan melangkah maju ke depan Darren, dalam sekejap mata wanita itu melucuti pakaiannya dan memperlihatkan tubuh seksinya.
Darren seketika terbelalak kaget, bukan karena ia bernafsu, tapi justru bertambah jijik dengan kelakuan mantan kekasih adiknya ini.
"Kamu tahu?? Justru aku sangat bersyukur karena Adikku membuang wanita sepertimu. Aku hanya menyesal, seharusnya wanita sepertimu tak mengotori halaman kehidupan Adikku. Sungguh sangat di sayangkan karena kau sempat menjadi kotoran di kehidupan Arvin ." Darren tersenyum sinis, lalu segera menyeret Vika dari ruangannya dan menghempasnya keluar dari ruangannya dengan kasar, lalu beberapa saat kemudian Darren pun melempar dress yang tadi Vika lucuti di hadapan Darren.
"Dasar wanita menjijikkan!!" Darren membanting pintu ruangannya dengan sangat keras sehingga membuat Vika tersentak kaget.
Vika pun segera memungut pakaiannya dengan wajah merah padam. Malu sekaligus marah bercampur jadi satu, karena Darren sudah memperlakukannya dengan sangat tidak baik. Beruntungnya karyawan kantor sedang keluar untuk istirahat, jadi tidak ada yang melihat Vika saat ia di hempaskan oleh Darren dengan tidak manusiawi.
Setelah mengenakan pakaiannya kembali, Vika pun keluar dari kantor Darren dengan rasa balas dendam yang teramat sangat. Bahkan rasan balas dendamnya pada Darren, jauh lebih besar dari balas dendamnya pada Arvin yang telah mencampakkannya.
Padahal Vika berniat membuat Arvin menyesal karena sudah mencampakkan dirinya dengan memamerkan kemesraannya dengan Darren suatu saat nanti. Tapi sangat di sayangkan, itu hanya angan-angannya saja, karena kenyataannya, Darren bukanlah pria murahan yang akan tergoda dengan kemolekan tubuh.
***
Sementara itu Darren merasa sangat kesal di dalam ruangannya. Meski ia tidak menyukai Vika, tapi efek dari kelakuan Vika yang memperlihatkan bentuk tubuhnya di hadapan Darren, membuat sesuatu di bawah sana bangkit dan merengek ingin segera di puaskan.
Darren bahkan merasa sudah sangat lama tidak melakukannya, setelah terakhir kali di gagalkan Riana.
Darren pun menghubungi Rama, tapi sialnya Rama tidak mengangkatnya, hal itu membuat Darren meremas rambutnya dengan sangat frustasi.
Ia butuh pelampiasan saat ini. Tapi ia tidak mungkin melakukannya saat ini karena Riana selalu menempel padanya seperti lem tikus.
Darren akan bersabar sampai pulang kantor, di mana Riana tidak sedang bersamanya.
Setelah cukup tenang dan situasi sudah bisa terkendali, Darren mulai kelaparan, karena sejak pagi ia memang hanya sarapan dengan roti tawar, dan kini cacing di dalam perutnya mulai meronta ingin segera di isi oleh makanan.
Hingga akhirnya Darren pun menghubungi Riana yang saat ini sedang duduk bersandar di dalam mushola kantor.
Bukan karena ia kehabisan uang seperti bulan kemarin, melainkan menjauhkan matanya dari makanan enak di luar sana.
Sesuai perintah Hana dan Darren, Riana tidak boleh melirik makanan enak di luar sana, jalan satu-satunya ia harus melindungi mata dan hidungnya dari makanan enak di luar sana.
Riana pun mengeluarkan buah pisang yang memang sudah ia beli sejak pagi. Hana yang menyuruhnya untuk memakan buah saja jika ingin sukses dengan dietnya, dan Riana pun menurutinya.
Meski ia sangat tersiksa dengan semua ini, tapi Riana harus kuat dan bisa melewati semuanya demi bisa memperbaiki bentuk tubuhnya.
