Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4
Hari ini mereka kembali ke Indonesia. Carla dan Carlos hanya membawa barang yang penting-penting saja.
Laptop? Jangan ditanya, itu tidak boleh lupa. Ibarat nyawa mereka berdua, sama halnya dengan ponsel mereka.
Harley dan Anggita juga ikut ke Indonesia untuk mengantar mereka. Nanti mereka akan kembali lagi kesini.
Dengan menggunakan pesawat pribadi, hari ini juga mereka pun berangkat. Saat ini mereka sudah berada didalam pesawat.
"Opa sama Oma akan kesepian tanpa kalian," ucap Harley.
"Gampang Opa, pindah saja ke Indonesia. Bukankah Oma orang Indonesia?" tanya Carla.
"Benar, tapi perusahaan Opamu gimana?" tanya Anggita.
"Pindahkan ke Indonesia, nanti bisa bekerjasama dengan perusahaan besar di Indonesia," jawab Carlos.
"Memang susah bicara dengan anak jenius," gumam Harley.
Sebenarnya Anggita dan Harley sudah curiga dengan kedua bocah tersebut. Karena wajah mereka begitu mirip dengan dengan cucu laki-laki keluarga Henderson.
Namun mereka takut salah, karena yang mereka tahu, keluarga Henderson tidak ada yang brengsek.
Jadi mereka menyimpulkan, mungkin secara kebetulan mirip. Karena didunia ini ada tujuh wajah yang mirip seseorang.
"Apa kalian akan menetap di Indonesia?" tanya Anggita.
"Belum tahu lagi Oma, kami terserah mama saja," jawab Carla.
"Oma akan merindukan kalian, dari kalian lahir hingga ke saat ini Oma belum pernah berpisah dari kalian," ucap Anggita. Airmata nya menetes dari sudut matanya.
Harley memeluk istrinya. Pria bule itu terlalu mencintai istrinya. Hanya sekali bertemu sudah membuatnya jatuh cinta, lalu memberanikan diri untuk melamar Anggita.
Perjalanan masih cukup jauh, akhirnya merekapun tertidur di pesawat. Di perkirakan pesawat akan sampai besok.
Setelah lebih kurang 20 jam perjalanan, akhirnya merekapun tiba di bandara. Carla dan Carlos yang baru pertama kali ke Indonesia pun merasa senang.
"Supir sudah menunggu," kata Harley.
Merekapun keluar dari bandara. Namun Carla tiba-tiba ingin ke toilet. Ia berpamitan kepada sang mama.
Karena buru-buru ia menabrak seseorang. "Maaf Tante, maaf," ucap Carla.
Avariella belum memperhatikan wajah anak itu. "Tidak apa-apa, lain kali hati-hati."
"Iya Tante, oya Tante, toilet wanita sebelah mana?" tanyanya.
"Jalan lurus belok kiri," ucap Avariella. Namun saat ia menoleh ia terkejut karena wajah anak itu mirip dirinya.
"Apa hanya kebetulan?" gumamnya.
"Nona?" Sekretarisnya menyentuh lengan Avariella. Seketika Avariella tersadar.
"Raya, apa kamu merasa anak itu mirip denganku?" tanyanya.
"Benar Nona, bahkan sama persis seperti foto Nona waktu kecil. Tapi nona, dalam dunia ini ada 7 wajah yang mirip dengan kita. Baik itu kecil atau besar," Raya menjelaskan.
"Sudahlah, sebentar lagi pesawat kita akan berangkat," ucap Avariella.
Sementara Carlina merasa gelisah menunggu putri dan segera menyusul. Namun belum jauh ia berjalan, putrinya sudah kembali.
Carlina merasa lega melihat putrinya berjalan kearahnya. Kemudian ia menggandeng tangan putrinya itu.
"Kenapa lama, sayang?" tanya Nina.
"Mungkin kesulitan mencari toilet," jawab Carlina.
Merekapun masuk kedalam mobil. Ada dua mobil menjemput mereka. Carlina merasa begitu banyak perubahan di negara ini.
Terutama bangunan bertingkat yang semakin banyak, maklum saja hampir 9 tahun ia meninggalkan negara ini.
"Ini rumah Oma, peninggalan Oma dan Opa buyut kalian," ucap Anggita saat mereka sudah tiba di rumah besar.
Meskipun rumah tersebut tidak sebesar rumah mereka di negara A. Tapi rumah ini sudah tergolong rumah mewah.
"Kalian akan tinggal disini, Opa dan Oma tidak bisa tinggal disini bersama kalian," ucap Harley.
