Hamil tanpa seorang suami karena diperk0sa, itu AKU!
Tidak tahu siapa Ayah dari anakku, itu AKU!
Seorang anak kecil selalu dipanggil ANAK HARAM itu PUTRAKU!
Apa aku akan diam saja saat anakku dihina?! Oh tidak! Jangan panggil aku seorang IBU jika membiarkan anakku dihina!
Jangan panggil Putraku ANAK HARAM!
Lantas, akankah suatu hari wanita itu bisa bertemu dengan Ayah kandung dari putranya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Merenggut Seseorang Yang Berharga.
Alsya melepaskan genggaman tangan Arya darinya, ia menarik nafas berat lalu menghembuskan perlahan.
“Maaf, Tuan. Saya masih belum siap! Saya hanya ingin bekerja dengan baik disini untuk masa depan Ammar. Saya tidak ingin merepotkan siapapun, Tuan. Apalagi hati saya masih belum bisa terbuka untuk Tuan, saya masih takut...“ Alsya mengig1t bibirnya, ia merasa tak enak hati menolak kembali lamaran dari Arya.
Mata Arya meredup, wajahnya tampak kecewa. Ia tahu dirinya tidak bisa memaksa Alsya untuk menerima karena Alsya mempunyai hak untuk menolaknya. Hanya saja kali ini kekecewaan nya terlalu besar, hatinya sakit dengan penolakan Alsya karena ia takut Alsya diambil oleh Pria lain.
“Tuan__"
"Tidak apa-apa, kamu berhak menolak ku. Saya pergi!“
Arya keluar dari kamar Alsya dengan perasaan campur aduk, apa ia harus menyerah mengejar Alsya?
Di balik pintu, Keindra yang mengikuti Arya sedang bersembunyi. Karena pintu kamar Alsya tidak ditutup rapat saat Arya masuk, pembicaraan Alsya dan Arya dapat terdengar olehnya.
Entah kenapa ada perasaan senang sekaligus lega saat adik lelaki nya ditolak oleh Alsya, Keindra berharap ada kesempatan baginya untuk mendekati putra kandungnya dan juga bisa dekat dengan Alsya demi memohon maaf serta mencoba memperbaiki keadaan.
Saat ini Keindra masih belum berani menemui Alsya dan mengakui perbuatannya, ia masih akan menunggu.
.
.
Beberapa hari setelah kejadian itu, Arya seperti berubah. Pria itu lebih fokus bekerja di perusahaan sampai sengaja menyibukkan diri dan pulang ke Mansion saat larut malam. Ia tidak ingin bertemu Alsya sebab masih ada rasa kecewa dalam hatinya, ia takut malah bertindak kasar pada wanita itu karena selalu ditolak.
“Lo pulang malem terus." Meskipun Keindra sibuk, dia masih bisa pulang sore dan bersantai. Bahkan kini ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan Ammar, ingin semakin mendekatkan diri dengan sang putra kandung agar saat fakta terungkap, Ammar sudah menyayangi dirinya.
Sebenarnya sesekali Ammar mencari keberadaan Arya, namun Arya memang selalu pulang malam disaat Ammar sudah waktunya tidur.
“Bukan urusan Lo! Brian bilang, lo sedang mengurus perceraian? Congrats, Lo akhirnya bisa terlepas dari wanita lucnutt itu! Tapi... ada yang memberitahu gue, lo sekarang begitu dekat dengan Ammar dan Alsya. Apa lo punya rasa pada Alsya?“ Arya to the point.
Keindra terdiam cukup lama, ia menghela nafas panjang. “Kalau gue bilang Ammar anak kandung gue, lo percaya?“
Mata Arya terbelalak, dia mengatupkan bibir tak menyangka akan mendengar hal diluar nalarnya.
“Kheee... he... nggak mungkin! Sejak dulu, Lo cinta mati sama si Gina! Kalau lo ngomong gini, seakan lo bilang kalau lo lah yang sudah memperk0sa Alsya 8 tahun lalu! Impossible...!“ Arya menggeleng tak percaya, baginya Keindra tak akan sebajingan itu.
