Seorang wanita yang memiliki kekayaan karena telah membangun sebuah perusahaan yang sudah di kenal di dunia.
Tetapi sayangnya kejayaan itu tidak berlangsung lama karena wanita itu mengalami pembunuhan oleh musuhnya.
Mungkin tubuhnya sudah mati tetapi jiwanya malah berpindah ke seorang tubuh seorang wanita yang memiliki anak kembar 3 dari seorang Kaisar yang mencampakkannya.
Apa wanita tersebut bisa mengubah takdirnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reiza Muthoharah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Telur Gulung
Setengah jam berlalu Aleyza melihat panci dan membuka tutupnya. Senyumnya mengembang melihat beras yang sudah berubah menjadi nasi dan mengeluarkan harum enak.
Eli yang sejak tadi melihatnya mencium aroma nasi membuat nya refleks menutup matanya.
Kemudian Aleyza mengangkat panci tersebut untuk di taruh di atas meja cokelat usang. Untuk di gantikan dengan wajan untungnya di dunia ini sudah ada yang menciptakannya.
Menaruh minyak di atas penggorengan Aleyza memasak dengan terampil bahkan Eli yang melihatnya sampai dibuat takjub dengan gaya nya memotong seperti seorang ahli.
Selesai masak Aleyza memandang puas hasil masakannya. Membawanya di atas meja Aleyza terkekeh melihat Eli yang hampir meneteskan air liurnya.
" Silahkan mencobanya Eli." ucap Aleyza yang mempersilahkan Eli untuk mencoba.
" Tapi, Yang Mulia." ucap Eli ragu untuk mencoba masakan dari Aleyza.
Tapi melihat tatapan dingin Aleyza membuat Eli tidak ada pilihan lain selain mencobanya. Eli mengambil sesendok beras yang sudah berwarna cokelat dan memasukannya ke dalam mulutnya. Bertapa terkejut nya Eli ketika merasa beras yang keras menjadi empuk seperti ini dan rasa asin,manis menjadi satu membuatnya kelihatan semakin enak.
Aleyza tersenyum tipis melihat Eli yang sangat menikmati masakannya. Memang sejak usianya 10 Emily sudah belajar memasak karena ia ingin bisa masak untuk membuat orang tuanya terkesan. Sayangnya hal itu tidak terjadi sebab mereka selalu membuang makanan hasil masakannya dan lebih mementingkan saudara tirinya..
Memikirkannya kebencian nya pada mereka semakin menumbuh padahal Aleyza ingin membalas dendamnya. Tetapi itu tidak mungkin karena di dunianya jasad nya sudah di makamkan hanya bisa berharap asistennya melanjutkan rencananya.
" Eli bangunkan anak-anak, saya yang akan membawa makanannya di taman kebetulan cuacanya cerah bagus untuk kita nikmati." ucap Aleyza sambil melihat ke jendela terdapat sebuah taman kecil untuk menghabiskan pagi bersama.
Eli yang sudah mencicipi masakan Aleyza menggangguk kepalanya sebelum pergi.
Selesai menata makanan nya Aleyza menunggu anak-anaknya sambil meminum secangkir teh hangat dan selembar koran yang di bawakan Eli untuknya. Aleyza menyeringai melihat gambar Kaisar yang bersama salah satu selir nya. Tapi yang membuatnya geram melihat wajah selir telah menuduhnya.
" Mama."
Mendengar suara memanggilnya Aleyza langsung mengatur nafasnya yang tadi memburu sebelum mengalihkan pandangannya melihat kedatangan Alrick, Elrick, dan Andriana.
" Selamat pagi puteriku." ucap Aleyza sambil memeluk Adriana yang berada di bawahnya.
" Selamat pagi juga para ksatria ku." ucap Aleyza sambil tersenyum manis.
Alrick dan Elrick melirik satu sama lain karena Mama nya mengucapkan sapaan dan memanggil mereka dengan lembut. Sesuatu yang baru bagi mereka.
" Selamat pagi juga mama." ucap Elrick yang menyapa Aleyza.
Aleyza yang mendapatkan sapaan dari anak keduanya menghampirinya dan mencium keningnya. Sebelum pandangannya tertuju Alrick yang memalingkan wajahnya dengan tatapan dingin di matanya.
Aleyza tidak bisa menyembunyikan perasaan geli melihat tingkah tsundere Alrick yang tampak diam. Sebelum mencium keningnya sama.
Alrick yang melihatnya wajahnya semerah tomat tapi dia merasakan perasaan senang melihat Mama nya sama sekali tidak melupakannya.
Aleyza menggandeng tangan Alrick dan Elrick menuju tempat Adriana yang sudah duduk melihat ke arah makanan di atas meja.
" Mama ini apa?" tanya Adriana sambil menuju telur yang sudah di gulung seperti roll.
" Oh itu adalah telur gulung cobalah." ucap Aleyza yang duduk di samping Alrick.
Adriana menggangguk kepalanya sebelum memasukan telur gulung ke dalam mulutnya. Wajahnya seketika berbinar merasakan telur gulung itu terasa enak.
" Mama ini enak Adriana sangat menyukainya." ucap Adriana sambil memiringkan kepalanya dan tersenyum.
Aleyza yang melihatnya merasa senang.
" Apa ini rasanya seorang ibu melihat anaknya merasakan masakannya." batin Aleyza.
Countine...