"Terima kasih Ma, Pa," ucap Carlina memeluk kedua orang tua angkatnya itu.
Carlina tidak dapat membendung airmata nya. Iapun menangis dipelukan Anggita.
"Lho kok jadi acara tangis-tangisan, ini bukan kabar duka," ucap Harley.
Mereka langsung disambut oleh pelayan, beberapa pelayan di rumah ini berbaris menunduk hormat.
Begitu juga dengan penjaga dan tukang kebun. Mereka melakukan hal yang sama.
"Selamat datang Tuan, Nyonya, Nona dan tuan serta Nona kecil," ucap mereka serentak.
"Terima kasih," ucap Carla.
Carlos? Ia bersikap datar seperti biasanya, meskipun demikian tapi hatinya baik. mereka diantar ke kamar masing-masing.
Carla dan Carlos meminta satu kamar saja, tapi ranjangnya dipisah. Bukan tanpa alasan mereka meminta satu kamar.
Agar mereka mudah mencaritahu tentang papa kandungnya. Mereka masih belum menyerah sebelum bisa mendapatkan informasi tentang keluarga papanya.
"Kalian sudah besar, tidak elok tidur satu kamar," ucap Anggita.
"Tidak apa-apa Oma, ranjang kami terpisah kok," jawab Carla.
"Benar Oma, lagipula kami ini sedarah." Carlos menimpali.
Anggita tidak bisa berkata apa-apa, dia hanya bisa menghela nafas. Harley merangkul tubuh istrinya dan mengelus pundaknya.
"Sabar, bicara dengan anak jenius kita yang akan kalah," bisik Harley.
Carla dan Carlos pun istirahat, setelah penjaga selesai memindahkan ranjang milik Carlos.
"Dek, bagaimana jika selidiki keluarga mama," ucap Carla.
Carlos yang sedang berbaring pun segera bangun, saat mereka hendak membuka laptop, pintu kamar mereka terbuka.
"Sedangkan apa kalian?" tanya Carlina.
"Ingin bermain game, Ma," jawab Carla.
"Ya sudah, kalian mandi dulu, nanti kita jalan-jalan ke mall. Kalian capek gak? Kalau capek biar Mama sama Tante kalian saja," tanya Carlina.
"Gak capek kok Ma, oke kami akan siap-siap," jawab keduanya serentak.
Carlina keluar dari kamar tersebut, sementara menunggu kedua anaknya siap-siap, ia juga mandi dan berganti pakaian.
Nina sudah menunggu di dalam mobil, sesekali ia membunyikan klakson mobil agar kedua bocah kembar itu cepat.
Dan benar saja, keduanya berlari menuju mobil, Nina tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengerjai kedua bocah itu.
"Tante!" pekik Carla yang merasa dikerjai.
"Inilah kesempatan Tante untuk mengerjai kalian," ucap Nina sambil tertawa.
Merekapun berangkat setelah semuanya masuk kedalam mobil. Carla dan Carlos memiliki kartu masing-masing.
Semua sudah diurus oleh Harley. Mereka tinggal menggunakan nya saja. meskipun mereka jenius, namun untuk urusan seperti itu harus ada yang urus.
"Kalian bawa uang?" tanya Nina.
Carla mengeluarkan beberapa lembar uang dolar, Nina kembali tertawa melihatnya.
"Jangan anggap remeh, Tante. Nih uang kami." Carlos memperlihatkan kartu gold miliknya.
"Aku juga punya," ucap Carla. Meskipun kartu gold bukan limited edition, namun uang didalam kartu tersebut miliaran.
"Semua hasil dari prestasi mereka, aku tidak mengambil sepeserpun uang mereka," ucap Carlina.
"Itulah kelebihan keponakan ku, dari bayi sudah menghasilkan uang," ucap Nina bangga.
Ya, dari mereka berusia 8 bulan, mereka sudah bisa menghasilkan uang dengan menerima tawaran iklan Pampers.
Berkat keduanya perusahaan tersebut mengalami keuntungan berkali-kali lipat. Kemudian mereka menjadi bintang iklan pakaian bayi.
Hal yang sama terjadi, karena mereka pabrik pembuatan pakaian bayi pun mendapat keuntungan besar.
Dari situ sudah terbukti jika mereka membawa keuntungan bagi perusahaan yang merekrut nya.
Dan uang tersebut selalu disimpan oleh Carlina untuk masa depan anak-anak nya kelak.
Yg aq nyaho mh kreker rasa keju 😁😁😁