“Gue baru aja mendapatkan tes DNA dari Brian, hasilnya 99,9% gue sama Ammar adalah Ayah dan anak. Sebenarnya selama beberapa hari ini... gue sedang mencari keberadaan perempuan yang udah gue nodai. Lalu Gina menceritakan tentang kejadian 8 tahun lalu yang terjadi sama gue. Ar, gue dijebak saat men0dai Alsya! Gue__“
Bugh
Bugh
Tanpa aba-aba, Arya menerjang wajah Keindra melayangkan bogeman mentah. Keindra terkapar ke lantai, tanpa menunggu Keindra membalas Arya kembali menyerang kali ini ia menendang tubuh kakaknya.
“Bajingaannn!!! Brengsek! Lo nggak tahu bagaimana kehidupan Alsya dan Ammar selama ini! Mereka hidup dari satu tempat ke tempat lain dengan titel anak haram dan panggilan wanita p3lacur! Orang-orang memangil Alsya wanita malam karena punya anak tanpa menikah! Semua gara-gara elo!!!“
Keindra berusaha melepaskan diri dari pukulan demi pukulan dari adiknya.
“CUKUP kalian berdua!!! Apa yang kalian lakukan!“
Tuan besar mendengar keributan, Brian terlambat menutupi kejadian kali ini padahal selama ini Brian bisa menyaring tentang situasi yang terjadi dan hanya melaporkan jika dirasa aman untuk dilaporkan. Bahkan masalah Keindra dan tes DNA saja, Brian hanya membicarakan nya dengan Keindra tanpa Tuan besar Adiguna tahu.
Arya menahan kepalan tangan, dia melepaskan kerah Keindra lalu menegakkan tubuhnya.
“Kami berdua hanya terlalu lama tidak bermain tangan, iya kan Kei?“ Arya menaikkan sebelah alisnya, ia ingin Keindra bekerjasama berbohong demi menutupi perihal Alsya.
“Kau pikir Ayahmu ini sudah pikun, Arya! Papa bisa memeriksa dari rekaman Cctv di ruangan ini sekarang juga! Jadi... jelaskan dengan jujur kenapa kalian berkelahi?!“
Keindra bangkit dari lantai, ia mengusap sudut bibir yang berdarah. Bahkan tulang pipi dan rahang nya begitu sakit, bogeman adiknya sangat keras.
“Kami berdua nggak berkelahi, Papa.“ Jawab Keindra menatap tajam pada adiknya, “Tapi... Arya lah yang sengaja memukuli ku!“
“KAU!!!" Arya menggeram kesal.
“Brian, kau paksa mereka mengatakan masalah sebenarnya atau harus aku yang turun tangan?!“ ucap Tuan besar dengan nada ancaman.
“Tuan besar, terlalu banyak telinga disini. Sebaiknya kita selesaikan di ruangan Tuan besar saja.“ Brian selalu paling bijak diantara para penghuni di Mansion, pikirannya selalu rasional. Meski ia mengabdi pada Tuan besar Adiguna, namun selama ini Ia juga sudah sering menutupi kelakuan Keindra dan Arya.
Tuan besar Adiguna sekilas menatap dingin kepada kedua anaknya kemudian berbalik badan.
Brian menatap kedua putra dari Tuan besar Adiguna, ia mengeleng-gelengkan kepala dengan kecewa. “Padahal aku sudah berusaha keras menyembunyikan semuanya, menutupi hal yang mungkin akan merugikan salah satu dari kalian berdua. Hanya ada satu wanita untuk kalian miliki tanpa bisa berbagi! Meskipun nantinya Ayah kalian merestui... hanya satu pemenangnya diantara kalian berdua. Sedangkan satu lagi, loser...!! Kalian berdua bodoh, tidak menggunakan otak dan hanya mengedepankan ego masing-masing! Jika Alsya jadi korban, ingat... semuanya salah kalian!“
Brian benar-benar tidak mengerti dengan polah si para Tuan muda, padahal jika rahasia terbongkar pasti akan ada hati yang tersakiti.
