" Aku sudah bilangkan,jangan sekali-kali kamu melarikan diri." ancaman pria itu pada seorang wanita yang berdiri tepat didepan dirinya.
" Untuk apa kamu terus mengangguku." ucap wanita itu dengan nada keras.
" Jangan pernah sekali-kali kamu mendekati pria lain selain aku." ucap pria itu dengan berani mengelus pipi kanan wanita itu.
wanita itu makin dibuat bingung kenapa pria itu terus mengejar dirinya sampai hidupnya mulai tak aman lagi setelah kedatangan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hari ketigabelas
Mendengar kata itu,Mona langsung terdiam.seolah pria yang ada didepannya bukan orang sembarangan untuk orang lain dekati.
" perkenalkan namaku Andreas,mulai hari ini kamu sudah menjadi asisten pribadi.dan ini bayaran untuk kamu selama sebulan bekerja denganku." ucap Andreas yang langsung memberikan amplop ukuran sedang pada Mona.
" Ini?"
" Iya ,itu gajimu selama satu bulan ini.mulai besuk kamu harus siap-siap membereskan barang milikmu dan langsung menepati kamar yang sudah disiapkan."
" Besuk langsung kerja?"
" Iya,besuk pagi-pagi kamu akan dijemput asistenku langsung ke tempat kerjamu." jawab Andreas yang menyusun Rencana itu.
" Baiklah ." jawab Mona yang hanya bisa pasrah, Mona pun membuang rasa egonya dan lebih fokus menyelesaikan permasalah dirinya.
Setelah urusan Mona dengan Andreas selesai,ia segera pulang kerumahnya untuk mempersiapkan beberapa baju yang akan dia bawa .tapi,sebelum itu Mona pergi ke rumah bibi untuk membayar hutang keluarganya pada keluarga bibinya.
Mona segera mengetuk pintu rumah bibinya." Tok...tok..." Mona mengetuk pintu rumah bibinya.
keluarlah seorang wanita muda menyapa dirinya.
"Kamu Mon." ucap wanita itu dengan tatapan sinis melihat kedatangan Mona dirumahnya.
"Ada bibi Rin?" tanya Mona pada Ririn yang kebetulan putri dari bibinya.
"Ada sebentar." jawab Ririn dengan nada cuek, akhirnya wanita masuk kembali kerumahnya mencari ibunya.
Saat itulah bibinya keluar menemui Mona didepan pintu.
"Ada apa kamu kesini?"
Mona langsung memberikan amplop pada bibinya.
"Ini apa?"
"Itu uang bibi, semuanya sudah aku ganti semuanya.dan sudah aku melunasi hutangku pada bibi." jawab Mona yang merasa lega.
"Itu tidak mungkin." gumam bibinya yang kaget melihat Mona bisa melunasi hutang itu semuanya.
" Tidak mungkin apanya bibi, kata bibi saya harus melunasi hutang saya.setelah saya bayar kenapa bibi bilang tidak mungkin." ucap Mona yang bingung dengan perkataan dari bibinya.
"Kamu dapat uang sebanyak ini dari mana?" tanya bibinya.
"Ya kerja bibi,mana mungkin Mona menganggur demi mendapatkan uang ini.apalagi Mona sudah mendapatkan pekerjaan baru,maka dari itu mona dapat mendapatkan uang dari gajian Mona sendiri."
"Paling alasan doang, mana ada orang yang awal kerja digaji sebesar itu.mimpi kamu." ucap Ririn dari putri bibinya.
"Aku Tidak bohong,nyatanya aku baru masuk sudah digaji 30 juta perbulan." sontak saja membuat keduanya kaget mendengarnya.
"Apa!!" teriak Bibinya dan putrinya mendengar nominal besaran dari gaji itu.
"Jangan bohong kamu!" ucap bibinya dengan nada tinggi.
"untuk apa Mona bohong,tapi memang sih agak lumayan susah pekerjaan ini.apalagi boss Mona orangnya galaknya minta ampun, tapi untungnya Mona sabar,kalau tidak sabar bisa saja Mona tidak diterima kerja di sana." ucap Mona yang sekedar menakut-nakuti bibinya dan Ririn yang tahu betul mereka akan meminta tolong padanya.
"Beneran kamu bilang?" tanya bibinya lagi
"Beneran bibi, untuk apa Mona bohong ." ucap Mona .
" Ya sudah bibi, Mona mau pamit dulu. Yang penting hutang Mona pada bibi sudah lunas ya." ucap Mona pada bibinya yang nampak terlihat kesal pada mona.
