NovelToon NovelToon
Anak Tersembunyi Sang Kapten

Anak Tersembunyi Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Tentara / Menikahi tentara
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Deyulia

Setelah lulus SMA, Syafana menikah siri dengan kekasihnya yang baru saja lulus Bintara TNI-AD. Sebagai pengikat bahwa Dallas dan Syafana sudah memiliki ikatan sah. Pernikahan itu dirahasiakan dari tetangga maupun kedinasan.

Baru beberapa hari pernikahan siri itu digelar, terpaksa Dallas harus mengikuti pendidikan selama dua tahun. Mereka berpisah untuk sementara.

"Nanti setelah Kakak selesai pendidikan dan masa dinas dua tahun, kakak janji akan membawa pernikahan kita menjadi pernikahan yang tercatat di secara negara," janji Dallas.

"Kak Dallas janji, harus jaga hati," balas Syafana.

Namun baru sebulan masa pendidikan, Dallas tiba-tiba saja menalak cerai Syafana. Syafana hilang kata-kata, sembari melepas Hp nya ke ubin, tangan Syafana mengusap perutnya yang kini sudah ditumbuhi janin. Tangis Syafana pecah seketika.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 Pertemuan Kembali Syafana Dan Dallas

     Suara Komandan Ajenxxx terdengar memberikan pidatonya. Kata sambutan dan lain sebagainya masih disampaikannya. Berhubung hari ini adalah hari yang merupakan penentuan bagi siswa-siswa Caba PK tahun ini, siapa yang lulus maupun belum.

     Suasana di kesatuan itu semakin lama semakin ramai dan riuh. Namun para personil TNI maupun ASN kesatuan tersebut, dengan sigap mengarahkan dan memberi tempat bagi para keluarga yang sengaja datang untuk menyaksikan atau mendengarkan siapa saja siswa yang lulus. Diantara mereka semua tentu saja berharap, anak atau anggota keluarganya yang saat ini sedang mengikuti tes bintara, mendapatkan nilai terbaik atau lulus.

     Masih belum pada puncak acara, pidato Komandan disambung oleh salah satu panitia penyelenggara pendaftaran bintara di kesatuan itu, untuk memberi sedikit arahan pada para calon bintara yang kini sudah berbaris rapi dengan kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam.

     Dalam barisan, Sakala berkali-kali menghela nafas dalam. Di dalam hati terucap doa. Sakala meminta agar dirinya termasuk siswa yang lulus. Bayang-bayang sang mama yang selalu memberikan kekuatan, tiba-tiba muncul dan tersenyum kepadanya, juga sosok papa yang pernah ia mimpikan, memberikan senyum padanya.

     Tidak lupa, bayang emak dan abahnya juga kini membayang. Mereka datang seolah memberi keyakinan bahwa Sakala akan sukses.

     Dari sela barisan, Sakala sesekali mengintip, mencari sosok yang selama ini selalu membantunya secara moril. Dia yang pernah bilang, anggap saja dirinya papa jika Sakala sedang merindukan sang papa, tidak terlihat di mana keberadaannya sejak Sakala memasuki gerbang kesatuan.

     Padahal Sakala ingin memberikan bolu pandan pada Kapten satu itu, apabila sang mama sudah tiba. Namun, baik Kapten Dallas maupun sang mama, belum terlihat sama sekali olehnya.

     "Di mana Pak Kapten, kenapa belum kelihatan sejak tadi?" herannya sembari melihat Hp nya yang sejak tadi diam di dalam saku celananya. "Mama juga, kenapa belum kelihatan? Sepertinya mama sudah berbaur dengan para orang tua yang lain," pikir Sakala tidak terlalu risau.

     Sementara itu, Syafana yang masih dalam perjalanan, merasa was-was apabila dirinya terlambat. Dia tidak ingin melihat sang anak kecewa karena keterlambatannya.

     "Tidak apa-apa mama terlambat, asal Saka lulus. Di sana juga sudah ada emak dan abah. Jadi, Saka tidak usah khawatir," batinnya berusaha tenang.

     Syafana masih belum sampai juga, sementara dirinya kini tengah menahan beban kantung kemihnya yang mendorong-dorong ingin segera dikeluarkan.

