seorang gadis cantik bernama Jenna putri Maxim. ia handal dalam segala bidang baik dalam bidang hacker, beladiri, dan menembak serta pintar dalam akedemik apapun, namun semenjak snang ibu menghilang karena sebuah tragedi yang di lakukan oleh adik dari ayahnya membuat Sang gadis nekad membentuk sebuah kelompok mafia untuk mencari keberadaan Sang ibu.
apakah ia mampu bertemu kembali dengan Sang ibu kembali? apakah ia mampu ceria kembali setelah kembali Sang ibu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali pulang
" Iya mom, udah mom nggak usah dipikirin sekolah Jenna dulu, yang penting Mommy harus aku bawa pulang." Jawab Jenna penuh antusias.
" Baiklah nak.." Ucap Diana merasa bahagia bisa lagi melihat sang putrinya.
sebelum Kembali Pulang Jena menghubungi kakaknya lily dan Daddy nya untuk kembali pulang ke rumah. Meskipun harus berdebat dulu dengan sang Daddy. Karena Jenna belum sepenuhnya memberi tahu alasan sebenarnya pada mereka berdua.
***
Di Mansion Maximiliam, tepat nya di ruang Tamu Jenna sedang menunggu kedatangan sang kakak beserta sang Daddy untuk kembali pulang. Sedangkan Diana sedang membersihkan dirinya sebelum bertemu dengan anak pertama nya beserta sang suami.
Tak lama setelah itu terdengar lah suara deru Mobil memasuki perkarangan Mansion dengan langkah kaki tergesa-gesa Maxim. Datang menghampiri putri bungsunya itu
" Ada apa sih Jenna, Daddy ini sibuk! Seperti nggak ada waktu saja paksa Daddy untuk pulang. Asal kamu tahu ya, Klien Daddy itu sudah menunggu Daddy." Protes Maxim pada sang putri yang masih santai duduk Di ruang tamu itu sambil bermain ponsel.
Melihat dan mendengarkan protes sang Daddy terhadap permintaan nya untuk segera pulang namun dengan terpaksa akhirnya menuruti kemauannya kali ini. Ia hanya memutar bola matanya dengan malas tetap tak menjawab dan santai bermain ponsel di atas sofa itu.
" Jenn dengar tidak Daddy bicara sama kamu? " Ujar Maxim dengan sikap putri bungsu nya itu.
Merasa kesal dengan sang anak yang tak menghiraukan nya dan masih tetap main ponsel, ia merasa kesal ia melangkah untuk segera kembali ke kantor, karena permintaan sang putri kali ini lebih penting menemui klien dari pada permintaan sang putri yang tidak jelas sama sekali.
Baru beberapa langkah hendak menuju pintu depan Mansion, ia mendengar suara yang selama ini sangat ia rindukan sehingga ia melupakan niat nya untuk segera kembali ke kantor untuk menemui klien. Dengan cepat ia menoleh ke arah sumber suara.
" Oo.. Begini ya Mas! Memperlakukan putri ku selama aku nggak ada! " Sindir Diana pada suaminya itu.
Deg
Mendengar suara yang selama ini ia rindukan dan berharap bisa bertemu kembali. Ia merasa sedang bermimpi jika dapat bertemu dengan sang istri.
Secara perlahan - lahan ia melangkahkan kaki untuk mendekati sang istri dengan mata yang sudah berkaca - kaca.
" Di-diana.. " Ucapnya sedikit terbata - bata.
" Iya Mas.. " Sahut Diana juga ikut melangkah mendekati suaminya.
Grep
Kedua pasangan yang telah lama terpisah itu akhirnya saling melepas rindu dalam pelukan hangatnya.
" Mas nggak mimpi kan sayang? " Tanya Maxim masih menikmati wangi tubuh sang istri yang selama ini ia rindukan.
" Nggak Mas.. Ini Diana Mas, istri Mas Maxim, hiks.. Hiks.. " Jawab Diana yang tak ingin melepaskan pelukan suaminya itu.
Lili yang baru saja masuk ke dalam Mansion Berdasarkan permintaan sang adik untuk Segera kembali pulang. Baru saja ia melangkah masuk ia tak sengaja melihat sang Daddy sedang berpelukan dengan kebetulan seorang wanita. Yang kebetulan wanita itu posisinya sedang membelakangi nya maka dari itu Lili tidak bisa melihat siapa yang sedang berpelukan dengan Daddy nya itu. Tetapi bukan itu yang membuat nya syok tapi dengan sikap sang adik dengan santainya menyaksikan sang Daddy sedang berpelukan dengan wanita lain.
" Cih.. Jadi karena ini Lo minta gue untuk segera pulang Jen? " Tanya Lili sedikit sinis pada sang adik. apalagi ia yang sedang melihat sang Daddy bepelukan dengan wanita lain.