" Kenapa dia harus bayar hutang,kan untung kalau aku dapat rumahnya lalu aku jual." batin bibinya yang diam-diam merencanakan niatnya untuk memiliki rumah itu dan dijual kembali hanya untuk mendapatkan keuntungan.
tiba-tiba saja tangan mona ditarik Ririn." Kamu sedang tidak bohong kan,mana mungkin ada orang yang bersedia menggaji sebesar itu?" tanya Ririn yang tak yakin dengan apa yang diucapkan oleh Mona.
" Aku tidak bohong ,buktinya aku bisa bayar hutang pada ibumu.ya sudah aku balik dulu." Mona pun langsung pergi meninggalkan rumah bibinya dengan perasaan tenang, akhirnya rumah yang selama ini dia tempati tidak disita oleh bibinya.
Ririn langsung menghampiri ibunya." ibu yakin dengan apa yang Mona ucapkan tadi?" tanya Ririn pada ibunya .
" Ibu sebenarnya sedikit kurang yakin,tapi ibu merasa rugi saja andai saja rumah itu ibu sita dan kita jual betapa kita mendapatkan untung besar.tapi nyatanya dia bisa membayar melunasi itu semuanya." ucap bibinya yang merasa kecewa dengan apa yang dirancang gagal seketika.
"Ibu sih kurang cepat bergerak." ucap Ririn pada ibunya .
" Kamu itu jangan marahi ibu ya,kamu yang harus cepat bergerak.lihat tuh dia mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar.ibu bosan hidup miskin terus,apalagi ibu sudah bilang untuk menikah dengan pak Tejo."
sontak saja Ririn kaget dengan apa yang diucapkan oleh ibunya.
" Ririn tak mau Bu,apalagi Ririn dinikahi sama orang yang sudah memiliki 2 istri. Ririn tak mau Bu."
" Kamu itu tidak pikir panjang,kalau nantinya kamu menikah dengan Pak Tejo hidup kita terjamin.dasar kamu ya masih berharap ada pria tampan kaya yang ingin sama kamu." ucap ibunya yang memarahi putrinya
"Sudahlah Bu,Ririn malas debat dengan ibu jika ujung-ujungnya maksa Ririn untuk menikah sama pria tua itu." ucap Ririn yang langsung pergi meninggalkan ibunya, dengar reaksi ibunya hanya menggelengkan kepala.
Sedangkan posisi Mona sudah sibuk dengan pekerjaan membereskan beberapa barang yang nantinya dia bawa, pandangan Mona tertuju pada foto ibunya.
"Ibu, maafkan Mona yang harus pergi .Mona terpaksa melakukan itu hanya untuk mempertahankan rumah ini, walaupun Mona harus meninggalkan rumah ini karena mona harus bertanggung jawab dengan pilihan yang mona pilih." ucap Mona yang menangis memandang foto ibunya.
Mona pun melanjutkan pekerjaannya, beberapa tas miliknya dia masukkan satu-persatu barang miliknya hingga tertata rapi didalam tas miliknya.
Sedangkan posisi Andreas masih diperjalanan menuju mansion utama.ia harus menemui kedua orangtuanya yang baru saja pulang dari tugas ke kota lain.
Andreas berangkat bersama asisten pribadinya.
" Besuk pagi jemput wanita itu,dan suruh letakkan wanita itu dikamar lantai atas ." perintah Andreas pada asistennya.
" Maksud tuan diruang tengah lantai atas?" tanya Asisten yang sekedar memastikan jika itu tempat yang diperintahkan oleh tuannya.
" Iya,lalu dimana lagi." jawab Andreas yang terdengar sedikit kesal dengan pertanyaan asistennya.
"Baik tuan,akan saya kerjakan." jawab Arga yang tak mau bertanya lagi dan Arga mengerti bagaimana reaksi tuannya yang nampak begitu kesal dengan dirinya.
Akhirnya mereka sampai di mansion, seperti biasanya dia dilayani beberapa pelayan menyapa kedatangan dirinya.
Dari arah tangga terlihat wanita yang begitu cantik dengan senyuman bahagia melihat putranya pulang.
"Andreas."
"Mama." sapa balik Andreas pada mamanya,keduanya saling berpelukan.nampak terpancar ekspresi bahagia dari raut wajah wanita itu.
"Bagaimana kabar kamu nak?" tanya mamanya yang sekedar datang menyapa kedua orangtuanya yang baru pulang dari urusan bisnis .