Di tengah kesibukan kota modern yang serba cepat, Ferdy, seorang pria yang dulunya memiliki segalanya, kini menjadi pecundang. Ditinggal istri yang telah meninggalkannya, Ferdy merasa hidupnya hancur dan tak memiliki arah. Kesehariannya dipenuhi dengan kesedihan dan keraguan, mengingat kembali kejatuhannya dari puncak keberhasilan hingga menjadi seseorang yang tidak diperhitungkan.
Suatu hari, untuk melarikan diri dari kenyataan pahitnya, Ferdy memutuskan untuk pergi ke gunung, mencari ketenangan dan mungkin sebuah jawaban. Dalam perjalanan menuju puncak, ia terperosok ke sebuah gua misterius yang tersembunyi dari pandangan umum. Di dalam kegelapan gua itu, Ferdy menemukan sebuah gelang antik yang mengeluarkan cahaya lembut. Tanpa disadari, gelang itu adalah kunci dari sebuah sistem kekayaan dan kekuatan yang tak terbayangkan sebelumnya.
bagaimana cerita ferdy bangkit dari keterpurukan menuju ke kekuasaan tetapi masih memiliki kebaikan dan membantu sesama yang kesusahan dan menderita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F3rdy 25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
awal dari perubahan
Pagi yang tenang menyelimuti rumah kecil Ferdy. Cahaya matahari pagi menyusup melalui celah-celah jendela, menyoroti interior rumah yang sederhana namun rapi. Setelah pertarungan sengit dengan preman-preman semalam, tubuh Ferdy terasa pegal. Namun, pikirannya tak bisa berhenti memikirkan pesan terakhir dari **Sisum**. Bonus berupa **rumah elit di Perumahan Bukit Indah, Nomor Satu** adalah sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Ferdy duduk di meja makan, menatap piring sarapan yang belum disentuhnya. Syahida, putri kecilnya, kini sudah tinggal bersama mantan istrinya, Yuni. Meski berat baginya, Ferdy tahu keputusan itu yang terbaik untuk sekarang. Rumahnya terlalu sepi untuk seorang anak kecil. Lagipula, pekerjaan sebagai ojek online menuntutnya untuk selalu berada di luar rumah, dan itu berarti Syahida akan sering sendirian jika tinggal dengannya.
Sementara Ferdy termenung, notifikasi dari Sisum muncul di sudut pandangannya. Huruf-huruf digital melayang di udara seolah-olah bagian dari realitasnya.
**Sisum: "Misi Harian telah tersedia. Selesaikan misi ini untuk mendapatkan reward tambahan."**
Ferdy tersenyum tipis. Sejak Sisum hadir dalam hidupnya, segala hal terasa seperti permainan yang penuh tantangan dan reward. Ia membuka menu misi harian dan melihat berbagai tantangan yang harus ia selesaikan hari ini. Ada misi fisik seperti berlari sejauh 5 km, latihan sit-up dan push-up selama dua jam, dan misi bertarung melawan target-target tertentu.
**Ferdy (berbicara sendiri):** "Latihan fisik lagi. Sepertinya memang Sisum ingin aku lebih kuat setiap hari."
Ia melirik daftar misi lainnya. Ada beberapa misi random yang lebih menarik: mengantar penumpang dengan rating sempurna, menolong seseorang di jalan, hingga misi yang mengharuskannya memecahkan kode atau teka-teki yang rumit.
**Ferdy:** "Baiklah. Kita mulai hari ini dengan yang sederhana dulu."
Setelah menyantap sarapan dan membersihkan rumah, Ferdy bersiap berangkat bekerja sebagai ojek online. Ia mengunci pintu rumahnya dan melangkah keluar. Udara pagi yang segar mengisi paru-parunya, memberikan rasa semangat yang baru. Sejenak, ia berpikir tentang rumah elit di Bukit Indah yang kini menjadi miliknya. Namun, ia tahu, ada saatnya nanti untuk menikmati rumah baru itu. Sekarang, dia masih harus fokus menjalani hidup dan misi dari Sisum.
Ferdy meluncur dengan motor matic-nya, mulai menyisir jalan-jalan kota untuk mencari penumpang. Seperti biasa, jalanan dipenuhi kendaraan dan suara bising klakson. Tapi, ada sesuatu yang berbeda hari ini. Ferdy merasa lebih ringan, lebih kuat, dan lebih waspada. Ia merasa seperti bisa mengontrol segala gerakan tubuhnya dengan lebih baik, hasil dari semua kemampuan fisik dan mental yang diberikan oleh Sisum.
Ketika notifikasi order masuk, Ferdy menerima seorang penumpang yang harus diantar ke sebuah kantor di pusat kota. Perjalanan berlangsung normal hingga tiba-tiba Sisum memberikan notifikasi baru.
