NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Kaiser

Istri Rahasia Kaiser

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Identitas Tersembunyi / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: tiatricky

Lelaki yang sangat ingin kuhindari justru menjadi suamiku?
•••

Kematian Devano dan pernikahan kedua sang Papa, membuat kehidupan Diandra Gautama Putri berubah. Penderitaannya bertambah ketika tiba-tiba menikah dengan laki-laki yang membencinya. Kaiser Blue Maverick.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiatricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 12

"Aduhhh, Bun!. "

"Kamu apain menantu Bunda hah? Dia sampe muntah-muntah karena kamu. " Selena melepas tangannya dari telinga Kaiser.

Laki-laki itu mengusap telinganya yang memerah. "Salah cewek itu sendiri yang lemah. Gitu doang padahal. "

Wanita itu menghela nafas berat. "Diandra itu punya trauma terhadap laju motor. Traumanya pasti kambuh lagi. Huh!."

"Cih! Bukan urusanku juga. " Kaiser dengan segera menaiki tangga menuju kearah kamarnya. Dia mendengus dingin.

Brak

Kaiser seketika melotot melihat Krisna tengah memainkan laptopnya. "Lo ngapain di kamar gue? Pergi sana! . "

Krisna menoleh kearah adiknya. "Gue butuh laptop Lo sekarang. "

Bruk

Kaiser mendudukkan dirinya di atas kasur. Melemparkan tasnya sembarangan. Kemudian mengernyitkan dahi. "Buat apaan sih? Kenapa nggak diem ngurung di kamar aja?."

Krisna menggelengkan kepalanya. Bibirnya melengkung menghasilkan senyuman. "Oh, ternyata ular ini yang ngambil motor gue. "

Kaiser yang penasaran sekali pun beranjak dari kasur. Dia menatap laptopnya dan tersentak kaget. "Rekaman cctv? Sejak kapan?. "

Krisna tersenyum simpul. "Sejak Lo baru beli laptop ini. Gue sebenarnya udah curiga dengan ular itu. Nggak disangka, beneran perasaan gue. Bajingan Lo ular!."

Bug

Kaiser dengan sengaja memukul kepala kakaknya. "Dulu Lo nangis sampe depresi berat kehilangan doi. Sekarang cengengesan nggak jelas. Huh!."

Krisna memutar bola matanya jengah. Dia menyimpan video itu. Menoleh pada adiknya. "Lo dijodohin sama cewek?."

Mengingat itu membuat Kaiser berubah dingin. "Gitu deh. Diancem lagi gue anjing!."

Krisna berdiri dan menepuk bahu adiknya. Dia menghela nafas panjang. "Lo jangan kaya gue yang cinta berlebihan sama orang. Bahaya. Cinta itu buta. "

•••

"Kamu suka yang mana sayang?." Selena menunjukkan beberapa cincin pernikahan yang ditunjukkan oleh penjual perhiasan.

Diandra menggelengkan kepalanya. "Maaf, Tan. Terserah Tante saja. Takutnya kemahalan. "

"Iya, yang murah itu harga diri Lo!." Kaiser mencibir dengan sinis.

Selena menatap tajam putranya. "Jaga ucapan mu!."

"Cih!." Kaiser berdecih dengan memutar bola matanya. 

"Jangan takut begitu sayang. Bunda sanggup sekali membayarnya. Ya kan mbak?." Selena tersenyum.

Penjual itu mengangguk kepala. "Iya, bener sekali. Bagaimana dengan model seperti ini?." Menunjukkan cincin berbentuk mawar.

Seketika itu, Diandra merasa sesak melihatnya. Keringat dingin membasahi wajahnya. Mawar. Mawar merah. 

Grap

"Tenanglah. Ada Bunda di samping mu. Kamu pasti ingat betul dengan Davina kan?." Selena menatap dengan hangat. Wanita itu lalu memeluk calon menantunya dengan lembut.

Tes

"Hiks, Tante... Aku kangen Mama. Ma Mama suka sekali dengan bunga mawar merah. Mama bilang merah itu melambaikan keberanian. Tapi aku.."

Kaiser yang melihat terkejut mendengar gadis berucap dengan terbata-bata. Shit! Gak bisa! Gue gak boleh kasihan sama cewek killer ini. Dia udah bunuh Devano. 

Selena melepaskan pelukannya dan mengusap airmata Diandra. "Setelah kamu menikah, Bunda janji akan membawa ke pemakaman Davina. Davina pasti bahagia melihatmu menikah meskipun kontrak. "

Diandra menundukkan kepalanya. "Kenapa Tante baik banget sama aku? Tante tahu Mamaku?. "

Selena hanya tersenyum dan mendongakkan wajah Diandra yang tampak berlinang airmata. "Tahu banget dong. Udah, jangan nangis lagi. Demi Davina di alam sana. "

Diandra mengangguk kepala dengan patuh.

"Maafkan saya, nona Diandra. Seharusnya saya ti—."

"Tidak apa-apa. " Diandra tersenyum meskipun rasanya menyedihkan. Aku harap dia baik sedikit sama aku. Tuhan, jika dia memang jodohku, dekatkan lah. Jika dia bukan, jauhkan lah. 

"Fiks! Model bunga mawar. " Selena tersenyum penuh kebahagiaan.

"Nona, berikan tangan nona. Saya ingin mengukurnya. " Penjual itu berujar.

Diandra pun menyerahkan salah satu tangannya. Dia lalu menoleh kearah Kaiser. Kamu pasti semakin membenciku ya. 

