Menikahi laki laki kaya raya, ceo dan sangat tampan berkharisma bukanlah impian Retabia Utami, seorang dokter internship.
Davendra Arkatama anma laki laki itu. Dia merasa dikhianati setelah melihat perempuan yang dua minggu dia nikahi, tidur dengan alki laki lain.
Enam tahun kemudian mereka bertemu. Davendra yang sudah punya calon pendampung tidak tau kalo ada anak diantara mereka
semoga suka ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diantar pulang
"Ikut saya," ucapnya sambil menarik tangan Retania agar ikut dengannya. Mereka ngga sengaja bertemu di lorong rumah sakit.
Ketika sampai di taman samping, dokter Astuty segera mengajak Retania duduk di dekatnya. Dia sengaja menjauh dari pengunjung taman yang lain.
Dokter Astuty menatap tajam Retania, dokter magang yang dia anggap punya kualitas tinggi.
"Kamu suka sama ponakan saya, Davendra?" tanyanya langsung.
Retania menggeleng.
"Kamu jangan becanda. Keluarga Daven akan datang ke rumah kamu malam ini," sentak dokter Astuty kesal.
Retania hanya bisa terdiam.
Dokter Astuty menarik nafas dan menghembuskannya berulang kali untuk meredakan kemarahannya
"Saya lihat kamu bukan seperti perempuan lain yang gila harta. Kamu smart. Tapi kenapa kamu bisa tersangkut dengan keponakan saya. Kamu ngga akan bahagia karena maminya sangat jelas ngga menyukai kamu." Ngga ada nada menghakimi di sana. Hanya menyayangkan saja.
Retania menghembuskan nafas perlahan. Beban beratnya sangat mengganggu keluar masuknya oksigen di paru parunya.
"Saya baru kenal Davendra. Saya juga ngga pernah bermimpi menikah dengannya. Tapi dia sepertinya menggunakan saya untuk menghindari perjodohannya."
Dokter Astuty masih diam dan menyimak.
"Saya ngga ingin melayaninya. Tapi masalah ini berkembang begitu saja. Bahkan saya lebih memilih dipecat."
Dokter Astuty manggut manggut. Dia bisa melihat kebenarannya.
"Kamu menyukai keponakan saya?"
Retania ngga memberikan jawaban.
"Devandra memang banyak yang menyukainya, padahal ngga suka tebar pesona. Tapi sama kamu, dia beda. Sangat beda. Okelah, saya ngga bisa lagi berbuat apa apa. Hanya saya mau peringatin kamu, hati hati dengan kakak ipar saya."
Retania tau, mami Devandra membencinya. Retania ngga tau kemana arah pernikahannya dengan Davendra.
Dokter Astuty menggenggam tangan dokter magang yang tampak resah dan sepasang matanya mulai berkabut
'Saya percaya sama kamu. Kamu bisa cerita apa pun sama saya."
Retania hanya bisa mengangguk sambil mengusap air matanya yang hendak turun.
*
*
*
Obat hipertensinya udah aku telan. Yang ini, kan....
Davendra mengirimkan foto obat yang diresepkan Retania tadi untuknya
Retania belum membalasnya. Hari sudah menjelang sore. Sebentar lagi malam. Dan acara lamaran mengerikan itu akan dilangsungkan.
Nanti malam dandan yang cantik, ya. Pengen lihat kamu pake gaun se ks i.
Membaca pesannya saja sudah membuat pipi Retania merona.
Apa, sih, yang dia pikirkan sampai bisa ngetik kayak gini.....
Retania menyimpan ponselnya. Ngga ingin tambah baper saat membaca pesan pesan yang akan dikirimkan Davendra lagi.
Retania menghela nafas panjang. Dia berjalan perlahan meninggalkan ruang istirahatnya. Zulfa dan Elza sudah duluan meninggalkannya, karena dia cukup lama berbicara dengan dokter Astuty.
"Hai.....," sapa Lingga dengan senyum ramahnya.
Retania tersenyum melihatnya.
"Udah selesai, kan, masalahnya?"
Retania menggeleng.
Alis Lingga berkerut Dia mengira dengan tidak dipecatnya Retania, masalahnya dengan istri dan anak pemilik rumah sakit sudah berakhir.
"Aku duluan, ya," pamitnya sambil mendekati scoopynya.
Lingga mengangguk, dan matanya menyorot tajam pada seseorang yang berdiri tak jauh dari keberadaan mereka.
Dia tau, Retania ngga menyadari kehadiran laki laki itu
Retania berjalan sambil menunduk dengan banyak pikiran yang masih terus menyalahkan masnya yang mendukung permintaan laki laki itu.
Dia tidak menyadari ada langkah yang mendekat.
"Kenapa pesanku ngga dibalas?"
Langkah Retania langsung terhenti. Dia pun mendongak saking kagetnya.
"Retania, kenapa pesanku ngga dibalas."
Laki laki ini nampak kokoh saat berdiri di kala langit senja membayanginya.
Tatapan keduanya yang bertemu menimbulkan getar getar di hatinya.
Karena ucapannya pun ngga dibalas, Davendra meraih tangan Retania dan membawanya mendekat ke mobilnya.
