" Aldara kamu dipindahkan Kerumah Sakit Jiwa Cabang dengan merawat Tuan Gracio Adyson"..
Sontak membuat Aldara terkejut saat Kepala Rumah Sakit mengatakan perpindahan Lokasi kerja..
Siapa yang tak mengenal Gracio Adyson? Pria yang bertahun-tahun sakit dengan gangguan mentalnya, yang tak suka melihat orang tiba didepannya..
Hal itu membuat Aldara menjadi sedikit menciut karena dia tau dengan rumor yang ada..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Namun tiba-tiba Aldara teringat dengan Vana, dia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang...
Drrrtt... Drrrttt.. Ddrttt..
Hp seorang Pria itu bergetar, saat dia menatap ke arah ponslenya dia sangat tersenyum bahagia..
[ Hallo sayang, ada apa?]
[ Hallo paman]
Iya Aldara sedang menghubungi Pamannya, dia Adik dari Ibunya bernama Antoni Brave dia adalah seorang Mafia, saat Aldara diusir dari Kosnya dia pergi untuk menemui Pamannya dan tinggal bersama Pamannya..
Antoni sangat menyayangi Aldara seperti dia menyayangi Kakaknya yaitu Ibu Aldara.. Jika ada seseorang menyakiti Aldara maka dia yang akan turun tangan..
Antoni mendengar suara Aldara sangat berbeda seperti sedang menangis, hal itu membuat dia begitu panik..
[ Sayang ada apa dengan dirimu? Siapa yang menganggu mu?]
[ Paman, Vana]
Kata Aldara sambil menangis diponsel itu, Aldara menangis sejadi-jadinya bahwa dia sangat sakit apa yang telah dilakukan oleh Vana kepada Gracio..
[ Ada apa dengan Vana? Tolong ceritakan kepada Paman]
[ Dia memberikan obat perangsang kepada Gracio paman, dan sekarang Gracio tidak sadarkan diri gara-gara Vana]
Hal itu membuat Antoni menjadi sangat marah dan murka namun dia tetap dalam keadaan sabarnya, dia ingin tau apa yang akan dilakukan keponakannya itu..
[ Baiklah, apa yang Aldara ingin lakukan kepada Vana?]
[ Apa Paman bisa membawa Pengawal Paman ke Hotel XXX? Agar bisa melakukan pembalasan kepada Vana]
[ Tentu, paman akan kesana membawa Pengawal Paman, kamu kirim saja lokasinya paman akan berangkat]
[ Mengirimkan Lokasi]>>
Panggilan tersebut terputus, Kini Antoni siap-siap untuk berangkat dilokasi yang dikirimkan oleh Aldara..
" Kau Vana! Berani-beraninya membuat kesayanganku menangis tunggu saja kau akan dapat balasannya".. Gumam Antoni dalam hatinya
*****
Disisi Hotel, Aldara yang merasa sangat puas dengan pembalasan yang akan dia berikan kepada Vana..
Kini Aldara bangun dari duduknya dan keluar dari kamar mandi itu, diikuti oleh Delvaro namun untuk Angga dia masih bersama Gracio didalam Kamar Mandi itu..
" Kak tolong angkat jalang itu keranjang dan ikat dia".. Ucap Aldara dengan nada dinginnya
Sontak Vana sangat kaget dengan perkataan Aldara menyebut dia jalang dan akan mengikat dia?..
" Mengapa kau mengatakan ku jalang?".. Teriak Vana yang digendong oleh Delvaro
Brukkk!!!...
" Aaaahhh sakit".. Teriak Vana merasakan kesakitan saat Delvaro meleparnya dengan kasar
Aldara hanya menatap Vana dengan pandangan dinginnya, untuk pertama kalinya Aldara merasa sangat geram kepada Vana..
Namun tak lama kemudian suara ketukkan pintu terdengar..
Tok.. Tok.. Tok..
Dengan cepatnya Aldara membuka pintu tersebut, saat Aldara membuka pintunya betapa senangnya Aldara bahwa Pamannya sudah tiba disana..
Ketampanan Pamannya tidak kalah dengam Gracio ya umur mereka pun sama, namun mereka sama-sama belum mempunyai pasangan..
" Paman".. Panggil Aldara dan sambil memeluknya
Namun Antoni tidak membalas pelukkan Aldara dia terfokus dengan didahi Aldara..
" Aldara ini kenapa?".. Tanya Antoni
" Ah mampus, jika aku ngasih tau maka paman akan mengamuk!".. Gumam Aldara dalam hatinya
Tiba-tiba!!!..
" Biasa paman, ulah Nenek Sihir".. Sahut Delvaro dengan selesai mengingkatkan Vana
Sontak mata Antoni berubah menjadi sangat dingin dan menakutkan, Antoni mengepalkan tangannya dengan sangat erat. Aldara yang melihat itu sangat takut karena dia tau bahwa Pamannya pasti murka jika berhadapan dengan Nenek Sihir..
" Tunggu saja pembalasanku Wanita Sialan! Kau sudah membunuh Kakakku, sekarang keponakanku kau siksa seperti anjing!".. Gumam Antoni dalam hatinya
Namun tiba-tiba, Antoni merasakan pelukkannya dilakukan oleh Aldara membuat dia sedikit tenang..
" Paman, jangan marah dulu jika paman marah Aldara tidak akan bisa membalas Vana".. Ucap Aldara dengan mencebirkan bibirnya