"Kaiser.. giliranmu. " Selena berujar dengan lembut. Namun anaknya tidak mendengar. "Sebentar ya, mbak. "

"Iya, nyonya. " Penjual itu mengangguk kepala dan tersenyum. Dia melirik pada Diandra. Apa yang nyonya Selena pikirkan? Bagaimana bisa tuan Kaiser dijodohkan dengan gadis kampungan ini? 

Diandra yang merasa dilihat menoleh. "Kenapa kak?."

Penjual menggelengkan kepala cepat. "Tidak apa, nona. "

Gadis itu mengangguk kepala.

•••

Alsan yang melihat Rena hendak melempar batu pada Diandra, lantas dia memeluk adiknya.

Bug

Wanita itu seketika melotot. Dia berjalan dengan cepat menuju kearah kakak beradik itu. "Kenapa kamu menghalangi saya hah?."

"Abang kenapa?." Diandra terheran-heran.

Laki-laki itu tidak menjawab pertanyaan dari adiknya. Dia melirik kearah Rena yang tidak jauh darinya. "Anda benar-benar gila ya! Saya lemparin Anda batu besar tahu rasa. Sekalian sampe tulang Anda patah. "

Wanita itu terkekeh geli. Dia melipat kedua tangannya di atas dada. "Kamu tidak akan pernah bisa melakukan itu pada saya maupun anak saya. Jika kamu melakukannya, saya jamin kamu akan diusir dari rumah ini. "

Laki-laki itu tidak menanggapi. Dia membawa sang adik menuju ke kamarnya.

Sedangkan Rena mengubah raut wajahnya. Laki-laki itu benar-benar menjengkelkan! Dia bahkan tidak takut dengan ancaman saya. Saya harus menaklukkannya dengan cara itu. Tapi bagaimana memulainya?

"Kenapa Ma? Mondar-mandir nggak jelas. " Kesya bertanya sambil mendudukkan dirinya di sofa nyaman.

Rena mendekat dan langsung duduk di samping putrinya. "Kamu sudah menaruh benda itu di kamar Alsan kan?."

Kesya mengangguk kepala dengan tangan membuka bungkusan camilan.

Wanita itu tersenyum senang. "Laki-laki itu harus menuruti kemauan kita apapun yang terjadi. "

Kriuk

Gadis itu menguyah camilan. Meneguknya kemudian terpikirkan akan sesuatu. "Kenapa nggak Diandra juga?. Bukankah dengan begitu kita bisa menguasai semua harta tahta ini?."

Rena menggelengkan kepalanya. "Tidak. Mama tidak mau melakukannya. Di sekolah saja dia dibully habis-habisan sama mereka. Tidak ada lagi teman yang mendampinginya. Dan Mama rasa, Mama harus melakukan sesuatu untuknya. "

•••

"Kenapa kamu justru datang ke sini sayang? Bagaimana jika ada yang curiga sama kamu?. Aku takut kamu ketahuan sama mereka. " Vanesa bertanya pada seorang laki-laki.

Laki-laki itu tersenyum simpul. Memegang tangan Vanesa dengan lembut. "Tidak akan. Kaiser tidak sepinter Devano. Cowok itu mana mungkin percaya sama gue. "

Gadis itu menghela nafas berat. Memberikan kecupan ringan di bibir laki-laki misterius itu. "Jadi Devano mati ditangan kamu El? Kenapa kamu melakukannya?."

El mengangguk kepala. "Bukan salahku membunuhnya. Bajingan itu merasa dirinya lebih baik dariku. Seharusnya aku menjadi ketua geng HORIZON. Tapi si brengsek itu menunjuk Kaiser sebagai penerusnya. "

Tangan laki-laki itu terkepal kuat. "Aku tidak terima dengan itu semua. "

Vanesa mengangguk kepala mengerti. "Aku juga sebenarnya tidak pernah menyukainya. Dianya saja yang jatuh cinta denganku. Setidaknya aku bisa memanfaatkan uangnya. "

El seketika tersenyum simpul. Dia menaruh dagunya di ceruk leher Vanesa. "Kamu memang yang terbaik untukku sayang. "

"Tentu saja. " Tangan gadis itu bergerak membuka kancing baju tidur dengan pelan-pelan. "Pelayanan gratis untuk tuan El. "

•••

"Semuanya udah datang?." Kaiser bertanya pada anggotanya.

"Elang, Elvan sama Elga belum datang bos!." Alaska menyahut dengan cepat.

"Kemana mereka bertiga?. " Kaiser bertanya kembali.

"Trio El nggak ada yang ngasih tahu sama sekali ke kita bos! Mereka ngilang gitu aja. " Rival menjawab dengan memeluk Chika yang duduk di pahanya.

Kaiser mengacak-acak rambutnya gusar. "Yaudah lah, kita gegas ke sana. Walker nggak ada di sana jam segini. " Menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul 18:15 WIB.

Mereka semua keluar dari markas menuju kearah luar. Menaiki motor sport masing-masing. Terlebih dahulu Kaiser dan Alaska melajukan motor.

"Aneh nggak sih trio El itu?." Chika bertanya sambil memakai helm untuk keselamatan dan keamanan.

Rival duduk di atas motornya menggelengkan kepala. "Apa mungkin bener kata Alvian?."

Bersambung...

1
Metana
yang dicekik orang tua lo aja, kenapa Diandra Dia kan gak salah apa-apa/Speechless/
Người này không tồn tại
Next chapter, please! Aku harus tahu kelanjutan ceritanya.
DreamHaunter
Baca cerita ini seperti terlempar ke dunia lain. Aku suka banget, terima kasih telah membuat pengalaman membaca ini begitu intens. 🙌
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Isolde
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!