Adrian adalah seorang pemuda yang tanpa sengaja mendapatkan kekuatan mata yang super hebat. Selain dapat menembus setiap benda, mata itu juga memberikan Adrian kemampuan medis legendaris dan juga bela diri kuno.
Seketika nasib Adrian berubah dan banyak di sukai oleh para wanita cantik.
Sekilas cahaya keemasan terlintas di mata Adrian.
"Apa ini, mataku mampu menembus pakaiannya," ucap adrian.
Bagaimana kelanjutannya bisa langsung di baca di novel ini ya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 1 PENGHIANAT
"Plak," sebuah tamparan keras menggema di sebuah jalan yang ramai dengan pejalan kaki.
Angin seolah yang sebelumnya berhembus sepoi-sepoi seakan berhenti sejenak menyaksikan kejadian tersebut dan bahkan tampak semua orang mulai menontonnya.
Tamparan itu di lakukan oleh seorang wanita muda kepada seorang pria yang merupakan kekasihnya.
"Mulai saat ini kita tidak memiliki hubungan apapun lagi," tegas wanita berusaha untuk kuat.
Tampak mata wanita itu mulai memerah seolah menahan air matanya yang hendak jatuh.
Wanita itu kemudian mulai kembali tersenyum seolah sangat yakin dengan perkataannya barusan.
Wanita muda itu bernama Angel yang berusia 23 tahun dan terlihat cukup cantik dengan rambut pendek sebahu.
"Sayang, apa yang barusan kamu katakan?" tanya si pria sambil memegangi pipinya yang memerah akibat bekas tamparan.
Pria itu bernama Adrian, Adrian merupakan seorang pria muda dengan penampilan sederhana. Adrian sebenarnya cukup tampan hanya saja pekerjaannya yang serabut membuat dirinya di pandang setengah mata.
"Apa kamu tuli?" balas Angel dengan nada keras.
"Aku bilang aku mau putus dan satu lagi, kamu jangan memanggilku dengan sebutan sayang, karena aku merasa jijik mendengarnya," sambung Angel.
Adrian sangat terkejut mendengarnya dan seolah dirinya sulit untuk dapat mempercayainya. Sebelumnya hubungan mereka sangat baik-baik saja dan janjian di tempat ini untuk jalan bersama.
Tapi di luar dugaan karena tiba-tiba saja angel ingin putus hubungan dengannya.
Adrian segera mendekati angel dan memegang kedua bahunya sambil menatap wajah angel.
"Angel katakan, pasti ada kesalahpahaman di antara kita?" tanya Adrian dengan panik dan wajah memelas.
"Selama ini aku begitu mencintaimu dan aku juga tahu bahwa kamu juga mencintaiku," sambung Andrian.
Namun Angel langsung mendorong tubuh Andrian menjauh darinya dengan kuat.
"Cinta... kamu tidak pantas berbicara tentang cinta kepadaku," ujar Angel.
"Jujur saja selama ini aku tidak pernah mencintaimu, yang aku inginkan adalah semua hasil kerjamu yang tidak seberapa itu," sambung Angel.
Selama ini Adrian bekerja serabutan dan bahkan paruh waktu untuk bisa mendapatkan banyak uang agar bisa menyenangkan Angel.
"Apa maksudmu sebenarnya Angel?" tanya Andrian masih belum begitu mengerti.
Angel tampak memalingkan wajahnya seolah tidak bisa menjawab pertanyaan dari Andrian. Angel terlihat diam saja seolah sedang ada sesuatu yang sedang di sembunyikan oleh angel namun Andrian tidak mengetahuinya.
"Maksudnya dia tidak cocok dengan pria miskin sepertimu," sela seorang pria secara tiba-tiba muncul.
Pria itu adalah seorang lelaki dengan umur 40 tahunan dan berbadan gemuk, dengan menggunakan setelah jas rapi berwarna hitam.
Pria gemuk itu bernama Doni dan langsung merangkul pinggang dari Angel dengan sangat mesra. Di belakang Doni terdapat dua orang pengawal berbadan kekar dan berotot.
"Sayang kenapa lama sekali, aku sudah menunggumu dari tadi," ujar Doni kepada Angel.
"Maaf aku..." balas Angel dengan berusaha tersenyum manis kepada Doni.
Adrian yang melihat itu seketika menjadi sangat marah. Bagaimana mungkin seorang wanita yang dia cintai bisa di rangkul oleh pria lain. Terlebih lagi pria itu terlihat cukup tua.
"Brengsek, beraninya kamu menyentuh pacarku," ujar Adrian dengan marah menghampiri Doni.
Adrian hendak menarik tubuh Doni menjauh dari Angel, namun seketika dua pengawal Doni langsung memegangi tubuh Adrian dengan kuat.
"Sialan lepaskan aku!" Adrian mencoba memberontak, namun sia-sia saja, Adrian bak seekor semut bagi kedua pengawal itu.
"Jadi dia adalah kekasihmu itu," ujar Doni kepada Angel.
