Elara Estelle putri seorang pengusaha yang terabaikan dipaksa menikah dengan Alistair Magnusson seorang tuan muda lumpuh di tengah ejekan keluarganya elara menyembunyikan identitasnya sebagai dokter terkenal ketika rahasia masa lalu terungkap elara merencanakan balas dendam sambil belajar arti cinta dan penerimaan dalam pernikahan yang tak terduga.
penasaran?? yuuk lanjut bacanya ➡️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bellis_perennis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Musim salju pertama di rumah barunya adalah pengalaman yang benar-benar baru dan menenangkan bagi Elara.
Tidak ada lagi rasa dingin yang menembus hingga ke tulang seperti yang dulu dia rasakan di rumah keluarga Estelle.
Di rumah ini, bersama Alistair hangatnya musim dingin menjadi sesuatu yang dia rasakan bukan hanya dari api perapian tapi dari perhatian alistair yang terasa tulus.
Elara yang diliputi kegembiraan musim dingin berlari ke halaman untuk bermain salju membuat manusia salju dan menggodai para penjaga dengan bola-bola salju.
Para pria berwajah datar itu tidak menolak permainannya meski tetap menjaga sikap profesional mereka ikut merasa senang melihat sisi kekanak-kanakan Elara yang sudah lama terkubur oleh masa kecil yang keras.
Pelayan yang melihat Elara dari jauh sempat memperingatkan tetapi Elara dengan santainya menolak.
Alistair yang baru selesai merajut sweater lilac sebagai kejutan untuknya mendengar suara tawa riang Elara dia mendekat dan dengan lembut memintanya untuk masuk khawatir Elara bisa jatuh sakit karena udara semakin dingin.
Melihat suaminya, Elara mengangguk patuh dan mengakhiri permainan dengan senyum riang alistair tahu betul bahkan tanpa kata-kata bahwa Elara benar-benar menikmati musim salju pertamanya di tempat yang membuatnya merasa dicintai.
Ketika Elara masuk ke dalam alistair memintanya duduk di depan perapian dengan sedikit gugup dia memperlihatkan sweater yang dia buat hasil rajutan pertamanya yang masih tampak tidak rapi "maaf... ini tidak sebagus sweater yang ada di toko tapi aku ingin memberikannya padamu" ucap Alistair seraya membantu Elara memakainya.
Begitu sweater itu menyentuh kulitnya elara merasakan kehangatan yang berbeda bukan hanya karena wol tapi juga dari upaya tulus yang Alistair berikan.
Elara menundukkan wajah dan tanpa dia sadari air matanya mulai jatuh alistair sedikit panik takut sweater buatannya terlalu jelek hingga mengecewakan Elara.
Namun, Elara menggeleng sambil tersenyum "ini sangat indah... aku tidak pernah merasa begitu dicintai bahkan sejak aku kecil kau adalah orang pertama yang membuat musim salju terasa hangat" ujarnya dengan suara bergetar.
Merasa tersentuh alistair memeluk elara erat menahan emosi yang mulai memenuhi dadanya marcus yang melihat mereka dari kejauhan ikut tersenyum dia tahu betapa besar usaha yang Alistair berikan bahkan hingga rela tidur larut dan melukai tangannya sendiri karena jarum rajutan.
Melihat kehangatan dan ketulusan di antara mereka Marcus tahu bahwa ini bukan sekadar upaya untuk membuat Elara senang tetapi adalah cinta Alistair yang dalam.
Saat Elara menyadari asal luka-luka kecil yang selama ini ia lihat di tangan Alistair ia terkejut dan tersentuh.
Perlahan ia memegang tangan suaminya dan memasang plester bergambar kelinci di setiap lukanya "lukanya akan sembuh segera" katanya lembut.
Alistair hanya tersenyum mengecup keningnya dan membisikkan ucapan terima kasih atas obat yang elara berikan.
Bagi mereka berdua, musim salju itu bukan hanya musim dingin biasa melainkan awal dari kehangatan yang mulai tumbuh di antara mereka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hari kedua musim salju tiba dengan damai di rumah mereka dan Alistair memutuskan untuk libur kerja sebuah keputusan yang ternyata disambut baik oleh Elara.
Alasan Alistair adalah bahwa dia merasa sangat kedinginan dan butuh memeluk istrinya agar hangat meskipun mereka berdua tahu itu hanyalah dalihnya.
Elara, yang tampak begitu patuh tidak menolak permintaannya entah karena dia belum menyadari trik kecil suaminya atau karena sebenarnya dia juga menikmati kehangatan pelukan alistair elara membiarkan dirinya duduk di pelukan pria itu sambil melihat salju turun dari jendela besar kamar mereka.
Di sofa yang nyaman itu alistair memeluk erat tubuh mungil elara, wajahnya tersenyum puas.
Dia menikmati setiap momen keintiman itu bahkan tidak memedulikan kalau Elara mungkin bisa merasakan bagian tubuhnya yang sudah bereaksi pada kehangatan dan keintiman di antara mereka.
Baginya, ini bukan hal yang perlu ditutupi sebaliknya dia ingin menunjukkan bahwa dia pria normal yang tergoda oleh istrinya tapi Elara tampaknya masih terlalu polos atau mungkin mengabaikan hal itu.
"Apa tidak apa-apa kalau kau tidak pergi bekerja hari ini?" tanya Elara sambil menatap suaminya.
Dia tahu Alistair adalah pria yang selalu sibuk dengan perusahaannya mengatur banyak hal penting.
"Tanpaku perusahaan masih akan tetap berjalan, Sayang" jawab Alistair sambil tersenyum nakal "sangat menyenangkan menjadi bos besar yang bisa menikmati waktu sesukanya"
Elara tersenyum dan bercanda "bukankah aku juga bos dari seseorang?"