     "Ya ampun, malah pengen buang air kecil. Tahan-tahan, sebentar lagi sampai di kesatuan Ajenxxx," hiburnya sembari menahan kantung kemihnya supaya menahan urin di dalamnya.

     Waktu yang diburu, akhirnya sampai juga. Syafana tiba di kesatuan tepat sekitar jam 11.00 Wib. Dia menduga kalau pengumuman kelulusan itu sudah berlalu. Tapi, kenapa suasananya masih terlihat biasa? Belum ada calon siswa yang hilir mudik. Semuanya masih terlihat adem.

     Syafana segera memarkir motornya di samping motor-motor yang lain. Dia segera berlari kecil menuju toilet terdekat, itupun ia harus berjuang dengan bertanya dahulu pada beberapa orang ASN kesatuan itu, di mana toilet berada.

     Untung saja, di dekat parkiran ternyata ada toilet, buru-buru Syafana menuju ke sana. Ternyata toilet itu penuh oleh para orang tua siswa yang datang ikut menantikan pengumuman siapa saja siswa Caba yang lulus.

     "Aduh, bagaimana ini?" bingungnya seraya keluar dari area toilet dekat parkiran. Syafana mencari toilet lain, dia berpikir tidak mungkin kesatuan seluas ini toilet hanya di dekat parkiran.

     "Maaf, Bu. Saya mencari toilet, apakah ada lagi toilet selain di dekat parkiran?" tanya Syafana pada seorang anggota PNS yang kebetulan tengah berjalan di lorong yang sama.

     "Ini Mbak, belok kanan. Kurang lebih 30 meter ada mesjid. Di sana toilet berjejer." Jawaban seorang ASN itu cukup melegakan Syafana. Syafana tersenyum seraya berterimakasih.

      "Terimakasih banyak, Bu," ucap Syafana seraya berlalu dan belok kanan sesuai arahan ibu PNS tadi. Syafana berjalan terburu-buru, terlebih dia bukan hanya ingin buang air kecil, melainkan tidak ingin dia terlambat dalam mendengarkan pengumuman siapa saja siswa yang lulus.

     "Brughhhhhh."

     Tubuh Syafana tiba-tiba saja menabrak seseorang di depannya yang sama sekali tidak dia lihat. Syafana berjalan terburu-buru tanpa melihat di depannya. Otomatis tabrakan tadi sedikitnya membuat ia merasa kesakitan.

     "Awwww." Syafana mengaduh.

     Orang yang bertabrakan dengannya, dengan cepat mengalihkan perhatian pada Syafana.

     "Maaf, Pak. Saya tidak sengaja, tadi saya buru-buru karena mau ke toilet," ucap Syafana merasa tidak enak.

     "Syafa? Kamu Syafa, kan?" Orang yang bertabrakan dengan Syafana malah bertanya dan menyebut nama Syafana. Perlahan Syafana mendongak, sontak wajahnya terkesiap saat ia melihat orang di depannya adalah Dallas.

     "Ka~Kak Dallas?" gugupnya sangat kaget. Jantung Syafana tiba-tiba berdegup sangat kencang, tubuhnya tiba-tiba lemas dengan mata melotot ke arah Dallas. Pikirannya kini kacau, nama yang ingin dia sebut pak, tapi entah kenapa selalu saja kak.

     Syafana terpaku, tapi tubuhnya benar-benar lemas. Dia tidak menyangka bahwa dia akan dipertemukan lagi dengan Dallas di sini. Apakah Dallas sengaja mengikutinya?

     "Sya, kamu mau ke toilet?" tanya Dallas menatap sungkan ke arah Syafa. Ingin rasanya menuntun tangan lembut itu dan mengarahkannya ke toilet, tapi Dallas sungkan.

     "Eu a~anu, a~aku mau ke toilet," jawabnya sembari berjalan dengan pelan, terlihat kaki Syafana bergetar. Dengan terpaksa Dallas meraih tangan Syafana lalu membawanya ke depan toilet. Untung saja toilet dekat mesjid ini sepi jam-jam di bawah jam 12 siang, sehingga Dallas bisa meraih Syafana menuju depan toilet.

     "Maaf, aku terpaksa memegangmu. Karena aku lihat tubuhmu lemas dan bergetar. Masuklah dan kembalikan kekuatan tubuhmu. Jangan sampai saat melihat aku, kamu justru tidak bertenaga. Bukankah kamu akan menyaksikan pengumuman kelulusan putra kita," ujar Dallas.