**Sisum: "Misi Random: Antar penumpang dengan waktu tercepat, dapatkan rating sempurna. Reward: 1 juta rupiah dan 500 poin pengalaman."**
Ferdy tersenyum sambil melihat arloji di dashboard motor. Waktu adalah tantangan di misi ini, dan Ferdy siap menerima tantangan tersebut. Dengan keterampilan mengemudi yang ditingkatkan oleh Sisum, ia mulai mengambil jalur tercepat, memotong kendaraan di jalan yang padat, tapi tetap aman. Setiap belokan, setiap gerakan terasa sempurna, seolah dia memiliki rencana di dalam kepalanya untuk setiap detik perjalanan.
Sesampainya di tujuan, penumpang tampak puas dan memberi rating sempurna.
**Penumpang (tersenyum):** "Wah, mas cepat banget, terima kasih ya! Rating lima bintang buat mas."
Ferdy tersenyum sambil menerima notifikasi dari Sisum.
**Sisum: "Misi Random berhasil diselesaikan. Hadiah: 1 juta rupiah dan 500 poin pengalaman telah ditambahkan."**
Sebuah pesan masuk di aplikasi bank miliknya, mengonfirmasi uang 1 juta rupiah sudah ditransfer. Ferdy tersenyum tipis, merasa hidupnya semakin nyata seperti sebuah permainan virtual. Setiap misi memiliki reward yang nyata, dan ia menyadari betapa beruntungnya dia memiliki **Sisum** di dalam hidupnya.
Saat dia terus melanjutkan pekerjaannya sebagai ojek online, Sisum kembali memunculkan notifikasi misi baru.
**Sisum: "Misi Random: Temukan target di lokasi ini. Selesaikan pertarungan dan dapatkan hadiah spesial."**
Ferdy melihat peta virtual yang tiba-tiba muncul di pandangannya. Lokasi target ternyata berada di sebuah gang sempit yang tidak terlalu jauh dari tempatnya sekarang. Merasa penasaran, Ferdy memutuskan untuk menuju ke lokasi tersebut. Ia memacu motornya menuju gang tersebut dan, sesampainya di sana, ia melihat sosok yang mencurigakan—dua pria yang tampak seperti preman sedang berdiri di ujung gang.
**Ferdy (dalam hati):** "Ini pasti targetnya."
Dengan tenang, Ferdy memarkir motornya dan berjalan mendekati kedua preman tersebut. Salah satu dari mereka, seorang pria besar dengan jaket kulit, menatap Ferdy dengan tatapan curiga.
**Preman 1 (dengan nada dingin):** "Apa yang kau lihat-lihat, bro? Mau masalah?"
**Ferdy (tersenyum tenang):** "Aku tidak mencari masalah. Tapi kalau kalian memang ingin masalah, aku bisa memberikannya."
Preman kedua, yang tampak lebih kurus tapi licik, mendekat dengan sikap menantang.
**Preman 2:** "Kelihatannya kau salah jalan, sobat. Ini wilayah kami."
Ferdy tidak menjawab. Ia tahu pertarungan akan segera dimulai. Dengan ketenangan yang luar biasa, Ferdy mempersiapkan diri, mengaktifkan skill bela diri yang baru saja ia pelajari dari Sisum. Tubuhnya terasa ringan dan cepat. Saat preman pertama mulai menyerang, Ferdy menghindar dengan mudah, lalu melancarkan pukulan cepat ke arah perut preman itu, membuatnya terhuyung mundur.
**Preman 1 (mengerang):** "Kau cari mati!"
Preman kedua mencoba menyerang Ferdy dari belakang, tapi Ferdy dengan cepat menangkap gerakannya di sudut mata. Ia berputar dan menendang kaki preman itu, menjatuhkannya ke tanah dengan keras. Pertarungan berlangsung cepat dan intens. Ferdy bergerak seperti seorang ahli bela diri yang sudah berlatih bertahun-tahun, padahal semua kemampuan itu baru ia peroleh secara instan berkat Sisum.
Tak butuh waktu lama bagi Ferdy untuk mengalahkan kedua preman tersebut. Setelah memastikan mereka tidak akan bangun dalam waktu dekat, notifikasi dari Sisum kembali muncul.
**Sisum: "Misi Random berhasil diselesaikan. Hadiah spesial: 1 mobil SUV dan 1.000 poin pengalaman."**
Ferdy tersenyum puas. Sebuah mobil SUV adalah hadiah yang tak disangka-sangka. Dalam hitungan detik, ia menerima pesan dari sebuah perusahaan otomotif yang mengonfirmasi bahwa mobilnya akan diantar ke alamatnya di hari yang sama.
Ferdy berdiri di tengah gang, menghela napas panjang. Hidupnya telah berubah total dalam waktu singkat. Dari seorang ayah biasa yang bekerja sebagai ojek online, kini ia menjadi seseorang yang memiliki kekuatan, keterampilan, dan harta berkat Sisum.
Namun, ia juga tahu bahwa semua ini bukan akhir, melainkan awal dari sesuatu yang jauh lebih besar. Tantangan yang lebih besar akan datang, dan Ferdy harus siap menghadapinya—bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk Syahida, putri kecilnya yang ia cintai.
Dengan pikiran yang dipenuhi oleh rencana masa depan, Ferdy melangkah keluar dari gang, merasa lebih kuat dan lebih siap untuk menghadapi apapun yang datang.