"Tidak, aku sudah berpisah darinya," jawab Angel.
"Baguslah kalau begitu," ujar Doni dengan puas.
Doni yang terkenal dengan kekejamannya dan langsung memberikan kode kepada kedua pengawalnya. Seketika kedua pengawal berbadan besar dan berotot itu langsung menghajar Adrian.
"Buk, brak," tendangan dan tinjuan menghantam tubuh Adrian dengan keras.
Seketika Adrian langsung jatuh di atas jalan. Namun bukannya berhenti, kedua pengawal itu justru langsung menginjak-injak tubuh Adrian tanpa ampun.
Adrian berteriak kesakitan, namun tidak ada satu orang pun yang berada di sana untuk mencoba menolongnya.
Angel sendiri terlihat mulai tidak tega dan kasian melihat Adrian yang menderita ini.
"Tuan Doni sudah cukup tolong hentikan!" pinta Angel kepada Doni.
"Apa kamu bilang?" tanya Doni tampak terkejut mendengarnya.
"Apa kamu masih peduli kepadanya?" sambung Doni bertanya.
"Bukan seperti itu, aku hanya tidak mau kamu terkena masalah hukum karena membunuhnya di tempat umum," jelas Angel.
"Hahaha, kamu benar," ujar Doni tampak puas.
Doni memerintahkan kedua bawahannya untuk berhenti dan terlihat Adrian yang sudah tergeletak dengan bersimbah darah.
"Kamu dengar, jika bukan di tempat ramai aku sudah menghabisi mu," ujar Doni kepada Adrian.
Adrian seolah tidak memperdulikan semua yang terjadi kepada dirinya. Baik semua luka yang membuat tubuhnya seolah mati rasa. Rasa cinta Adrian kepada Angel begitu dalam yang membuat dirinya mampu untuk menahannya.
"Angel aku tahu kamu mencintaiku, tapi kenapa semua ini, ada apa sebenarnya?" tanya Adrian dengan suara lirih dan tertatih-tatih.
Doni yang mendengarnya kembali menjadi marah dan menunjukkan wajah bengisnya. Doni hendak kembali memerintahkan bawahannya untuk menghajar Adrian kembali.
Namun tiba-tiba saja Angel langsung mencium bibir Doni dengan cepat.
"Sayang bukankah kamu hendak mengajakku ke suatu tempat, lupakan dia, jangan mengganggu mood kita," ujar Angel dengan manja.
Doni kembali menatap Angel yang begitu cantik di hadapannya. Seketika tampak wajah Doni terlihat mesum dan menelan ludahnya sendiri. Angel benar-benar sangat cantik dan sangat menggoda di mata lelaki.
"Ya kamu benar sayang," balas Doni kepada Angel.
Kemudian Doni membelai rambut Angel sehingga membuat Angel memalingkan wajahnya karena malu.
Adrian sangat marah melihatnya namun tubuhnya seolah mati rasa dan tidak bisa bergerak akibat luka di sekujur tubuhnya. Sehingga Adrian hanya menunjukkan ekspresi marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
"Kamu dengar bukan, aku akan membawa Angel ke hotel dan menghabiskan malam bersama," ujar Doni kepada Adrian.
"Bukankah benar sayang?" sambung Doni bertanya kepada Angel.
"Kamu membuat ku malu saja," jawab Angel dengan manja.
Kemudian Doni merangkul pinggang Angel dan membawanya pergi dari sana di ikuti oleh dua pengawalnya.
Hati Adrian menjadi sangat hancur, selama 2 tahun ini dia berpacaran dengan Angel dan begitu menyayangi dan menjaganya. Adrian selalu menjaga kehormatan Angel tapi tidak di sangka nasibnya justru seperti sekarang ini.
Adrian pertama kali bertemu dengan Angel ketika Angel sedang terjatuh dari sepeda motor dan kakinya terluka. Adrian yang melihatnya segera membawanya pergi ke rumah sakit. Hampir setiap hari Adrian selalu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Angel sampai akhirnya angel sembuh.
Perhatian dan ketulusan Adrian ini yang membuat Angel jatuh hati kepadanya, hingga akhirnya mereka berdua memutuskan untuk berpacaran.
Namun siapa yang menyangka bahwa Angel telah mengkhianati cinta di antara mereka sehingga membuat hati Adrian hancur seketika. Ini adalah cinta pertama Adrian dan harus berakhir dengan menyakitkan.
Dari kejadian ini Adrian menyimpulkan bahwa Angel adalah seorang wanita mata duitan yang rela bersama seorang pria tua hanya demi uang.
"Kamu membuatku sangat kecewa," ucap Adrian lirih.
Sesaat kemudian pandangan Adrian menjadi gelap dan tidak sadarkan diri. Orang-orang yang menonton itu juga mulai mendekati tubuh Adrian yang tergeletak di aspal.
"Apakah dia mati?" tanya seseorang di sana kepada rekannya.
"Sudah biarkan saja, itu bukan urusan kita."