Hidup sebatang kara karena kecelakaan orangtuanya memaksa Felysia seorang wanita cantik harus mengubur mimpi masa kecilnya dan membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang office girl di salah satu perusahaan besar, semuanya dilakukannya demi untuk melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggal karena kecelakaan.
Namun peristiwa tak terduga terjadi di kantornya di mana peristiwa yang membuat mahkota nya harus direnggut oleh bos nya sendiri dan membuatnya mengandung anak dari bosnya itu, karena tidak ingin sang bos tahu Felysia pun memilih untuk pergi jauh dari sana dan menghilang bagaikan di telan bumi.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Felysia seorang office girl dan bosnya itu???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Setelah saling melepas rindu satu sama lagi wulia pun merasa ada yang aneh dari Felysia yaitu wulia merasa bahwa Felysia sekarang lebih terlihat berisi walau pun dia masih saja tetap cantik dan menarik namun dia malah terlihat lebih seksi menurut wulia dari sudut pandang seorang wanita.
"Fel, kamu kok tambah gemukan sih?" tanya wulia yang memang belum tahu soal Felysia yang hamil.
"Udah nanti aja di jelasinnya lebih baik sekarang kita ke rumah dulu," ucap Mbk Suci mengalihkan perhatian Wulia.
"Iya." ucap Wulia dengan senangnya.
Mereka pun segera menuju ke rumah yang Felysia tempati sekarang ini dengan mbok Sumi dan juga mbk Mala.
Sampai di sana mbok Sumi dan juga mbk Mala sudah menyambut di depan kebetulan juga mbk Mala juga berjualan di depan rumahnya sehingga langsung tahu kalau Felysia sudah pulang.
"Wahh siapa ini?!" tanya mbok Sumi antusias karena sangat senang beliau memiliki anggota keluarga baru.
"Halo, mbok." sapa Wulia yang memang sudah kenal dengan mbok Sumi.
"Wah wulia selamat datang nak," ucap mbok Sumi.
Kemudian Felysia pun mengajak wulia untuk masuk dan kebetulan juga kamar di rumah ini tinggal satu yang kosong sehingga bisa ditempati oleh Wulia.
Setelah sampai di ruang tamu Mbk Suci yang juga di sana pun segera mengajak wulia untuk berbicara serius melanjutkan pertanyaan Wulia di bandara tadi yang belum sempat mereka berdua jawab.
"Wul, ada sesuatu yang perlu Felysia dan Mbk bicarakan sama kamu!" tutur mbk suci dengan tampang tegangnya.
"Ada apa sih mbk?" tanya Wulia yang merasa penasaran karena Mbk Suci sangat serius sekali kali ini.
"Wul, sebenarnya sekarang ini aku hamil." ucap Felysia membuat Wulia membeku tidak mengerti.
"Maksudnya?" tanya wulia tidak paham.
"Sebenarnya kami berdua memilih untuk mengundurkan diri dari perusahan itu karena Felysia sekarang ini sedang hamil," lanjut Mbk Suci.
"APA? HAMIL!" pekik Wulia dengan suara keras bahkan mbk Mala yang kembali ke depan tadi dengan mbok Sumi pun mendengar pekikan Wulia.
"Iya, wul." balas Felysia.
"Kamu udah menikah fel? Kok aku gak di kasih tahu sih!" cemberut Wulia karena mengira bahwa Felysia sudah menikah dan tidak memberitahu nya.
"Aku belum menikah wul," sahur Felysia membuat Wulia terkejut bagaimana bisa Felysia belum menikah tetapi sudah hamil.
"Jadi maksud kamu, kamu belum menikah tetapi sudah hamil?!" tanya Wulia dan langsung mendapat kan anggukan dari Felysia.
"Ini semua tidak seperti yang kamu bayangkan Wul, ini semua adalah kecelakaan dan Felysia sendiri juga tidak ingin hal ini terjadi sebenarnya tetapi nasi sudah menjadi bubur tidak bisa di kembali kan lagi," ucap Mbk Suci.
"Kenapa kalian gak bilangan Ama aku dari waktu itu, apa kah kalian berdua menganggap bahwa aku akan membocorkan hal ini. Aku sama sekali tidak akan seperti itu dan juga aku pasti akan tetap menjadi teman kalian jadi jangan pernah menyembunyikan lagi berita berita besar seperti ini!" ujar Wulia dengan air mata yang sudah menetes.
Mbk Suci dan Felysia pun segera memeluk temannya itu dengan lembut dan juga mencoba untuk menenangkannya agar tidak menangis lagi.
"Siapa ayahnya?" tanya Wulia saat mereka sedang berpelukan membuat Felysia dan Mbk Suci pun langsung diam dan saling berpandangan.
