NovelToon NovelToon
The Mystery Of Life: SECRET PORTAL

The Mystery Of Life: SECRET PORTAL

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Dunia Lain / Cinta Murni / Fantasi Wanita
Popularitas:478
Nilai: 5
Nama Author: Carmellia Amoreia

Seorang gadis bernama Sheritta yang bekerja di sebuah toko pastrynya bersama dengan kedua orang temannya yaitu Ethelia dan Vienna yang juga membantunya untuk membuka toko itu sampai akhirnya sekarang dapat berjalan dengan beberapa karyawan lainnya.

Ia menyadari pria yang lebih tua darinya 2 tahun yang merupakan langganan toko pastrynya itu ternyata adalah orang yang sama yang dulu pernah menyelamatkannya dari sebuah musibah.

Pria itu bekerja di perusahaan kosmetik yang di mana terdapat suatu rahasia yang selalu ditutup oleh perusahaan kosmetik yaitu portal yang berada di sebuah ruangan diskusi dipercaya pada zaman dulu portal itu selalu terbuka lebar dan tidak pernah tertutup.

Apakah isi dari portal itu? Bagaimana bisa terdapat portal rahasia di sana? Dan apakah kehidupannya Sheritta berubah total setelah kejadian aneh ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 28 - THE PROGRESSION

Pada hari Sabtu, tanggal 3 Desember 20xx. Di pagi hari tepatnya pada jam 8 pagi yang saat itu cuaca di luar terlihat sedikit berangin dan beberapa awan abu-abu yang menutupi langit biru, hal ini bisa berarti bahwa cuaca kali ini agak sedikit mendung dan akan hujan dalam waktu dekat.

Namun meskipun begitu, angin tetap bertiup lumayan kencang dan bahkan lebih awan-awan putih yang tadinya menghiasi langit, sekarang berubah menjadi abu-abu muda sampai tua dengan beberapa burung gereja yang sedang lincah berterbangan di udara untuk mencari tempat perlindungan sebelum hujan.

Saat di dalam kantor perusahaan tari balet itu tepatnya di dalam ruangan latihan yang ada di lantai 15 di ruangan yang sama saat kami pertama kali latihan bersama, aku dan beberapa ballerina lainnya sedang latihan dengan giat di depan cermin besar yang ada di dalam ruangan itu. Kami sejak tadi jam 6 pagi telah menyiapkan diri untuk tampil dengan sempurna dan menarik.

Kami menyamakan setiap gerakan dan membenarkan setiap gerakan yang dilakukan dengan sesama ballerina agar terlihat sempurna.

Pertunjukkan yang akan dilakukan di luar ruangan pada jam 2 siang itu tepatnya di tengah kota nanti ternyata lokasinya cukup jauh dari perusahaan tari balet ini sehingga kami harus segera berangkat dari jam 1 siang.

Sebelum itu, kami sudah menghapal semua gerakannya dengan sangat baik karena terus menerus latihan masing-masing saat ada waktu luang.

Tiba-tiba guru tari balet kami memasuki ruangan ini dengan pakaian yang rapi dan sopan. Ia berjalan memasuki ruangan dan berdiri di depan kami untuk memberitahu sebuah informasi penting, kami pun langsung berkumpul sesuai dengan arahan yang diberikan olehnya.

Guru balet kami yang bernama Leinora ini pun tersenyum melihat ke arah kita lalu menyampaikan informasi penting itu, “Jadi kali ini aku ingin mengapresiasi kalian karena kalian sudah bisa melakukan tarian balet yang sangat sempurna dan latihannya juga sangat luar biasa. Selain itu nanti sebelum berangkat, di jam 12 siang kita akan menyediakan makan siang dulu. Apakah di sini ada yang ingin bertanya sesuatu?”

Guru balet kami, yang biasa kami panggil bu Leinora adalah sosok yang paling sering mengajar kami balet di sini dan juga ia terlihat seperti orang Jerman karena nada bicaranya. Aku suka dengan bicaranya karena terdengar berwibawa dan santai.

Warna suaranya hijau muda dan biru langit yang artinya dia bisa diandalkan dan juga sangat baik untuk dijadikan teman curhat karena masalah kita akan dengan mudah kita pecahkan ketika bersama dengannya.

Tak lama kemudian, Nemilia pun mengangkat tangannya dan bertanya sesuatu kepada bu Leinora itu.

“Kira-kira dalam sebulan bisa ada berapa pertunjukkan?”

“Paling banyak sih sejauh ini lebih dari 20 ya, tapi ini pun untuk ballerina yang sudah lama berada di bidangnya atau sudah profesional. Untuk kalian paling banyak 3 aja dulu, nanti juga seiring berjalannya waktu kalian akan berkembang dengan sendirinya” jawab guru itu dengan tatapan matanya yang jelas ke arah Nemilia dan nada suara yang halus.

“Tapi bisa kah kalau kita mau request untuk melebihkan jumlah pertunjukkan dalam sebulan?” Tanya Celline dari belakangku.

Bu Leinora pun menjawab dengan tersenyum ramah, “Boleh aja kok, kalian tinggal langsung saja menemui saya ya”

Celline pun menjawab kembali, “oke bu”

“Oke karena hanya itu saya yang mau saya sampaikan jadi sekarang saya mau melihat penampilan kalian yang terakhir kalinya” kata guru itu dengan raut muka yang terlihat sangat senang dan duduk di sebuah kursi lipat yang ada di sana.

Warna suaranya terlihat berubah menjadi warna jingga dan sedikit kuning yang artinya dia sangat antusias melihat penampilan kami yang terakhir kali. Kami pun langsung membentuk barisan untuk melakukan tampilan latihan balet kepada guru kami itu dengan antusias dan mulai melakukan tarian baletnya dengan sangat indah dan sempurna.

