Jillian Amberly, seorang gadis muda, menginjak usia 18 tahun yang masih duduk dibangku sekolah tidak sengaja melakukan One Night Stand di tempat kerjanya dengan seorang lelaki bernama Alfred Dario Garfield seorang pria Bergelar Dokter spesialis Patologi, ternama disalah satu rumah sakit besar di kota Milan.
Lelaki berprofesi dokter itu, berniat menikahi Jillian sebagai bentuk tanggung jawab atas kekhilafan nya yang tidak disengaja tapi Jillian menolak mentah-mentah seolah mengatakan dirinya tidak akan hamil hanya karena bercinta satu malam.
Tapi! semua itu hanyalah angan dan mimpi dalam tidur Jillian nyatanya saat ini ia memegang teshpeck yang menunjukkan garis dua, tangan Jillian bergetar air matanya sudah tidak dibendung lagi.
Bagaimana ia harus memberitahu kebenaran ini pada keluarganya? keluarganya saja tidak memperdulikan nya. Lalu pria yang bercinta dengan nya bagaimana? apa dia percaya dengan Jillian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 7
" Kamu habiskan saja, saya sudah kenyang. " ucap Dario.
" Gak! Om dokter harus makan juga!!! " titah Jillian mengambil sumpit yang ada disana berniat menyuapi lelaki dihadapannya.
" Akk! buka mulutnya Om! " ucap Jillian.
Mau tidak mau Dario menyuap makanan dihadapannya.
" Enakan kan? " tanya Jillian.
" Ya, lumayan. " jawab Dario.
Mereka mulai kembali makan.
" Berapa lama kamu tidak makan? " tanya Dario sejak tadi ia begitu penasaran melihat Jillian makan bak orang kesetanan.
" 1 Minggu. " jawab Jillian.
Sudah 1 minggu ia tidak berselera makan dan pagi ini ia hanya makan roti saja. Mata Dario mendelik tidak percaya sedangkan yang ditatap hanya menyegir.
" Hahhaha, bercanda aja Om Dok. kalau makan nasi sih baru ini saja. " jawab Jillian kembali menyiapkan makanan nya.
" Hari sebelumnya kamu makan apa saja? " tanya Dario mengerutkan keningnya.
" Makan mie dalam rasa yang berbeda. " jawab Jillian.
" Mie? kamu tahu, ibu hamil tidak boleh mengkonsumsi mie berlebihan! " ucap Dario.
" Ya, aku tahu. " jawab Jillian manggut-manggut.
" Kenapa kamu makan Mie? tidak baik buat janinnya. " ucap Dario lagi.
" Terus aku makan apa? Mie paling enak dan praktis disaat jam kerja. " jawab Jillian.
" Apa kamu setiap hari makan mie terus? "tanya Dario menghela nafas lelah.
" Gak juga, seminggu mungkin 5 kali doang. " jawab Jillian.
" Itu sama saja Jillian!!! " ucap Dario mendelik tajam.
" Sudahlah Om! aku jadi gak selera lagi kalau ditanyain gini. " ucap Jillian memberengut.
" Maaf, saya hanya bertanya. " jawab Dario.
" Om betulan kan mau nikahi aku? " tanya Jillian lagi.
" Kenapa memangnya? kamu meragukan ucapan saya? " tanya Dario.
" Iyalah, ucapan pria itu tidak ada yang benar! semuanya hanya janji gak ada bukti. " ucap Jillian.
" Kalau saya berbeda, saya lelaki limited edition yang selalu menepati janji dan ada buktinya. " ucap DArio bangga.
" Dih bangga banget! " decih Jillian.
" Tapi Om, gak ada pacar kan? maksud ku pernikahan kita kan karena anak ini doang, kalau Om berniat nikah kontrak gak masalah setelah melahirkan Om bisa ceraikan aku. " jelas Jillian.
" Kamu segitunya ingin pisah sma saya, kita menikah saja belum loh. " sewot Dario.
" Loh, aku kan cuman kasih saran doang! " dengus Jillian.
" Kita jalanin saja dulu seperti apa kedepannya. " ucap Dario.
Jillian mengangguk-angguk kepalanya membenarkan.
" Om. " panggil Jillian.
" Hm. " balas Dario tanpa menatap Jillian.
" Boleh nambah nasi kan? " tanya JIllian memelankan suaranya.
Lelaki itu menoleh pada Jillian saking syok nya, padahal Jillian sudah 3 kali tambah nasi.
" Kok kaget gitu Om, takut ya? aku habisin beras dirumah Om nanti? tenang aja Om aku gini baru kali ini aja kok biasanya gak . " ucap Jillian nyengir pelan.
Dario tidak menjawab lebih memilih memanggil pelayan disana meminta 2 piring nasi lagi beserta lauk pauknya.
" Habiskan semuanya, saya sudah kenyang. " ucap Dario setelah pesanan keduanya datang.