"Aku bawa motor," tolak Retania tapi ngga berpengaruh terhadap Davendra.
"Kenapa kalian selalu saja berdua," gumamnya pelan dengan nada kesal.
"Kami kerja bareng," sahut Retania pelan.
"Hemm...," dengus Davendra kesal sambil membuka pintu mobilnya.
"Masuk," perintahnya dengan nada penuh tekanan.
"Aku bawa motor." Retania tetap bertahan di luar mobilnya.
"Mana kunci motornya?" Tangan Davendra terulur.
"Kenapa?"
"Sudah, mana. Kamu ceeewet juga," kekeh Davendra seolah rasa kesalnya sudah menghilang.
Karena kesal disebut cerewet, Retania membuka tas selempangnya dan menyerahkan kuncinya pada telapak tangan laki laki itu.
Bersamaan dengan itu Harya, pengawal setianya mendekat.
"Bawa motor nona dokter."
"Siap, tuan muda."
"Sekarang kamu masuk," titah Davendra sambil memberi isyarat lewat matanya, agar Retania masuk ke dalam mobilnya.
Retania menatap mototnya yang sekarang sedang dikendarai Harya.
"Aman, motormu." Seolah tau apa yang dipiiirkan Retania.
'Aku harus pastikan kalo kamu sudah berada di rumah, karena malam ini aku dan keluargaku akan datang."
"Hentikan."
"Apanya?"
"Rencana lamaranmu."
"Kenapa?" Kini Davendra mengurung Retania di pintu masuknya.
Matanya melirik sesaat pada Lingga yang masih berdiri di sana.
Jantung Retania berdebar keras.
"Kamu bisa mendapatkan yang lebih dari aku." Retania berusaha ngga terintimidasi.
"Kamu sudah sangat lebih dari perempuan perempuan lain," ucap Davendra dengan tatapan tajamnya yang seakan menembus ke dalam relung hatinya.
Karena wajah Davendra makin mendekat, Retania menghindar dengan memilih masuk ke dalam mobil.
Davendra tersenyum miring saat menutup pintu mobil.
Dia melhat ke arah tempat beradanya Lingga, tapi laki laki itu sudah pergi.
*
*
*
Sepanjang perjalanan, mereka hanya diam saja.
"Ini rumah kamu?" Menurut Davendra, rumah dokter magang Retania lumayan juga. Dokter magang itu tinggal di kompleks kelas menengah.
"Ya."
"Sendirian?"
"Iya."
Davendra salut juga dengan keberanian Retania. Memang kompleksnya terlihat aman, tapi tetap saja dia hanya perempuan lemah.
"Dalan waktu dekat aku akan menemani kamu," senyum Davendra penuh arti.
Retania merasakan perutnya mulas tiba tiba.
Davendra mendekat membuat Retania memejamkan matanya dan menahan nafasnya.
Davendra tersenyum miring. Ternyata dia hanya bermaksud membukakan pintu mobil buat Retania.
Gadis itu menghembuskan nafas lega, ketika mendengar suara halus pintu mobil yang terbuka.
"Aku pulang dulu," ucapnya setelah tubuh Davendra menyingkir.
"Nanti malam pake ini." Davendra mengulurkan sebuah paper bag brand terkenal.
Dengan ragu Retania menerimanya.
"Dipake, ya," senyum Devandra saat Retania menerimanya.
Retania hanya mengangguk dan cepat cepat keluar dari mobil.
Setelah membuka.pintu pagar, mobil Davendra pun melaju pergi.
*
*
*
Retania mematut penampilannya di cermin. Dres se lutut yang dikenakan gadis itu adalah pemberian Davendra.
Dres itu masih sopan, berwarna biru navy, dengan lengan cukup pendek.
Tapi Dres itu cukup membentuk bodynya walau tidak ketat.
TOK TOK TOK
Retania membuka pintu kamarnya.
"Ayo, mereka sudah datang," ucap Pradipta sambil memperhatikan penampilannya.
"Adik mas cantik banget," puji Pradipta kagum.
"Dia yang kasih."
"Calon suami kamu?"
Retania menghembuskan nafas kesal.
"Kenapa mas mau aku menikah dengannya?"
Pradipta terdiam. Kemudian dia menggenggam jari jari adiknya.
"Mas minta maaf. Mas egois. Mas hanya ingin ada yang menjaga kamu. Besok kapal mas, akan lebih lama bersandar."
"Tapi aku baik baik aja, mas, selama ini," protes Retania.
Pradipra tersenyum.
'Mas akan lebih tenang kalo ada yang menjaga kamu saat mas ngga ada."
"Mas ngomong apa, sih." Retania ngga suka mendengarnya.
Pradipra tertawa pelan.
"Ayo, kita temuin keluarga calon suamimu."
buktikan kalau kamu adalah wanita yang kuat 😭😭💪💪
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Om Ocong Vs Mbak Kunti
tau gak kakk, aku seneng.🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳.ini bikin rame,, 🤯🤯ya meskipun si kemala pasti akan dpt gelar almarhumah dari nyonya lampir......