Cecil dan Kevin sepasang kekasih. Hubungan mereka terkendala restu dari mamanya Cecil. Namun, karena rasa cintanya yang begitu besar, Cecil pun berani menantang orang tuanya.
Padahal, tanpa Cecil sadari, dia hanya dimanfaatkan Kevin. Gadis itu sampai rela menjual barang-barang berharga miliknya dan bahkan meminjam uang demi menuruti permintaan sang kekasih.
Apakah hubungan yang toxic ini akan bertahan? Sadarkah Cecil jika dia hanya dimanfaatkan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Lima Belas
Cecil menghubungi Athalla. Mereka janjian ingin bertemu. Gadis itu meminta sang pria menjemput ke rumah. Dia yakin mamanya pasti akan mengizinkan jika dia pergi dengannya.
Tepat jam tujuh malam, Athalla datang menjemput. Saat mengetahui putrinya akan pergi jalan dengan pria itu, mama Nicky tersenyum. Berharap Cecil benar-benar berubah.
"Selamat malam, Tante. Cecil nya ada?" tanya Athalla saat telah masuk ke ruang keluarga.
"Duduklah, Atha. Tante panggilkan Cecil dulu. Tante pikir dia mau pergi dengan siapa tadi, taunya kamu," jawab Mama Nicky.
Mama Nicky tak berhenti mengucapkan syukur karena putrinya kali ini dekat dengan seorang pria yang dikenalnya. Mengetahui siapa keluarga dan asal usulnya, tidak seperti Kevin.
Bukannya Mama Nicky memandang harta, tapi Kevin selain tak tahu keturunan siapa, dia juga mendapat laporan jika Cecil lah yang membiayai seluruh kebutuhannya. Wanita itu tak mau putrinya hanya dijadikan sebagai ATM berjalan bagi pria itu.
Apa lagi sejak mengenal dan dekat dengan Kevin, putrinya jadi pembangkang. Susah di atur dan tak pernah mau mendengar apa omongannya.
"Aku dan Cecil janji makan malam keluar, apa Tante mengizinkan?" tanya Athalla.
"Tentu aja, Atha. Kapan dan kemana pun kamu bawa Cecil, pasti Tante izinkan," jawab Mama Nicky dengan senyuman.
"Tante bisa aja. Nanti aku bawa jauh, gimana?" tanya Athalla sambil tersenyum.
"Tante percaya denganmu. Tak mungkin kamu mencelakai Cecil," jawab Mama Nicky.
"Terima kasih atas kepercayaan Tante padaku. Tapi aku sebenarnya tak sebaik yang Tante pikirkan," balas Athalla.
"Tapi insting seorang mama biasanya tak pernah salah. Saat pertama bertemu saja, Tante telah yakin jika kamu pria baik. Tante senang jika Cecil mau jalan denganmu," ucap Mama Nicky.
"Sekali lagi terima kasih karena Tante percaya padaku," balas Athalla.
"Oh, ya. Hampir lupa. Tante panggilkan Cecil dulu!" seru Mama Nicky.
Mama Nicky lalu berdiri, baru mau melangkahkan kaki, dia urungkan niatnya karena Cecil yang telah muncul dari kamarnya. Gadis itu tersenyum dengan Athalla.
Mama Nicky sebenarnya masih penasaran, sejak kapan keduanya menjadi akrab. Padahal saat pertama dia kenalkan, keduanya tampak tak acuh.
Cecil berjalan mendekati Athalla dan duduk di samping pria itu. Mama Nicky juga kembali duduk. Dia lalu memanggil bibi untuk membuatkan minuman dan membawakan makanan.
"Aduh, Tante. Kenapa minta bibi buatkan minum. Aku gak lama. Hanya menjemput Cecil. Aku ingin ditemani makan malam aja, Tante," ucap Athalla pelan.
Sebenarnya Athalla begitu gugup. Itu terlihat dari gestur tubuhnya. Dia tak bisa diam.
"Hanya minum saja. Kenapa harus terburu-buru perginya!" ujar Mama Nicky.
Sesaat kemudian, bibi datang membawa tiga gelas jus dan sepiring makanan. Mama Nicky meminta Athalla untuk mencicipinya. Pria itu lalu meminum jus yang di buat bibi dan mengambil sepotong kue. Dari sikapnya, jelas terlihat jika anak itu sangat menghargai apa pun yang di suguhkan.
Setelah jus habis, barulah Athalla berdiri. Dia ingin mengajak Cecil untuk segera meninggalkan rumah.
"Tante, maaf. Aku dan Cecil harus pamit. Takut kemalaman," ucap Athalla.
Dia lalu mencium tangan wanita itu dan setelahnya melangkah meninggalkan rumah diikuti Cecil dibelakangnya. Mereka akan makan malam di salah satu kafe di kota itu.
Mama Nicky melihat kepergian keduanya hingga hilang dari pandangan.
