Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Hadiah untuk Luna
...
Kirana bergegas ke meja makan untuk melihat menu makanan hari itu. Saat tiba di meja makan, yang dilihatnya Ibu mertuanya sudah duduk di sana sambil bermain ponsel, Kirana pun bergabung dengan ibu mertuanya dan ikut mengeluarkan ponselnya.
Viola menatap Kirana, dia masih terus kesal pada perempuan itu, "di mana Christian?" Tanya Viola dengan nada suara sedikit ketus.
"Masih berganti pakaian," jawab Kirana tanpa melihat ibu mertuanya membuat Viola semakin kesal.
"Kalau bicara pada orang tua itu harus melihat matanya! Bukan fokus ke ponsel!" Tegas Viola.
Kirana pun mematikan ponselnya dan melihat ibu mertuanya sambil menahan emosi, "baik, Bu," ucap Kirana.
"Hah,,, Jangan cuma bilang baik baik saja, tapi kau harus mengingatnya dan melakukannya! Padahal Luna tidak perlu diberitahu masalah seperti ini dan dia sudah langsung mengetahuinya, tapi kenapa malah kau yang jadi menantuku?" Gerutu Viola.
"Setidaknya Ibu tidak mendapatkan seorang menantu yang berpura-pura didorong ke laut," ucap Kirana membuat Viola melototkan matanya karena terkejut dengan ucapan menantunya.
"Apa katamu barusan?! Aku sudah berusaha melupakan masalah itu karena Luna memintanya, tapi kau berusaha mengungkitnya kembali?! Sudah untung kau tidak mendekam di penjara gara-gara masalah itu, tapi sekarang kau tidak mau melupakannya dan malah menfitnah Luna menjebakmu?! Dasar tidak tahu terima kasih! Jangan sampai Luna mendengar ucapanmu itu!" Geram Viola.
Kirana tersenyum, "baik, Bu," ucap Kirana bersamaan dengan tuan besar yang telah memasuki ruang makan bersama putranya.
"Ternyata kalian sudah di sini, di mana Christian?" Tanya Tuan besar bersamaan dengan Christian yang muncul dari balik pintu.
"Aku di sini," ucap Christian dengan singkat sambil berjalan ke arah samping Kirana dan duduk di sana.
Mereka pun mulai makan bersama-sama dengan Kirana menikmati makanan di piringnya.
"Ah, padahal ini makanan kesukaan Luna, seharusnya aku mengajaknya makan malam bersama kita hari ini," ucap Viola di tengah makan malam mereka.
Mendengar itu, Christian langsung melihat Kirana, dan tampak Kirana tidak terpengaruh dengan ucapan Viola. Pria itu pun merasa lega dan melanjutkan makannya.
Tetapi kemudian Viola kembali berkata, "putraku, Apa kau sudah memilihkan hadiah yang akan kau berikan untuk Luna di hari ulang tahunnya nanti? Kalau belum, ibu akan menemanimu untuk mencari hadiahnya, kebetulan ketika ibu berteleponan dengan Luna beberapa waktu yang lalu dia bilang sangat menginginkan sebuah perhiasan yang baru saja dirilis oleh Tiffany & Co."
Christian melirik Kirana dan melihat perempuan itu masih tidak bergeming sehingga muncul niat jail Christian dalam hati.
"Baiklah Bu," ucap Christian.
Mendengar itu, Kirana akhirnya menatap suaminya dan mendapati pria itu tersenyum ke arahnya hingga Kirana berkata, "Tolong ambilkan aku udang."
Christian cukup terkejut dengan ucapan Kirana, Dia pikir perempuan itu akan protes soal hadiah untuk Luna, tapi malah minta udang?
Viola juga terkejut dengan permintaan Kirana, Tetapi dia lebih terkejut lagi saat melihat Christian begitu ringan tangan langsung mengambil sepotong udang untuk Kirana.
"Bisa bantu aku melepas cangkangnya?" Tanya Kirana membuat Christian mengerutkan keningnya, tetapi pria itu tetap melepaskan cangkang udang untuk istrinya.
Tuan besar tersenyum melihat pemandangan itu, tetapi Viola menggigit bibir bawahnya dengan rasa kesal, "Kau sangat merepotkan, padahal hanya melepas cangkang udang saja, kau bisa melakukannya sendiri kan?!" Gerutu Viola.