     Deg, kembali jantung Syafana berdegup kencang. Dia sungguh tidak bisa berkata apa-apa selain terpaku. Karena pertemuannya dengan Dallsa di kesatuan ini, benar-benar di luar dugaannya.

     Syafana masuk ke dalam toilet dan segera membuang urin dalam kantung kemihnya yang sejak di jalan tadi ingin keluar. Dada Syafana masih berdegup kencang, dia ingin menjerit dan bertanya kenapa kini harus dipertemukan lagi dengan Dallas.

     Setelah tenaganya lumayan pulih dan kembali kuat, Syafana perlahan keluar dari toilet. Dia berharap Dallas sudah tidak ada di dekat toilet.

     Namun, nasib baik seakan tidak ingin menimpanya. Dallas masih ada di sekitar toilet, seakan sengaja menunggunya.

     Syafana memberanikan diri melewati Dallas. "Sudah, Sya?" tanyanya sambil berdiri tegap memperlihatkan kharismanya.

     "Kenapa Kak Dallas selalu saja mengikuti aku? Tidakkah Kak Dallas biarkan aku tenang sekali saja?" todongnya. Dallas hanya tersenyum seakan sedang menggoda Syafana. Syafana memalingkan muka kesal.

     "Sya, aku tidak sedang mengikutimu. Tapi, kantor aku memang di sini. Aku sudah lima tahun berdinas di kesatuan ini," jawab Dallas membuat Syafana seketika hilang keseimbangan dan pingsan.

1
rifa chustoni
minal aidzin wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin juga kak☺️
Sri Wahyuni
minal aidzin wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin.....selalu d tunggu updatenya kakak ❤️
dyah EkaPratiwi
mohon maaf lahir batin Thor
Lina Zascia Amandia: Sama2 Kak...
total 1 replies
Esther Lestari
Selamat hari raya Idul Fitri. Minal Aidzin Walfaidzin🙏
Lina Zascia Amandia: Sama2 Kak...
total 1 replies
Rizky Tria
selamat hari raya idul fitri, minal aidzin walfaidzin 🙏
Lina Zascia Amandia: Sama2 Kak..
total 1 replies
Reni
selamat hari raya idul Fitri minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin 🙏 😊
Lina Zascia Amandia: Sama2 Kak
total 1 replies
werdi kaboel
saya tidak punya kampung., jd lebaran cuma silaturahmi ke tempat keluarga aja
Lina Zascia Amandia: Gpp Kak, dekat gak kaluar biaya byk.
total 1 replies
SJR
Assalamu'alaikum, mampir thor saling suportnya 🙏
Lina Zascia Amandia: Waalaikumsalam.
total 1 replies
Sh
aku maunya ga jadi enak banget Dallas..betul kalau kemarin ga main talak aja tapi jantan dikit...masih boleh balik..cuma ceritanya pusing ya...istri siri vs. istri sah...tapi masalahnya keduanya masih single dan masih ada rasa...terus anak yang mendukung...tinggal pilih...masih pertahankan ego atau maafkan ,lupakan, melangkah ke depan hidup baru ... pasti bahagia menanti
Bambang Suboko
sya terimalah Dallas demi
Sakala nunggu apa lagi tdk usa ego
Juwita Eli
pelit sekarang update nya
Lina Zascia Amandia: Sedang dlm perjalanan mudik Kak, maaf yaa.
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
terharu. apa tanggapan sakala andai tau kebenarannya selama ini ya?
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semangat semuanya
Lina Zascia Amandia: Semangat juga Kak...
total 1 replies
Misiyah Waluyo
/Rose/
Lina Zascia Amandia: Makasih Kk.
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
mengharukan. perjuangan masih lanjut, Dallas
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kasihan Dallas, tapi sakitnya syafana pun tak bisa diabaikan. 🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🧐🧐🥺
Lina Zascia Amandia: Iya betul Kak..
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
tak sengaja ketemu mantan mama mertua.
Tiara Bella
sedih bngt.....sabar ya syafana
Tiara Bella
aku mampir dan menyimak ya Thor
Lina Zascia Amandia: Makasih Kak...
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
masa lalu yang terhubung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!