Novel Ini adalah Seasons Kedua Dari Novel Cerai Yuk.
🌹🌹🌹
SINOPSIS
Ditinggal meninggal oleh istri yang sangat ia cintai, membuat dunia seorang Raditya Gunawan, bapak dengan tiga orang anak tersebut, runtuh seketika.
Dia seperti tak memiliki tujuan hidup lagi. Bahkan dirinya tidak mau menikah lagi. Alasan dia bertahan sampai dengan saat ini hanyalah anak-anaknya.
Namun sepertinya prinsip itu mulai tergoyahkan. Saat tanpa sengaja, dia bertemu dengan seorang wanita yang memiliki paras yang begitu mirip dengan mendiang istrinya, Kalista Vionita (Lilis)
Tetapi meski wajah mereka sangat identik, karakter keduanya sangat berbeda. Membuat Raditya begitu sulit untuk menaklukkan pribadi perempuan yang bernama Melisa Indah Permata itu.
"Harus berapa kali gue bilang. Jangan panggil gue dengan nama Lis, gue nggak suka. Tapi panggil gue dengan nama Melisa.. atau Mel.." - Melisa
"Tapi aku suka panggil kamu dengan nama Lis... atau Lilis.. "- Raditya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lv Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CERAI YUK?!
Melisa mencari-cari ponselnya dari dalam tasnya. Namun tidak dia temukan. Membuat Sintya penasaran apa yang sedang Melisa cari sampai segitunya.
"Nyariin apa lo?" tanya Sintya.
"Ini, ponsel gue. Kok nggak ada ya? Perasaan tadi gue taruh di dalam tas. Kemana ya?"
"Lo lupa kali. Coba diingat-ingat lagi baik-baik." kata Sintya.
"Apa tinggal di rumah ya?"
Sementara di kantor...
Radit membuka ponsel Melisa yang memang tidak terkunci itu. Hidup Melisa memang sangat apa adanya, sampai ponsel saja apa adanya. Tak ada pengaman sama sekali.
Radit membaca semua chat Kei kepada istri kontraknya itu. Dadanya terasa sangat panas saat membaca kalimat-kalimat Kei yang merayu dan memuji Melisa.
Dasar buaya darat... - Radit
Saat Radit sedang melihat ponsel Melisa, tiba-tiba ponsel miliknya berdering. Radit langsung melihat siapa yang meneleponnya.
"Ya Sin, ada apa?" tanya Radit.
"Mas, ini aku Lilis. Mas, kamu ada liat ponsel ku nggak? Soalnya aku lupa taruh di mana tadi." tanya Melisa di telepon.
"Ada..."
"Ada? Dimana mas?" tanya Melisa.
"Sama mas..."
"Hah? Kok mas nggak kasih tau aku?" Melisa mulai tensi.
"Kan ponsel kamu sama mas, gimana mas mau kasih tau." alasan Radit. Padahal Radit sengaja. Dia mau mencari tahu dulu perihal whatsapp Kei tadi. Lagi pula, siapa suruh Kei whatsapp Melisa sepagi itu. Bikin sang Manager penasaran aja.
"Ya udah deh mas.." Melisa menutup teleponnya. Dia lalu memberikan ponsel kepada Sintya.
"Gimana? Ada? " tanya Sintya.
"Ada.. sama mas Radit. Gue ke kantor mas Radit dulu ya Sin." ucap Melisa.
"Lo yakin mau ke sana? Nggak mau tunggu dia dirumah aja?" tanya Sintya.
"Emangnya kenapa Sin? Lagian kantornya mas Radit kan nggak jauh dari sini. Ya udah, gue pergi dulu ya." Melisa langsung keluar toko dan mengambil mobilnya.
Dia langsung melajukan mobilnya ke kantor Radit. Melisa yakin, dan sangat yakin. Pasti ada unsur kesengajaan yang suaminya buat atas ponselnya itu.
Kenapa dia nggak anter ke toko, coba? Padahal kan sebelum ke kantor dia lewati toko dulu. Dasar kepo? - Melisa
Radit masih berdiri bersandar di meja kerjanya dengan mata terus melihat isi ponsel Melisa. Dia obrak abrik sepuas hatinya ponsel istrinya itu. Melihat-lihat galeri dengan sesekali dia tertawa saat menemukan foto Melisa yang aneh-aneh.
Pintu ruangan Radit di ketuk. Radit pun menyuruh masuk orang yang mengetuknya. Pintu ruangan pun terbuka. Seseorang berdiri di depan pintu.
"Eh, Bi.. masuk.." ucap Radit saat dirinya melihat Bianca sudah berdiri di depan pintu ruangannya.
"Ngapain sih? Kayaknya seneng banget." kata Bianca.
"Nggak..." ucap Radit. Dia meletakkan ponsel Melisa di atas meja kerjanya.
Sedang di luar...
Melisa sudah sampai di depan kantor Radit. Semua orang melihat ke arah Melisa. Mereka terkejut luar biasa saat melihat seorang wanita yang sangat mirip dengan mendiang istri manager mereka.
"Pak, ruangan manager dimana?" tanya Melisa pada security.
"Di... di... sa.. naa.. Bu." tunjuk Security gugup. Seperti melihat hantu.
"Oke, makasih." Melisa segera menuju ruangan Radit.
"Dit, dasi kamu kayaknya miring deh." Kata Bianca.
"Oh ya?" Radit melihat ke dasinya.
"Aku perbaiki ya?" Bianca pun mendekati Radit dan mulai menyetel dasi pria dewasa itu.