Di ruangan pribadi Tuan besar, empat orang pria sedang duduk dengan pikiran mereka masing-masing. Mereka terdiam setelah Brian menjelaskan duduk perkaranya pada Tuan besar Adiguna, ditambah penjelasan dari Keindra jika ia dijebak dan akhirnya memperk0sa Alsya.
Arya sejak tadi hanya menjadi pendengar, terbesit dalam hatinya rasa takut kehilangan. Apalagi selama beberapa hari ini, Ammar begitu akrab dengan Keindra selaku ayah kandung anak itu.
“Jadi, kamu sudah menghukum manusia-manusia keji yang mengaku teman mu itu?“ tanya Tuan besar.
“Sudah aku hukum, Pah. Mereka semua sebuah menderita dan berada di rumah sakit. Mereka dibawah ancaman Kei... agar tetap menerima hukuman dariku tanpa perlawanan!“
Tuan besar Adiguna mengelus dagunya, tampak sedang berpikir.
“Kau juga sudah menceraikan istrimu?“
“Ya, Papa. Brian membantuku dengan proses di pengadilan, surat panggilan persidangan sebentar lagi akan diterima Gina.“
“Berapa waktu yang dibutuhkan untuk bercerai, Brian?“
“Jika proses lancar, sekitar 1 bulan sudah selesai Tuan besar.“
“Setelah perceraian mu dan Gina selesai, kau menikah lah dengan Alsya! Segera masukkan nama cucuku Ammar pada kartu keluarga kita, dia akan menjadi penerus mu nantinya. Kau juga harus bertanggung jawab atas perbuatan mu pada perempuan malang itu! Kasihan sekali dia... sampai-sampai dia diusir dari rumahnya dan hidup sengsara selama ini bersama cucuku!“
Brakkk
Arya menggebrak meja, matanya berapi-api menatap marah pada Ayahnya persis seperti beberapa bulan lalu saat ia mengetahui tentang pembunuhan pada Ibunya dan akhirnya ia menjadi manusia urakan dan selalu membuat masalah hingga diusir dari Mansion oleh Tuan besar Adiguna.
“Jangan sok suci, Tuan besar! Anda juga menelantarkanku dan Ibuku dulu! Anda lebih mementingkan istri sah mu daripada keselamatan dan kesejahteraan kami hingga aku dan ibuku harus selalu berpindah-pindah tempat agar selalu aman! Dulu, aku memang tidak mengerti... alasan Ibu selalu ketakutan di setiap waktu! Sejak aku tau kenyatannya, ternyata kau lah alasan utama aku kehilangan Ibuku, aku membencimu....! Kau... telah merenggut ibuku dariku, Tuan besar! Sekarang... kau ingin merenggut kembali seseorang yang berharga dariku dan menyerahkan nya pada Keindra, anak sah mu?! Sekali lagi kau telah membuktikan... jika kau hanya mengakui istri serta anak sah mu dan tidak pernah menginginkan aku atau ibuku!“
Arya keluar dari ruangan dengan amarah meracuni jiwa, ia merasa telah sia-sia kembali menjalani hidup yang baik. Seharusnya dia menjadi manusia buruk saja, daripada menjadi orang baik tapi ia merasa telah dikhianati banyak orang termasuk Alsya karena wanita itu selalu menolak nya.
Kau salah, Nak! Papa sangat mencintai Ibumu, tapi cinta kami terhalang restu... sampai Papa harus menikahi Ibu kandung Keindra! Ucap Tuan besar dalam hatinya.
___
Ayo loh, Arya pundung😫🙈
Thanks for like & komen ❤️
Typo abaikan, nanti diperbaiki 😘
sebentar LG kekacauan di mulai 😡
pengen ngelus rahangnya akohhhhhh😩😩