"Ah, ibu benar, maafkan aku sayang, kau jadi kerepotan," kata Kirana pada suaminya.
"Tidak apa-apa," ucap Christian sambil menatap Kirana yang menatap udang, bibir perempuan itu,,,, Christian menggelengkan kepalanya dan kembali fokus pada makanannya.
Viola menjadi semakin kesal mendengar ucapan putranya, tetapi perempuan itu tidak mengatakan apa-apa dan hanya menahan rasa kesalnya dalam hati.
Setelah selesai makan malam, Kirana langsung menemui pengawal yang merupakan pengawal Viola.
"Hei!" Ucap Kirana pada sang pengawal yang sedang diam-diam mencuri waktu menghabiskan sebatang rokok.
Sang pengawal sangat terkejut sampai ia buru-buru melemparkan rokoknya ke lantai dan menginjaknya.
"Kenapa kau terkejut sekali?" Ucap Kirana.
"Astaga!" Sang pengawal menghela nafas, "ada apa?" Tanya sang pengawal.
"Ck! Apa begitu caramu berbicara pada menantu majikanmu?! Berikan aku barang yang aku minta!" Perintah Kirana membuat sang pengawal mendesis kesal.
Pria itu mengambil sebuah flashdisk dari sakunya dan menyerahkannya pada Kirana.
"Kau melakukannya dengan baik," kata Kirana mengambil flash disk tersebut dan langsung berbalik untuk meninggalkan sang pengawal.
"Apa yang kau lakukan?!" Tanya Viola yang dari tadi mengikuti Kirana.
Kirana pun sudah mengetahui bahwa perempuan itu mengikutinya hingga Kirana memainkan flash disk di tangannya sambil berkata, "Aku hanya meminta tolong pada pengawal ibu untuk mendapatkan barang kecil ini."
Viola menyipitkan matanya menatap flash disk di tangan Kirana sebelum dia menatap pengawalnya yang mana pengawalnya terlihat langsung tertunduk menghindari tatapannya.
"Apa itu?!" Tanya Viola.
"Ah,, Ini hadiah untuk Luna saat dia berulang tahun nanti," kata Kirana sambil menyimpan flash disk itu ke sakunya lalu berjalan pergi meninggalkan Ibu mertuanya.
Viola mengerutkan keningnya, dia kebingungan dengan tingkah menantunya.
Perempuan itu pun menatap pengawalnya sambil berkata, "Apa isi flash disk itu?"
"Anu,, itu hanya rekaman CCTV di pelabuhan," kata sang pengawal yang juga tidak mengerti mengapa Kirana meminta rekaman CCTV itu. Tapi dia hanya mematuhi permintaan Kirana dan juga belum sempat mengecek Bagaimana isi rekaman CCTV tersebut.
"Rekaman CCTV di pelabuhan? Untuk apa dia mau memberikan benda seperti itu pada Luna? Apa karena dia ingin menghina Luna?" Ucap Viola sambil menyipitkan matanya.
Ia berpikir kalau Kirana hanya tidak mau mengeluarkan uang Christian untuk membelikan hadiah pada Luna sehingga perempuan itu mengambil hadiah tidak berguna. Lagi pula Kirana akan malu kalau datang ke pesta ulang tahun Luna tanpa membawa hadiah apa pun.
Tetapi kemudian Dia memikirkan sesuatu, 'kalau dia memberikan itu pada Luna, aku bisa memaksanya untuk memperlihatkan hadiahnya di hari ulang tahun Luna. Dengan begitu dia akan menjadi sangat malu karena hadiah tidak berguna yang ia berikan pada Luna. Pokoknya aku harus memastikan dia memberikan hadiah tak berguna itu untuk Luna!' ucap Viola dalam hati sambil tersenyum.
Perempuan itu pun langsung mengambil ponselnya dan mengabari Luna untuk sebuah rencana itu.
bilang ajaa terancam yaa ga bs mnguasai hartanya lagi🤪😂
kereeeeeeen
😆😆😆😆😆😆🤣🤣🤣💪💪💪💪💪
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kereeeeen👍👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪
sama seperti cerita quen mafia
suka banget sama cerita yg SPT ini