"Bos dari siapa?" tanya Alistair berpura-pura bingung.
"Tentu saja... aku adalah bos dari tuan Alistair Magnusson yang sombong dan arogan ini" jawab Elara dengan nada menggoda.
Mendengar itu Alistair tertawa kecil lalu mendekatkan wajahnya dan memberikan gigitan kecil di pipi lembut Elara.
Elara tertawa lepas terkejut sekaligus geli dengan keisengan suaminya di balik sikap dinginnya ternyata Alistair bisa begitu humoris dan suka bercanda.
Dia menyadari bahwa pria yang begitu ditakuti banyak orang ini ternyata memiliki sisi hangat dan humor yang membuatnya semakin terpesona.
"Senang bisa menjadi bos dari Tuan Alistair yang sombong dan arogan" ucap Elara sambil tersenyum lebar.
"Apapun yang membuat istriku senang" jawab Alistair dengan tatapan lembut yang menunjukkan bahwa setiap kata yang dia ucapkan sungguh dari hati.
*
*
*
Sofia duduk di ruang keluarga yang hangat wajahnya menunjukkan ketegangan.
Dia baru saja mengungkapkan ketidaksukaannya tentang perjodohan yang dipaksakan oleh orang tuanya dengan Adrian.
Keputusan itu begitu berat baginya dan meskipun dia berusaha menjaga perasaan orang tuanya hatinya tidak setuju.
"Ayah, ibu ...aku sudah dewasa dan berhak menentukan pilihanku sendiri" ucap Sofia dengan nada kesal yang tidak bisa dia sembunyikan.
Dia tahu bahwa keputusan orang tuanya untuk menjodohkannya dengan Adrian adalah sesuatu yang tidak bisa dia ubah tetapi hatinya tetap menolak.
Ibu Sofia menatapnya dengan tatapan penuh kasih namun penuh tekad "hanya dia yang pantas untukmu sayang kalian pernah berteman di masa kecil dan tidak akan ada kesulitan saat menikah nanti aku yakin kalian akan bahagia"
Namun sofia tak bisa menahan perasaannya "tapi dia masih mencintai sahabatku elara aku tidak mau menikahi pria yang hatinya masih memikirkan wanita lain" ucap Sofia dengan nada tegas.
Ada rasa cemas dan kecewa yang melingkupi hatinya tapi dia berusaha tetap tenang.
Ayah dan ibu Sofia terdiam sejenak seolah mencerna kata-kata anak mereka.
Mereka tahu bahwa hubungan antara Adrian dan Elara sangat kuat bahkan lebih kuat dari yang mereka inginkan untuk anak mereka keluarga Adrian sudah sering memberi petunjuk baik secara langsung maupun tidak langsung bahwa mereka berharap hubungan ini akan berlanjut hingga pernikahan.
Tapi Sofia tahu lebih baik dari itu dia tahu bahwa meskipun keluarga adrian tampak mendukungnya hatinya tidak bisa dipaksakan.
Ibu Sofia akhirnya berbicara mencoba mengalihkan perhatian anaknya dari keraguannya "adrian adalah pilihan yang baik sayang Keluarga kita sudah lama berhubungan baik dengan keluarga Adrian lagi pula ibunya sangat menyukaimu dan sudah lama menginginkan kamu menjadi menantunya"
Sofia merasa tertekan. Memang di lubuk hati yang terdalam ada sedikit kebahagiaan saat mendengar kata-kata ibunya karena Adrian adalah cinta pertamanya di masa kecil.
Mereka tumbuh bersama dan dia tidak bisa memungkiri bahwa dia masih memiliki perasaan terhadap pria itu namun, dia tidak yakin apakah perasaan itu cukup untuk membangkitkan cinta sejati.
Apakah Adrian akan bisa melihat dirinya lebih dari sekadar sahabat masa kecil?
"Aku tidak ingin menjadi pilihan yang terpaksa untuknya" ucap Sofia pelan "dia tidak akan berani menentang keluarganya atau ibunya yang selalu mengatur hidupnya"
Ibunya mendengarkan dengan seksama dan berusaha meyakinkan Sofia "kenapa tidak mencoba? Jika dia masih mencintai Elara itu tidak masalah Cinta bisa tumbuh seiring waktu sayang lagi pula adrian sudah cukup lama mengenalmu dan kalian bisa mulai berteman dulu pernikahan tidak perlu terburu-buru"
Sofia terdiam sejenak Perasaannya kacau meskipun hatinya masih penuh keraguan dia menyadari bahwa dia mungkin belum memberikan kesempatan penuh pada adrian untuk melihatnya dengan cara yang berbeda.
Namun, bagaimana jika dia akhirnya hanya menjadi bayangan elara dalam hidup pria itu? Sofia tidak yakin apakah dia siap menghadapi kenyataan itu.
Akhirnya dia menghela napas dan berkata dengan suara pelan "aku akan pikirkan dulu..meskipun berat aku ingin mencoba Tapi jika ini tidak berhasil,l aku tidak akan memaksakan diri"
Ibu Sofia tersenyum dan merangkul putrinya "itulah yang kami harapkan darimu sayang ambil waktu untuk memikirkan semuanya tidak perlu terburu-buru"
Sofia hanya mengangguk dengan deheman pelan matanya melamun.
Meskipun hatinya belum sepenuhnya yakin dia tahu ini adalah kesempatan yang harus dia coba mungkin, hanya mungkin cinta itu bisa tumbuh dan dia bisa mendapatkan kebahagiaan yang selama ini dia idamkan meski terasa penuh keraguan.