Dalam kehidupan yang dipenuhi dengan tantangan dan pertempuran, cinta sering kali menjadi cahaya yang memandu. Zayyy, seorang pemuda yang karismatik dan tak kenal takut, telah berjuang melawan musuh dan tantangan, tidak hanya untuk melindungi artefak berharga, tetapi juga untuk menjaga cintanya dengan Angelina. Namun, di tengah semua itu, ada suatu kebenaran yang tak terhindarkan: hidup adalah perjalanan yang penuh dengan keputusan sulit, pengorbanan, dan kehilangan.
Saat bayangan gelap mulai mendekat, Zayyy harus menghadapi tidak hanya musuh yang mengancam, tetapi juga perasaannya sendiri. Pertarungan untuk cinta dan harapan akan membawa Zayyy pada jalan yang penuh dengan kenangan indah dan kesedihan yang mendalam. Di sinilah kisahnya dimulai, di mana setiap detik berharga dan setiap pertempuran adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar—sebuah perjalanan menuju pengertian sejati tentang cinta dan kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohamad Zaka Arya Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Menggali Kebenaran di Balik Pengkhianatan
Pagi itu, Zayyy dan Angelina tiba di sekolah lebih awal dari biasanya. Mereka berdua sudah sepakat, hari ini adalah saatnya mereka bergerak untuk menghadapi ancaman yang terus menyelimuti hubungan mereka.
Setelah kejadian di belakang kelas, mereka tak lagi bisa berpura-pura seolah tidak ada apa-apa. Mereka harus menemukan kebenaran dan menyelesaikan konflik ini.
Sebelum pelajaran dimulai, Zayyy mengajak Angelina, Dito, dan Clara untuk bertemu di taman belakang sekolah. Mereka duduk melingkar di bangku taman, membicarakan strategi yang akan mereka gunakan.
“Kita perlu mengumpulkan bukti,” ujar Zayyy dengan nada serius. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan perkataan saja. Mereka bisa menyangkal kapan saja jika kita tak punya bukti.”
“Benar,” tambah Angelina. “Masalahnya, kita perlu cara untuk mengawasi mereka tanpa ketahuan.”
Dito mengangkat tangan, “Aku bisa mencoba mencari cara untuk merekam percakapan mereka. Mereka biasanya berkumpul di belakang kelas setelah jam sekolah, kan? Kita bisa memanfaatkan kesempatan itu.”
Clara mengangguk setuju. “Aku setuju dengan Dito. Kalau kita punya rekaman atau bukti kuat lainnya, tidak akan ada yang bisa menyangkalnya.”
Mereka semua sepakat untuk menyusun rencana secara rinci. Saat bel berbunyi, menandakan waktu masuk kelas, mereka pun kembali ke kelas masing-masing dengan hati yang sedikit lebih tenang, namun juga penuh tekad.
Selama pelajaran berlangsung, pikiran Zayyy terus-menerus melayang. Ia memikirkan berbagai cara untuk melindungi Angelina dan hubungan mereka dari serangan-serangan yang tak kasat mata ini.
Di balik tatapan tenangnya, sebenarnya ia merasa gelisah. Baginya, semua yang terjadi akhir-akhir ini seolah adalah ujian besar yang tidak pernah ia bayangkan.
Setelah sekolah usai, Dito dan Clara mulai bergerak sesuai rencana mereka. Mereka mencari posisi tersembunyi di belakang kelas yang memungkinkan mereka merekam tanpa terlihat oleh siapa pun.
Tak lama, beberapa siswa yang mereka curigai mulai berdatangan dan berkumpul di sana, termasuk Adi yang sebelumnya mereka dengar membicarakan Zayyy dan Angelina.
Dari kejauhan, Zayyy dan Angelina menunggu dengan cemas. Mereka berharap ada sesuatu yang bisa Dito dan Clara rekam untuk menguatkan kecurigaan mereka.
Detik demi detik berlalu, dan suasana terasa semakin tegang. Mereka berdua tidak bisa mendengar percakapan dari kejauhan, namun mereka tahu bahwa Dito dan Clara berada dalam posisi yang cukup strategis untuk merekam segala sesuatu yang dibutuhkan.
Dito dan Clara dengan hati-hati mendekatkan ponsel mereka dan mulai merekam percakapan di antara kelompok itu. Suara-suara obrolan terdengar samar, namun jelas, mereka mulai membicarakan tentang Zayyy dan Angelina.
“Kita harus membuat mereka putus secepatnya. Bayangkan saja betapa malunya mereka nanti,” ucap Adi dengan tawa licik. “Siapa tahu, mungkin Zayyy akan berhenti muncul di sekolah ini setelah reputasinya hancur.”
“Dan Angelina? Dia terlalu sombong. Dia pikir hanya karena dia cantik dan pintar, semua orang akan setuju dengan dia,” tambah seorang siswa perempuan yang duduk di dekat Adi. “Aku tidak sabar melihat wajah mereka ketika semua orang membenci mereka.”