Riana membuka kulit pisang tersebut, lalu saat hendak memasukkannya ke dalam mulut, tiba-tiba saja ponselnya berdering dan Riana pun mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menghubunginya.
"Cepat datang ke ruanganku, kalau tidak, tamat riwayatmu!!!" teriak Darren, hingga membuat Riana tersedak buah pisang yang baru saja ia makan, dan membuatnya terbatuk-batuk.
Riana pun dibuat kelabakan mencari botol airnya lalu segera meneguknya. Setelah merasa lega barulah Riana bersiap mengumpat.
"Astaga!!!! Ada apa dengan pria satu ini? Apa dia mengira aku ini pembantunya? Ini bahkan jam istirahat, dan aku pun baru saja hendak menikmati istirahatku, tapi dia itu memang selalu saja mencari cara untuk menyiksaku. Aku rasa dia akan sembelit jika sehari saja tidak menyiksaku!!" Gerutu Riana.
Meski dia sangat kesal, tapi dia tidak punya pilihan lain selain datang ke ruangan Bos gilanya ini.
Setelah sampai di depan ruangan Darren, Riana pun menarik nafas panjang, bersiap menerima tugas apa pun dari sang Bos yang sudah pasti tidak masuk akal dan selalu membuatnya hampir kehilangan kewarasan.
Hingga pada akhirnya Riana pun membuka pintu ruangan Darren.
"Kamu ini manusia atau siput?? Aku bahkan menunggumu sejak tadi." Baru masuk saja, Riana sudah mendapat omelan yang bahkan ia tidak tau kesalahan apa yang dia perbuat.
"Ini kan jam istirahat Pak, jadi ini adalah waktu saya untuk beristirahat. Harusnya saya yang marah, karena Bapak sudah mengganggu waktu istirahat saya yang sangat berharga."
"Berhenti mengoceh yang tidak penting. Cepat carikan nasi goreng!!" titah Darren dengan nada tidak sabar.
Nah kan, ada lagi pesanan si Bos gila yang sudah jelas tidak masuk akal. Nasi goreng di siang hari buta begini. Siapa coba yang jualan?? Dimana-mana, nasi goreng itu adanya di pagi hari atau malam hari, dan ini dia memintanya di saat yang tidak tepat.
Jika saja Riana mempunyai ilmu sihir, pasti ia akan mengubah Darren menjadi cacing tanah dan memberikannya pada ayam tetangganya untuk dijadikan cemilan.
Akan jauh lebih baik dimuka bumi ini jika manusia bernama Darren menjadi santapan ayam.
"Malah bengong!!! Aku memintamu untuk membeli nasi goreng, bukan melamun seperti jomblo yang sedang menunggu jodoh !!" teriak Darren.
"Bapak ini seperti sedang mengidam saja. Coba Bapak cek wanita-wanita yang Bapak tiduri, jangan jangan mereka hamil anak Bapak, dan kini Bapak terkena sindrom couvade , gejala ngidam yang di alami ayah biologis dari cabang bayi yang sedang di kandung."
"Tutup mulutmu!!! Jangan bicara sembarangan atau aku akan memotong habis gaji kamu." ucap Darren murka.
*******
*******
coba penulis dan pembaca siapa yg pingin pasangan Jihan Rendi bahagia?
aku sih terserah saja
tapi kalo dikampung kami pasangan pelakor oenghianat itu kita minta baik-baik untuk meninggalkan kampung demi kebaikan warga dan kebaikan pelaku zina tsb
kalo bahagia itu kan tergantung usaha
Amira juga bodoh egois udah dimintai tolong Darren buat bicara ke mami kalo mereka gak akan menikah!! ehh... malah ngotot dgn segala cara buat bisa nikahin Darren
Riana selain bodoh juga tolol paok pekok longor bittot
seperti gak kebagian akal Riana sampai gak bisa mikir betapa besar rasa malu besok
tokohnya berat buat jujur