" Sungguh menjengkelkan ya Lo" Hardik Lili pada Jenna, ia sangat kesal dengan apa yang sudah ia lihat itu, kakinya ingin melangkah untuk masuk kedalam tanpa ada niat untuk melihat dan mencari tahu siapa wanita yang sedang asik berpelukan dengan Daddy nya itu. namun suara yang sudah lama tidak ia dengar kembali mengusik telinganya sehingga langkah kakinya terhenti dan menoleh ke arah sumber suara itu.
" Jadi.. Anak Mommy ini nggak mau gitu lihat Mommy nya sendiri? " Sindir Diana seraya bersedekap kedua tangan nya di dada.
Awal nya Lili sedikit tidak percaya jika di depannya ini adalah Mommynya, ia mencoba untuk menepis harapan itu, ia takut jika ia sedang dalam bermimpi indah sedang bertemu dengan Ibu yang sudah lama pergi untuk meninggalkannya.
" Nggak.. Nggak.. Gue pasti sedang berhalusinasi ini, Mommy sudah meninggalkan gue. " Gumamnya seraya menepuk - nepuk wajahnya agar ia cepat sadar.
Diana meneteskan air matanya ketika melihat tingkah sang putri sulung sedang tidak percaya dengan kehadirannya saat ini. Secara perlahan ia melangkah untuk mendekati sang putri yang sedang terpaku melihatnya ada di depan mata putri nya itu.
" Lili.. Ini Mommy Lili. Lili nggak berhalusinasi kok sayang. Ini benar - benar Mommy nak.. Ayo sayang peluk Mommy.. Mommy rindu sama Lili. " Jelas Diana pada putri sulung nya itu.
" Mommy... Hiks.. Hiks.. " Ucap Lili berhamburan ke pelukan Diana.
Maximm sungguh tidak percaya ternyata istrinya masih hidup. Sejenak ia baru sadar kemana istrinya menghilang selama ini, dan mayat siapa yang sudah ia makam kan itu.
" Kasihan Mommy, kelamaan peluk nya, ajakin Mommy makan dulu bisa nggak! " Ketus Jenna pada Lili, ia sebenarnya cemburu dengan sang kakak yang bisa memeluk sang Mommy terlalu lama.
Mendengar ucapan sang adik terdengar ketus, ia paham jika adiknya itu sedang cemburu dengannya jika ia masih berlama - lama bisa memeluk sang Mommy. Tetapi ucapan sang adik nya itu meskipun terdengar ketus tetapi ada benarnya juga.
" Mom... Nanti ya kita cerita. Kita makan dulu yuk. Aku yakin Mommy sedang sangat lapar. " Ucap Lili pada Diana dan langsung di angguki oleh Diana
" Sayang.. Kamu melupakan aku? " Ujar Maxim dengan sangat manja dan sedikit cemburu karena kedua putri nya saja di perhatikan oleh istrinya itu, sedang kan dirinya tidak.
" Owalah Mas.. Masa sama putri mu sendiri kamu cemburu sih. " Ejek Diana pada Maxim.
" Iya donk.. Aku juga nggak mau kalah dengan mereka berdua. " bantah Maxim ikut mengikuti langkah kaki istrinya menuju ruang makan.
" Ayo Mom.. Biarin Daddy sendiri. " Ajak Lili juga tak mau mengalah dengan Daddy nya itu.
Jenna melihat keluarganya kembali utuh seperti semula, hatinya yang dingin menjadi menghangat kembali. Karena itu lah alasannya Jenna berubah jadi gadis dingin. Baginya sang adalah sumber kekuatan dan kebahagiaan nya.
Sampai nya di Meja makan, pemandangan keluarga harmonis kembali utuh itu, disaksikan oleh para maid yang masih setia dengan majikan nya itu.
" Nyonya... Silakan duduk, selamat datang kembali ya nyonya. " Sapa Salah satu maid yang menyambut denga hormat Diana.
" Iya terimakasih.. Kalian apa kabar? " Jawab Diana duduk di kursi yang digunakan sediakan oleh maid tadi.
" Kami baik Nyonya.. Kami sangat senang nyonya kembali. " Ucap salah satu maid yang sudah lama mengabdi di keluarga Maxim.
" Iya bik terimakasih." Sahut Diana pada Maidnya itu.
" Selamat makan Nyonya, Tuan, Nona - nona Muda. Kalau begitu kami pamit kembali untuk bekerja. " Ujar Para Maid menundukkan kepala nya setelah itu langsung berlalu dari hadapan majikannya.
Ga mnta duit,mlah msti bkin kk'ny mau tunangn....kira2 bkln mau ga y???