Beberapa menit setelah kami mulai menunjukkan performa latihan balet kami, akhirnya kami menutup tarian balet itu dengan sangat menarik sebagai arti bahwa tarian baletnya sudah selesai.

Setelah itu, bu Leinora yang dari tadi telah menyaksikan kami pun akhirnya tersenyum dan bertepuk tangan di akhir tarian balet kami tepat setelah tarian itu sudah selesai.

“Pertunjukkan kalian tadi sudah sangat bagus, lebih banyak gerakan yang sudah benar daripada yang kemarin. Aku rasa kalian harus latihan sedikit lagi untuk menyamakan gerakan dengan yang lain soalnya tadi terlihat ada beberapa yang terlalu cepat dan ada beberapa yang lebih lambat” kata bu Leinora itu kepada kami dengan nada bicaranya yang ramah.

“Baik ibu”

Bu Leinora itu pun beranjak dari tempat duduknya itu lalu berdiri dan berkata kepada kami dengan senang hati, “Oke kalau gitu tugas saya sudah selesai di sini, selamat latihan”

Sesaat setelah ia berjalan meninggalkan ruangan ini, kami pun memutuskan untuk beristirahat sebentar terlebih dahulu karena sudah merasa agak lelah.

***

Saat di kantor perusahaan kosmetik itu tepatnya di jam 9 pagi, di sebuah ruangan magang terdapat Armelyn yang sedang membantu Virissa mengerjakan revisi dokumen yang diberikan oleh pak Rodrick lewat emailnya. Virissa yang baru saja balik dari toilet itu terlihat sedang mengenakan pakaian atasan kemeja berwarna merah muda dengan corak bunga mawar di seluruh bagian kemeja dan bawahan celana panjang hitam.

Ia berjalan memasuki ruangan itu dan mendekati Armelyn yang sedang sibuk fokus mengerjakan hal itu lalu menoleh dan menatap ke arahnya.

“Oh iya dokumennya sudah selesai kah?” Tanya Virissa dengan nada suara yang lembut.

Armelyn pun menatap ke arah Virissa kembali dan menjawabnya, “Belum kak, tapi ini tinggal sedikit lagi”

Virissa pun duduk di kursinya yang terletak di sebelah kanannya Armelyn lalu berkata kepadanya dengan muka yang senang, “Saat 2 hari lalu, aku dengar kabar bahwa kamu hampir dimarahi dan diancam dipecat di ruangannya pak Rodrick tapi tidak jadi karena ada Ethan yang membela kamu”

“Iya benar, aku lagi sakit kepala banget di hari itu soalnya belum makan juga dari pagi” jawab Armelyn sambil bekerja merapikan dokumen itu.

Virissa pun menatap Armelyn kembali dengan tatapannya yang halus lalu berkata kepadanya, “Ethan khawatir banget tahu sama kamu soalnya di saat itu kamu langsung pingsan habis Ethan membela kamu”

Armelyn pun menghela napasnya dan berhenti mengerjakan revisi itu sebentar lalu menoleh ke arah Virissa dan menjawabnya, “Jujur aku merasa bersalah sih meskipun dia yang mengantarkanku pulang soalnya aku juga tahu dokumen itu penting banget buat pak Rodrick di saat itu”

“Iya dan dia sudah dimintai dokumen itu dari beberapa hari lalu, mereka tidak ingin mengulurkan waktu lagi jadi pak Rodrick sangat marah” jawab Virissa menjelaskan semuanya.

Armelyn pun menatap ke layar laptopnya lagi dan mengabaikannya lalu fokus mengerjakan revisi dokumennya itu. Tak berapa lama, Virissa pun mengecek ponselnya karena ada suara notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya. Ternyata pesan itu adalah dari Ethan yang menyuruhnya untuk memanggil Armelyn karena ia ingin menemuinya.

Virissa pun menoleh ke arah Armelyn dan berkata kepadanya, “Oh iya lyn, ini tadi Ethan memberikan pesan chat kepadaku soalnya dia bilang kamu tidak balas pesan chatnya. Dia pengen kamu ke ruangannya segera, ada urusan katanya”

Beberapa saat setelah itu, akhirnya Armelyn selesai mengerjakan revisi dokumennya. Ia pun menatap ke arah Virissa dan memberitahunya dengan tersenyum, “Owalah oke, ini dokumennya juga sudah selesai semua revisinya”

“Wahh bagus deh, ini aku aja yang cetak nanti. Kamu langsung aja ketemu Ethan” jawab Virissa sambil tersenyum dan mengambil laptopnya sendiri untuk mencetak dokumen itu di lantai 20 nanti.

Armelyn pun menjawabnya, “Oke kak, aku duluan ya”

“Eh kita bareng aja” jawab Virissa sambil menatap ke arah Armelyn lalu kembali fokus mengambil barangnya untuk dicetak nanti di lantai 20.

Armelyn dan Virissa pun beranjak dari kursinya lalu berjalan keluar ruangan bersama. Mereka pun berjalan menuju lift bersama, Virissa menuju lantai 20 sedangkan Armelyn menuju lantai 38 tempat di mana ruangan divisi HRD berada.

1
Tutie Arkan
mencoba paham mksd jln critanya tp kok seperti terjemahan krn alurnya berantakan ya...serius sih...
xyusin
seru banget kk 💪
yuk mampir kenovel aku
Kakashi Hatake
Ngga nyangka! Keren abis!
Achewalt
Endingnya puas. 🎉
_Sebx_
Bagus banget deh, bikin nagih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!