" Makasih Om, tapi Om tau gak? " tanya Jillian.
" Tidak tahu. " jawab Dario.
" Ihh! dengerin dulu, aku tuh udah mulai 1 minggu lalu pengen banget makan seafood tapi gak bisa. " cerita Jillian sendu.
" Kenapa? kamu kan tinggal beli saja, dari pada makan mie setiap hari. " ucap Dario mengerutkan keningnya.
" Andaikan murah, gak masalah Om! Seafood mahal banget jadi lebih baik aku beli Mie rasa seafood berbeda aja. " jawab Jillian.
" Kamu ngidam? kenapa gak pernah bilang sama saya. " tanya Dario menatap iba wanita hamil dihadapannya.
Bagaimana Dario tidak merasa iba, setiap kali dia bercerita selalu menampakan senyuman nya seolah perjalanan kehidupannya tidak menyedihkan tapi bagi orang-orang yang mendengar ceritanya akan merasa terenyuh dan kasihan.
" Saya baru ketemu sama Om Dokter aja baru 1 minggu yang lalu. " ucap Jillian.
" Kan kita sudah kenalan saat itu, kenapa tidak memberitahu saya? " tanya Dario.
" Aku telepon aja gak pernah Om angkat sama sekali. " dengus Jillian.
" Saya salah, saya minta maaf. " ucap Dario mengalah.
Mereka segera menyelesaikan acara makan siang itu, saat ini Jillian dan Dario menuju pulang kerumah Jillian.
" Oh ya berapa usia kamu? "tanya Dario baru ingat.
" Tahun depan 19 tahun, kenapa Om ? " tanya Jillian takut-takut.
" Kal- "
" Jangan bilang! Om mau nikahin aku saat usia ku sudah legal begitu???? tunggu 1 tahun lagi dong usia ku genap 19 tahun sempat brojol duluan anaknya Om!!! " seru Jillian.
" Saya gak ada bilang begituke kamu, saya hanya tanya saja. " dengus Dario.
" Jadi Om berniat serius nikahin aku? " tanya Jillian lagi.
" Serius lah! saya ingin mengajukan pernikahan kita ke pihak KUA karena umur kamu belum genap kita menikah secara agam dulu tidak masalah kan? " tanya DArio.
" Nanti setelah usia kamu sudah status legal, kita akan menikah secara hukum sekalian merayakan resepsi. " sambung Dario.
" Lalu bagaimana dengan sekolah ku? " tanya Jillian.
" Kamu mau nya seperti apa? saya tidak menuntut kamu setelah lulus sekolah nanti, kalau kamu ingin berkuliah silahkan saya tidak masalah tapi kamu harus tetap memenuhi tanggung jawab mu sebagai seorang ibu dan istri. " jelas Dario.
" Kamu berencana setelah lulus ingin kemana? " tanya Dario lagi.
" Rencana nya sih mau kerja sambil berkuliah Om. " jawab Jillian.
" Dalam keadaan hamil? " tanya Dario lagi menatap perut Jillian yang sedikit membulat dibalik celana jeans nya.
" Em, intinya seperti itu. " jawab Jillian.
Dario menghembuskan nafas lelah, beginilah kalau berurusan sama anak muda yang masih dibawah umur sangat labil dan tidak berpikir panjang kedepannya akan seperti apa.
" Tapi 4 bulan lagi aku lulus sekolah Om. " ucap Jillian lagi.
" Dalam 4 Bulan? apa selama itu kamu masih bisa sembunyikan perut kamu? " tanya Dario.
" EM, kayaknya bisa deh Om. " jawab Jillian ragu.
" Dengan cara apa? " tanya Dario.
" Pakai korset. " jawab Jillian.
CITTT...
" AWWWHH!!! "
" KAU INGIN MEMBUNUH BAYINYA! " pekik Dario.
" OM! BISA GAK SIH GAK USAH BERENTI MENDADAK BEGINI!!! " kesal Jillian.
" Ucapan kamu membuat saya tidak habis pikir! " ucap DArio memijit keningnya yang tampak pening.
" Ya terus bagaimana dong? cuman itu caranya doang! " dengus Jillian.
" Akan saya pikirkan mengenai hal itu. " jawab Dario.
" Tapi, bagaimana dengan orang tua saya? " tanya Jillian menundukkan pandangan nya.
" Orang tua? kamu bukan yatim piatu? " tanya Dario terperanjat.
" Ya, bisa dibilang seperti itu. " Jawab Jillian.
" Jawab yang benar JIllian! kamu punya orang tua atau tidak? " tanya Dario tegas mulai menjalankan mobil kembali.
" Saya punya orang tua tapi saya kehilangan peran dan figur mereka. " jawab Jillian menatap jendela dengan pandangan sendu dan sedih.
Dario menatap sekilas Jillian yang terlihat sedih.