"Semoga Cecil memang benar-benar berubah dan melupakan pria itu," ucap Mama Nicky dengan lirih.
**
Malam itu, suasana di kafe sangat ramai. Lampu-lampu berkilauan menghiasi langit-langit, menciptakan nuansa romantis yang harmonis dengan alunan musik lembut yang mengalun di latar belakang. Athalla mengambil tempat duduk di salah satu meja dengan pemandangan langsung ke kolam kecil yang diisi air yang berkilau di cahaya lampu. Ia menggigit jari, sedikit gelisah menunggu Cecil. Tadi gadis itu pamit ke toilet sebelum masuk ke kafe.
"Kenapa Cecil lama banget?" ujar Athalla dalam hati, sambil mengalihkan pandangannya ke sekitar.
Tak lama kemudian, sosok Cecil muncul. Dengan gaun hitam sederhana yang menawan dan rambut yang tergerai rapi, ia langsung menyita perhatian para pengunjung lain. Athalla tersenyum lebar saat Cecil menghampirinya.
"Maaf sedikit lama," kata Cecil sambil duduk di depannya.
"Nggak apa-apa. Aku tadi sedikit kuatir, takut terjadi sesuatu denganmu. Aku sudah order minuman, mau apa?" tanya Athalla, berusaha mencairkan suasana.
"Sama-sama. Pesan air putih saja, ya. Kali ini kita harus menjaga kesehatan!" Cecil tersenyum, tetapi Athalla bisa menangkap ada sesuatu yang berbeda di wajahnya.
Setelah menunggu sejenak, pelayan datang membawa dua gelas air putih yang dingin. Cecil mengangkat gelasnya. "Cheers!" katanya lalu meminum air itu dengan pelan.
Athalla memperhatikan ekspresi Cecil yang cenderung murung. "Cecil, kamu baik-baik saja? Sepertinya ada yang mengganggu pikiranmu," tanyanya, meskipun suara hatinya memperingatkan untuk tidak menggali lebih dalam.
Cecil menghela napas, memandang ke bawah sejenak sebelum menatap Athalla lagi. "Sebenarnya ... ada yang ingin aku bicarakan," ujarnya, ragu.
Sebelum masuk ke kafe, ternyata Cecil menerima pesan dari Kevin. Dia kembali mengancam akan menyebarkan video itu. Jika kemarin dia baru menyebarkan pada sahabat Cecil, kali ini dia mengancam akan menyebarkan di media sosial agar lebih banyak orang melihat.
Kemarin Cecil bisa memohon pada sahabatnya untuk tidak menyebarkan ulang, tapi jika telah masuk media sosial, mana bisa dia menyembunyikan lagi.
"Tenang saja, apapun itu, aku di sini untuk mendengarkan." Athalla berusaha menenangkan, meskipun rasa tidak sabar mulai menggerogoti hatinya.
"Aku memiliki mantan kekasih. Kemarin kami baru putus. Namun, sepertinya dia tak bisa menerima keputusanku untuk mengakhiri hubungan kami," Cecil memulai, suaranya bergetar sedikit.
"Terus apa yang dia lakukan?” Athalla bertanya, mulai merasa ada hal buruk di antara mereka.
"Dia ... dia mengancam ku, Atha" kata Cecil, suara lembutnya hampir tak terdengar.
"Apa maksudmu mengancam? Kenapa?" Athalla sangat terkejut dan mulai serius mendengarkan ucapan Cecil.
Cecil menarik napas dalam. Berpikir keras, apakah dia harus jujur dengan pria itu. Dia sebenarnya malu mengatakannya, tapi semua juga tak bisa dia pendam sendiri.
Dengan pelan akhirnya Cecil mulai mengatakan apa yang dilakukan Kevin hingga dia memilih keputusan untuk berpisah. Namun, mantan kekasihnya tak terima hingga mengancam dengan menyebarkan video mereka. Dan itu bukan omong kosong karena telah mengirimnya pada sang sahabat.
Athalla tampak menarik napas mendengar cerita gadis itu. Tak menyangka jika Cecil bisa terlibat dengan pria seperti mantan kekasihnya tersebut.
"Aku ada ide. Sebaiknya kamu janjian bertemu dengannya agar pria itu tak menyebarkan ke media sosial. Nanti aku akan muncul setelah kalian berdua bicara sebentar dan setelah itu baru aku bicara berdua saja, sesama pria. Jika dari awal dia tau kamu datang berdua denganku, takutnya pria itu tak mau menemui mu," saran dari Athalla.
"Baiklah, Atha. Aku nanti akan janjian bertemu. Sebelumnya aku ucapkan terima kasih karena mau membantuku. Aku malu, kenapa begitu bodohnya, bisa jatuh cinta dengan pria pecundang seperti dia," ucap Cecil dengan suara pelan.
tp gmn kl emg dh sifat dy begitu..
ya tergantung qt aja sbgai istri yg menyikapinya...
ya qt jg hrs ekstra lbh sabar mnghdapinya...