Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
Seorang pengantin wanita duduk manis di pinggir ranjang menantikan pengantin pria masuk. Wanita itu adalah Rere, ia sungguh gugup hingga tidak mampu berkata-kata lagi. Bagaimana tidak gugup, Rere dan Saka adalah pasangan yang dijodohkan maka sudah pasti tidak pernah berbicara satu sama lain secara pribadi sebelumnya.
Rere hanya mematuhi keinginan sang Nenek agar dirinya menikah dengan Saka. Sosok pria yang katanya rajin bekerja dan baik hati serta bersimpati tinggi akan semua orang.
“Sifat Saka baik, Nenek yakin jika dia sangat cocok untukmu. Dia tidak seperti pria lain yang hanya menginginkan hartamu saja.”
Ucapan sang Nenek beberapa hari yang lalu membuat Rere tersenyum bahagia. “Meskipun aku belum mengenal dia secara detail tapi dia memang pria baik seperti yang dikatakan nenek.” Ujar Rere sambil menatap dirinya di pantulan cermin kamar hotel.
Pandangan mata Rere mengarah pada dua angsa yang diatas tempat tidur lebih tepatnya ada disebelahnya. Rere menjadi malu melihat kedua angsa itu, ia akan melakukan malam pertama. Sungguh gugup sekali, ia takut jika mungkin tubuhnya tidak menarik untuk Saka nanti.
“Maaf membuatmu lama menunggu..” Suara itu membuat Rere tersadar dari apa yang ia pikirkan.
Rere melihat ke asal suara, terlihat Saka yang berdiri tepat dihadapannya dengan kedua tangan tersimpan di kantong celana.
“Tidak apa, Mas. Tidak lama kok, emm baru saja..” Balas Rere, ia gugup sekali sebenarnya.
Mata Saka mengelilingi area kamar pengantin untuknya dan Rere ini, ia tersenyum sangat tipis. “Ada hal penting yang aku ingin katakan, Rere. Dan aku sangat malu mau mengatakan ini..” Ucapan Saka membuat Rere semakin gugup saja.
“Malam pertama diantara kita tidak akan terjadi, karna aku lemah syahwat.” Ungkapan Saka membuat Rere terkejut bukan main.
Bahkan spontan Rere sampai melotot sempurna mendengarnya. “Sudah pasti karna itu aku tidak akan bisa berhubungan denganmu, aku minta maaf..” Ungkap Saka lagi, ia menunduk malu kepada Rere yang hanya terdiam.
Terkejut sudah pasti, hanya saja Rere bingung harus berekspresi apa dengan semua ini. Sungguh kenyataan yang mengejutkan dan menakjubkan, sampai Rere keluh dan bingung harus berkata apa lagi dengan semua hal ini.
“Sudah lama Mas menderita ini?” Tanya Rere, ia merasa semua ini percuma saja segala persiapan malam pertama mereka. “Apakah Mama tahu semua ini?” Tanya Rere beruntun, ia harus tahu segalanya bukan.
“Mama tidak tahu, aku takut memberitahu dia tentang semua ini. Hanya kau dan aku saja yang tahu, Rere. Aku mohon, tolong sembunyikan semua ini dari siapapun.” Semua perkataan serta permintaan Saka mendapatkan anggukan mantap dari Rere.
“Aku mengerti, Mas. Terimakasih sudah jujur tentang hal sebesar itu, aku senang Mas tidak menyembunyikannya.” Ucap Rere, ia memegang tangan Saka lalu mengecup tangan itu sampai lama.
“Kau tetap mau menerima aku?” Tanya Saka, ia malah yakin kalau Rere akan meminta cerai tadi.
“Kenapa aku tidak menerimamu, Mas? Pernikahan bagiku bukan hanya sekedar kawin saja, melainkan hal lain. Aku menerima semua itu, nanti kita akan mengobati penyakit Mas secara diam-diam dari Mama dan Nenek.” Jelas Rere, lalu ia memeluk Saka sangat erat.
Tentu saja Saka senang dengan semua fakta itu, ia sudah duga jika Rere mudah sekali ditipu dan dimanfaatkan. Saka tersenyum sinis sambil membalas pelukan Rere, dibalik pintu yang tidak ditutup rapat olehnya terdapat ada wanita yang sangat ia cintai.
“Aku berhasil, Zoya.. Aku mencintaimu..” Ucap Saka ya meskipun dengan bahasa isyarat hanya Zoya saja yang mengerti itu.
Saka sangat mencintai Zoya, ia tidak akan pernah menyentuh wanita lain selain Zoya saja.
“Besok aku akan menghubungi dokter ternama, Dia pasti bisa menyembuhkan Mas nantinya. Jadi, jangan khawatir..” Ujar Rere, ia mencoba memaklumi segala hal yang sudah terjadi.
Menurut Rere, segala resiko akan Rere hadapi tidak peduli rintangan apa itu. Ia menerima Saka apa adanya, ia sangat menyayangi dan mengerti suami tidak tahu dirinya itu.
•
Kenangan masa lalu itu membuat kepala Rere semakin sakit, ia kira semua masalah atas penyakit Saka akan selesai dua bulan atau bahkan lima bulan. Siapa sangka sampai waktu lima tahun, Saka tidak kunjung mendapatkan kesembuhannya.
“Hem, aku tidak tahu harus bagaimana lagi dengan semua ini?” Rere terus mengeluh lelah dan bosan akan semua hal yang menimpa Saka.
Saat ini Rere ada di ruangan kantornya, ia menatap terus menerus foto pernikahan dirinya sendiri dengan Saka. Rere tersenyum melihatnya, lalu ia kembali fokus dengan pekerjaan yang menumpuk. Tapi, disaat Rere ingin membuka laptopnya malah mendapat pesan dari Dokter Haris.
Isi pesan:
“Aku mengadukan semua ini murni karna merasa pertemanan kita sudah lama, Rere. Suamimu tidak lemah syahwat, ia tidak menderita itu. Kau ditipu olehnya!”
Kedua alis Rere seakan mau mengkerut membaca pesan itu, ia menghubungi dokter Haris tapi tidak kunjung mendapatkan jawaban.
“Apa maksudnya..” Rere tidak mau percaya tapi semua itu mengganggu pikirannya sendiri.
Hingga satu persatu kejadian teringat dibenak Rere, ia teringat sekali jika pernah melihat Saka menonton video dewasa. Pria itu memainkan adiknya sendiri dan disaat itu sudah menegang.
“Mas.. Sudah menegang, berarti Mas sudah sembuh bukan?”
“Tidak ada menegang, Rere. Kau salah lihat, tadi hanya sebagai bentuk pancingan saja, setelah itu milikku tidak akan bisa menegang lagi.” Jelas Saka, saat itu Rere percaya saja karna tidak mau berdebat dengan sang suami.
Tapi, setelah ia pikirkan dan segala hal yang dijelaskan oleh dokter Haris sungguh berkaitan. Jika benar untuk apa Saka mengaku sampai segitunya bahkan memalukan kepada Rere. Untuk apa Saka melakukan itu? Apa niat pria itu sebenarnya?
“Apa jangan-jangan Mas Saka tidak sebaik seperti apa yang aku nilai selama ini?” Rere menjadi sedih akan itu, tapi tidak dipungkiri ia kesal setengah mati karna ditipu selama lima tahun.
“Aku harus menyelidiki semua ini!” Rere merapikan segala berkas di atas meja kerja miliknya, ia akan menyelidiki apa kebenaran yang sebenarnya.