Dito dan Clara terus merekam dengan tenang. Bukti yang mereka kumpulkan ini akan cukup untuk membuktikan kebenaran dari kecurigaan mereka selama ini.
Setelah beberapa menit, mereka memutuskan untuk mundur perlahan agar tidak menarik perhatian dan langsung kembali ke tempat Zayyy dan Angelina menunggu.
Sesampainya di sana, Dito dan Clara tampak lega namun juga tegang. “Kita berhasil merekamnya,” kata Dito sambil menyerahkan ponselnya kepada Zayyy. “Mereka benar-benar sedang merencanakan sesuatu untuk menjatuhkan kalian.”
Zayyy mendengarkan rekaman tersebut bersama Angelina. Setiap kata yang terucap dalam rekaman itu terasa menusuk hati mereka.
Ada rasa marah yang membara di dalam dirinya, namun Zayyy tahu bahwa ini bukan saatnya untuk meledak. Ia harus tetap tenang dan bijaksana dalam menghadapi situasi ini.
“Kita perlu tunjukkan ini ke kepala sekolah,” kata Angelina tegas. “Bukti ini lebih dari cukup untuk membuka mata semua orang tentang apa yang terjadi.”
Dito mengangguk setuju. “Dengan rekaman ini, mereka tidak bisa lagi bersembunyi di balik omongan kosong mereka.”
Keesokan harinya, mereka berempat pergi menemui kepala sekolah dengan bukti rekaman yang mereka miliki. Kepala sekolah, yang dikenal tegas namun adil, mendengarkan rekaman tersebut dengan serius. Wajahnya berubah menjadi tegang ketika mendengar percakapan yang penuh dengan kebencian itu.
“Ini tidak bisa dibiarkan,” kata kepala sekolah dengan nada penuh kemarahan yang tertahan. “Saya akan memanggil mereka yang terlibat untuk memberikan penjelasan.”
Tak lama kemudian, Adi dan teman-temannya dipanggil ke ruang kepala sekolah. Mereka tampak kebingungan ketika melihat Zayyy, Angelina, Dito, dan Clara sudah berada di sana.
Ketika rekaman diputar, wajah mereka berubah pucat. Mereka tidak bisa berkata apa-apa, semua bukti sudah ada di depan mata.
Kepala sekolah menatap mereka dengan tatapan tajam. “Apa yang kalian lakukan ini sangat tidak pantas. Mengganggu ketenangan siswa lain dan merusak reputasi orang lain adalah tindakan yang sangat serius.”
Adi mencoba membela diri, “Kami hanya bercanda, Pak. Tidak ada niat serius.”
“Bercanda?” kepala sekolah berkata dengan nada tegas. “Mengancam dan menyebarkan fitnah bukanlah candaan. Ini adalah tindakan yang mencerminkan niat buruk kalian.”
Setelah mendengar teguran keras dari kepala sekolah, Adi dan kelompoknya tak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka menerima hukuman skors dari sekolah sebagai peringatan atas tindakan mereka.
Ketika keluar dari ruangan kepala sekolah, Zayyy dan Angelina merasa beban yang menghimpit mereka selama ini mulai terangkat.
Mereka merasa lega karena kebenaran akhirnya terungkap, dan ancaman yang selama ini menghantui mereka mulai mereda. Namun, di balik itu semua, mereka tahu bahwa ini adalah pelajaran berharga.
Clara menepuk bahu Zayyy. “Kita berhasil, guys. Kalian sudah berani menghadapi semua ini dengan kepala tegak. Tidak semua orang bisa melakukannya.”
Angelina tersenyum, menatap teman-temannya dengan rasa syukur. “Terima kasih banyak, tanpa kalian, mungkin kami tak akan pernah sampai sejauh ini.”
Malam itu, Zayyy dan Angelina berbincang di taman, menikmati kedamaian yang sudah lama mereka rindukan. Mereka berbicara tentang masa depan mereka, dan tentang semua hal yang ingin mereka capai bersama.
“Kita sudah melalui banyak hal, Angel,” kata Zayyy sambil menatap langit yang dipenuhi bintang. “Aku ingin hubungan kita tidak hanya bertahan, tapi juga tumbuh. Aku ingin kita selalu ada untuk satu sama lain, apapun yang terjadi.”
Angelina meraih tangan Zayyy, merasakan kehangatan yang memberinya rasa aman. “Aku juga merasa begitu, Zayyy. Setiap rintangan yang kita hadapi membuatku semakin yakin bahwa kita ditakdirkan untuk bersama. Aku ingin terus berjuang bersamamu.”
Malam itu menjadi saksi janji di antara mereka, janji untuk selalu melangkah bersama dan menghadapi segala hal dengan kekuatan dan keberanian yang mereka miliki. Mereka tahu bahwa jalan di depan mungkin tidak selalu mulus, tetapi bersama-sama, mereka merasa siap untuk menghadapinya.
Dengan hati yang lebih kuat dan hubungan yang semakin dalam, Zayyy dan Angelina menyongsong hari esok dengan semangat baru, berjanji bahwa tidak ada yang akan memisahkan mereka lagi.