"Pak Zico," ucap Felysia dengan suara pelannya namun masih bisa di dengar oleh Wulia.
"APA!" pekik Wulia untuk yang ke sekian kalinya.
"Bagaimana bisa?" tanya Wulia.
Felysia pun menjelaskan kronologi nya hingga Wulia paham dan juga merasa kasihan kepada Felysia, dia juga baru menyadari ternyata selama beberapa minggu Felysia tidak mau menggantikan Bu asri untuk membersihkan ruangan pak Zico ternyata karena hal tersebut.
Wulia pun mulai bisa menerima dan juga mendukung semua yang di lakukan sahabatnya itu selama baik untuk semua orang karena bagaimana pun semuanya sudah menjadi bubur sehingga lebih baik menerima nya bukan.
Wulia juga merasa betah tinggal di sana karena semua orang ramah dengannya bahkan Mbk Mala juga sangat baik dengan Wulia dan sudah menganggap nya sebagai adik nya sendiri dan juga sebaliknya Wulia juga sudah menganggap Mbk Mala sebagai kakak nya sendiri.
Setelah beberapa hari Wulia tinggal bersama Felysia, wulia sekarang sudah mendapatkan pekerjaan yaitu satu kerjaan dengan Mbk Suci sedangkan Felysia bekerja terpisah karena memang bekerja di sebuah restoran itu sangat susah dan Mbk Suci takut jika Felysia akan kecapekan karena terlalu berat kerjanya sehingga mbk suci pun mencarikan pekerjaan yang ringan dari pada di restoran dan kebetulan sekali toko bunga di depan restoran tempat Mbk Suci bekerja sedang mencari lowongan pekerjaan sehingga tidak Mbk Suci sia siakan kesempatan bagus itu dan segera menawarkan pekerjaan tersebut kepada Felysia.
Sedangkan Zico sudah kembali seperti Zico sedia kala bahkan dia telah menjadi orang yang sangat dingin sekali dan cuek dari pada sebelumnya, bahkan semua karyawan merasa bahwa bos nya ini sedang dalam kondisi buruk karena seiring sekali marah marah apa lagi di dalam rapat membuat semua orang yang melihat menjadi takut sendiri.
"Pak, hari ini nyonya besar akan datang ke kantor." ucap Adi saat Zico sedang asik mengerjakan berkas berkas yang terus aja menumpuk meski pun setiap hari dia selalu menyelesaikan semuanya.
"Apa! Buat apa mama sama papa ke sini?" tanya Zico namun Adi malah tidak tahu karena dia hanya mendapatkan kabar itu saja selebihnya dia tidak tahu.
Tak lama mama Fenny dan juga papa teguh sudah berada di lantai tiga puluh dan sudah berjalan menuju ke ruangan Zico yang pernah di dalam nya masih syok mendengar orang tuanya akan datang pasalnya orang tuanya itu jarang sekali datang selama Zico menjabat sebagai CEO apa lagi sang mama yang bahkan tidak pernah sama sekali datang tetapi sekarang malah tiba tiba saja datang pasti mereka sedang memiliki sesuatu hal yang sangat penting.
"Zico," sapa mama Fenny saat baru saja sampai di dalam.
Adi pun pamit pergi karena tidak ingin mengganggu waktu keluarga ini, apa lagi Adi bisa pastikan kalau nyonya besarnya itu datang pasti ingin menanyakan tentang calon istri sang bos apa lagi kalau bukan itu kan.
"Mama, papa tumben banget mampir." sahut Zico menghampiri mama dan papa nya yang sudah duduk di sofa, sedangkan mbk Nina masuk dengan membawakan minuman yang sudah sangat hafal apa yang mereka mau yaitu kopi pahit untuk papa teguh dan juga teh hijau untuk mama Fenny.
"Emangnya kenapa gak boleh apa mama ke sini!" ucap mama Fenny dengan nada kesalnya.
"Bukan begitu ma, Zico cuma tanya kok tumben gitu aja kok. Mama sama papa biasa nya kan gak ke sini jadi tumben aja," ucap Zico mencoba memberikan alasan agar sang mama tidak cemberut lagi.
"Enggak, tadi mama sama papa lagi jalan jalan deket sini Yau udah mampir aja sekalian." balas papa teguh karena jika di diam kan maka akan terjadi perang dua ke tiga antara ibu dan anak ini.
"Oh, zico kira kenapa." jawab Zico lega karena tumben sekali mama Fenny tidak menanyakan tentang menantu, bahkan saat pergi pun mama Fenny tak membahas calon istri membuat Zico sangat lega sekali.
.
.
Bersambung..........
kurang konsen penulisnya
.agak bertele2 juga.....bos kayaraya nyari bukti nyeliki aja dak berhasil