Bersamaan dengan itu. Melisa sudah berada di depan pintu ruangan bertuliskan MANAGER itu. Melisa langsung membuka pintu tanpa mengetuknya lebih dulu. Karena dia terlanjur kesal pada suaminya itu.
Melisa langsung melihat Bianca yang berdiri membelakangi pintu, menghadap kepada Radit. Mereka sangat dekat. Dan jika di lihat dari arah pintu seperi orang yang sedang bercumbu.
Melisa berdiri mematung. Dan entah mengapa detak jantungnya mendadak berubah ritmenya menjadi lebih cepat. Melisa ternganga sampai mulutnya terbuka dan membuang napas kasar.
Radit mengarahkan pandangannya ke pintu saat mendengar pintu dibuka. Matanya langsung membulat saat melihat Melisa sudah berdiri di depan pintu.
"Lis..." ucap Radit. Bianca pun menoleh ke belakang.
melisa lalu melangkah maju perlahan. Matanya melihat kepada Bianca dan kemudian melihat kepada Radit.
"Sorry gue ganggu." Melisa melihat ponselnya di atas meja kerja Radit. Langsung dia ambil ponsel tersebut dan segera berlalu keluar ruangan Radit. Dengan ekspresi wajah tanpa senyum sama sekali.
"Sebentar ya Bi..." kata Radit kepada Bianca. Dia pun keluar ruangan untuk mengejar Melisa.
"Lis... Lis..." panggil Radit. Namun Melisa tidak mau berhenti. Dia tetap melangkah menuju ke mobilnya. Dan saat dia sudah sampai di dekat mobil dan hendak membuka pintu mobil, Radit memegang tangan Melisa.
"Lis.. saya bisa jelasin..." ucap Radit. Melisa melihat ke arah Radit.
"Buat apa? Lo pikir gue cemburu tadi liat lo di cium sama Bianca? Sorry, enggak! " Melisa tertawa sinis.
"Dia cuma mau benerin dasi mas aja kok Lis. Beneran. Kami nggak sedang ciuman Lis." jelas Radit.
"Kalau pun iya, gue...nggak peduli!" Melisa langsung membuka pintu dan masuk ke dalam mobil. Kemudian segera meninggalkan Radit dengan rasa bersalahnya.
Dan sepanjang jalan pulang, Melisa justru mengamuk-ngamuk sendiri di dalam mobilnya. Padahal dia sendiri yang bilang tadi jika dia tidak peduli, mau Radit ciuman kek atau apa kek. Tapi kenapa Melisa harus marah sekarang? Melisa sendiri tidak tahu jawabannya.
Ponsel Melisa berdering, dia pun melihat ke layar ponselnya itu. Nama kontak MAS RADIT pun muncul di sana. Melisa kembali meletakkan ponselnya, dia tidak mau mengangkat panggilan telepon suami kontraknya itu.
Membuat Radit merasa bersalah kepada Melisa. Dia pun kembali ke dalam kantor dan mengambil kunci mobilnya.
"Mau kemana mas...?" tanya Bianca yang melihat Radit seperti orang yang terburu-buru.
"Maaf ya Bi, aku harus pergi dulu sebentar." ucap Radit. Dia pun segera menuju parkiran mobil. Meninggalkan Bianca begitu saja. Bianca hanya bisa memandang mantan tunangannya itu.
Radit sudah masuk ke dalam mobilnya. Dia lalu mengambil ponselnya, dan membuka pelacak yang ada di mobil Melisa. Radit melihat jika mobil itu ada di taman kota.
Ngapain dia ke sana? - Raditya.
"Huaaa.... hiks hiks..." Melisa berteriak. Menangis seperti orang gila di tengah taman.
"Gue pasti udah gilak. Gue pasti udah stress.." Melisa menunduk dan memegang kepalanya. Enam bulan sudah menjadi istri seorang Raditya Gunawan, Melisa merasa jika dia kehilangan jati dirinya. Apakah komitmen, yang hanya akan menjadikan pernikahannya dengan Radit sebatas hubungan kerja sama semata, mulai tergoyahkan?
Mobil Radit sudah berhenti di dekat mobil Melisa. Dia langsung turun dan melihat wanita 30 tahun itu sedang duduk sendiri. Radit berjalan mendekati Melisa. Tak lama dia sudah berdiri di belakang Melisa.
"Lis..." panggil Radit pelan. Melisa pun segera menoleh ke belakang. Namun kembali mengarahkan pandangannya ke depan.
Radit pun duduk di samping Melisa. Di lihatnya istrinya itu.
"Kamu nangis Lis?" tanya Radit.
"Apaan sih lo, siapa juga yang nangis? Jangan kegeeran lo." dusta Melisa.
"Mas minta maaf ya Lis? Udah bikin kamu salah paham." ucap Radit.
"Gue lama-lama bisa gilak tau nggak. Jadi sebelum gue beneran menjadi gilak, boleh nggak....kita persingkat lagi kontrak kita?" ucap Melisa putus asa.
"Maksud kamu apa, Lis?" tanya Radit mulai gundah.
"Kita cerai yuk?" kata Melisa.
*Bersambung
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Berpura-pura sedih, tidak akan membuat mu betul-betul sedih. Namun berpura-pura bahagia, sudah pasti kamu memang sedang tidak bahagia. - LV Edelweiss
yg ngikutin dari season 1 pasti seneng banget ada lanjutannya. semangat terus Thor, ditunggu lanjutannya
tapi jangan jadi jahat lagi ya... 😊
btw, bapaknya Kalista tau nggak ya kalau anaknya udah meninggal